Cerpen Cinta Romantis "Kenalkan Aku Pada Cinta" ~ 01 / 19
Cuap - cuap : Ide cerpen cinta romantis ini sebenernya udah lama. Lama banget. Tapi berhubung masih punya utang sama erwin terpaksa di tunda mulu. Nge'endingin cerpen kala cinta menyapa dulu. Nah, berhubung tu cerpen sekarang udah end, so akhrinya cerpen ini bisa terealisasikan juga.
Happy Reading ya....
"Jika memang Lelucon, Ini sama sekali nggak lucu
Jika tentang harapan, Harapan ini terlalu semu
Jika hanya kebetulan, ah kenapa selalu hanya sebuah kebetulan yang terus berlanjut?... #Edisi galau...
"Iya ma, Astri tau. Astri janji, Astri akan baik baik saja. Oke?"
Setelah mendengar balasan dari seberang, Astri mematikan telponnya. Di helanya nafas dalam dalam sebelum kemudian di hembuskannya secara berlahan. Sejenak matanya menatap benda elektornik yang beberapa saat yang lalu digunakan untuk berkomunikasi dengan ibunya. Astaga, ia hanya ikut camping beberapa hari bersama teman temannya tapi kenapa ibunya terus terusan merecokinya. Baiklah, bukan merecoki, tepatnya menghawatirkannya. Tapi itu bukan berarti ia harus di telpon setiap saat bukan?.
Saat berbalik, Astri hanya mampu menyengir singkat. Gelengan kepala Alya yang menatapnya sudah cukup untuk membuatnya mengerti kalau sahabatnya yang satu itu heran akan dirinya.
"Nyokap loe?"
Astri hanya mengedikan bahu sebagai jawaban.
"Gue heran deh, loe kan sudah kuliah. Udah segede gini masa nyokap loe masih ngontrol hidup loe terus si?" komentar Alya sambil melangkahkan kaki menuju ke perkemahan mereka.
"Bukan mengontrol, mama cuma khawatir. Secara loe tau kan kalau gue nggak pernah pergi jauh," terang Astri meralat. Gantian Alya yang angkat bahu.
"Eh liat. Cakep ya?"
"Siapa?" tanya Astri sambil mengikuti arah telunjuk Alya.
Matanya sedikit menyipit sementara tangannya terangkat membetulkan letak kacamata yang ia kenakan. Memperhatikan dengan seksama sosok cowok dengan stelan kaos abu - abu di tambah jaket plus topi untuk melindungi diri dari terik mentari.
"Maksut loe kak Andre?" tanya Astri sambil mengalihkan tatapan matanya kearah Alya yang ternyata belum mengalihkan tatapannya.
"Iya. Ah pasti beruntung banget ya cewek yang bisa memenangkan hatinya," tambah Alya lagi.
Astri tidak menjawab. Namun sekilas ia kembali mengedarkan padangannya ke arah Andre yang tampak sedang memberikan interuksi pada teman - temannya. Sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang menjadi topik pembicaraan dua orang sahabat yang mengaguminya.
"Sudah lah, ayolah kita ketenda," ajak Astri sambil menyeret tangan Alya. Menarik tangan gadis itu agar mengikuti langkahnya.
Happy Reading ya....
"Jika memang Lelucon, Ini sama sekali nggak lucu
Jika tentang harapan, Harapan ini terlalu semu
Jika hanya kebetulan, ah kenapa selalu hanya sebuah kebetulan yang terus berlanjut?... #Edisi galau...
"Iya ma, Astri tau. Astri janji, Astri akan baik baik saja. Oke?"
Setelah mendengar balasan dari seberang, Astri mematikan telponnya. Di helanya nafas dalam dalam sebelum kemudian di hembuskannya secara berlahan. Sejenak matanya menatap benda elektornik yang beberapa saat yang lalu digunakan untuk berkomunikasi dengan ibunya. Astaga, ia hanya ikut camping beberapa hari bersama teman temannya tapi kenapa ibunya terus terusan merecokinya. Baiklah, bukan merecoki, tepatnya menghawatirkannya. Tapi itu bukan berarti ia harus di telpon setiap saat bukan?.
Saat berbalik, Astri hanya mampu menyengir singkat. Gelengan kepala Alya yang menatapnya sudah cukup untuk membuatnya mengerti kalau sahabatnya yang satu itu heran akan dirinya.
"Nyokap loe?"
Astri hanya mengedikan bahu sebagai jawaban.
"Gue heran deh, loe kan sudah kuliah. Udah segede gini masa nyokap loe masih ngontrol hidup loe terus si?" komentar Alya sambil melangkahkan kaki menuju ke perkemahan mereka.
"Bukan mengontrol, mama cuma khawatir. Secara loe tau kan kalau gue nggak pernah pergi jauh," terang Astri meralat. Gantian Alya yang angkat bahu.
"Eh liat. Cakep ya?"
"Siapa?" tanya Astri sambil mengikuti arah telunjuk Alya.
Matanya sedikit menyipit sementara tangannya terangkat membetulkan letak kacamata yang ia kenakan. Memperhatikan dengan seksama sosok cowok dengan stelan kaos abu - abu di tambah jaket plus topi untuk melindungi diri dari terik mentari.
"Maksut loe kak Andre?" tanya Astri sambil mengalihkan tatapan matanya kearah Alya yang ternyata belum mengalihkan tatapannya.
"Iya. Ah pasti beruntung banget ya cewek yang bisa memenangkan hatinya," tambah Alya lagi.
Astri tidak menjawab. Namun sekilas ia kembali mengedarkan padangannya ke arah Andre yang tampak sedang memberikan interuksi pada teman - temannya. Sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang menjadi topik pembicaraan dua orang sahabat yang mengaguminya.
"Sudah lah, ayolah kita ketenda," ajak Astri sambil menyeret tangan Alya. Menarik tangan gadis itu agar mengikuti langkahnya.
Mmm...
ReplyDeleteAntara:
sahabat lama
teman lama
tetangga lama
mantan teman sekolah, tk, SD,SMP, atau SMA
sahabat kecil
teman kecil
dan
seseorang yang dekat dengan astri dulu
atau,
seseorang yang akrab dengan asrti tapi kemudian menghilang terus kembali lagi...
Bisa jadi,
seseorang yang selalu di ingat astri..
temennya kakaknya astri yang sangat menyukai astri saat awal berjumpa
Deletebisa jadi kan?...
Wuaaaaahhhhh....
ReplyDeleteDis sebutin semua sodara....
Kira kira masih ada kemungkinan laen nggak ya...?...
Wah kayak'y udah d borong semua jdi..
ReplyDeleteKalau bkan tetangga.. Ya saudara,, kalo bkan brarti tmen main, pacarnya dlu.. Atau mlah org yg sngat dket dan knal astri luar dlam...
Hemm bkin pnasaran aja nih..
Andre itu, reinkarnasi suaminya Astri di kehidupan sebelumnya. Aku belum baca part 2 nya, sumpah. Ckck
ReplyDelete*langsung lanjut baca :D
part selanjutnya donk.
ReplyDeletepenasaran nih
Keren,,, q suka ma cerpen mu,,, izin save d catatan fb q ya
ReplyDelete