Novel Online "Kazua Mencari Cinta" ~ 11 / 22
Yess, dari pada pusing mikirin laporan, akhirnya admin memutuskan untuk bikin lanjutan novel online kazua mencari cinta. Secara blognya lama nggak di update lagi juga kayaknya. Bingung sih mau nulis apaan. Ide sedang ngumpet entah kemana.
Nah, buat yang udah penasaran mendingan langsung baca. And biar nyambung sama jalan ceritanya bagusan kalau baca dulu bagian sebelumnya disini.
"Gue di cuekin," gumam Kazua sendiri. "Zaf, kita kesini mau ngapain?" ulang Kazua, kali ini sengaja dengan nada yang lebih di tekankan.
"Bisa nggak sih loe jadi orang nurut aja?" tanya Zafran.
"Dan bisa nggak sih loe itu kalau di tanya nggak usah pake balik nanya?" serang Kazua balik. Tatapan tajam sengaja ia arahkan ke Zafran, tapi yang di tatap tak mau kalah. Bahkan balik melemparkan tatapan yang lebih tajam. Mau tak mau, Kazua ngalah dan memilih megalihkan tatapannya.
"Kan tadi gue udah bilang. Kita kesini mau cariin loe pacar. Udah, sekarang ayo," selesai berkata Zafran segera meraih tangan Kazua untuk melangkah mengikutinya persis seperti ayah yang mengajak anaknya. CATAT : seperti ayah sama anaknya. Bukan seperti pasangan muda yang berjalan bergandengan tangan dengan romantisnya.
Sambil terus melangkah, Kazua membisu. Salah satu tindakan protes yang ia lakukan untuk Zafran yang di rasa suka seenaknya. Tapi seperti itu sama sekali tidak berpengaruh. Zafran justru malah terlihat santai karenannya. Dengan tangan yang tetap bertaut mereka naik kelantai dua yang entah menuju kemana. Kazua sudah tidak tertarik lagi untuk mencari tau tujuannya. Gadis itu justru malah sibuk mengingat. Apa di perjanjian mereka sebelumnya terdapat izin untuk melakukan kontak fisik ya?
"Mereka mana si?"
Gumamam Zafran membuat Kazua menoleh. Hanya menoleh tanpa menjawab karena ia yakin Zafran sama sekali tidak menantikan jawaban darinya. Justru pria itu malah sibuk dengan handphond yang ada di tangan.
"Zafran, disini."
Seiring dengan kepala Zafran yang menoleh, bagai di komando Kazua melakukan hal yang sama. Dan _ masih _ seperti anak yang mengikuti bapaknya, Gadis itu ngekor dibelakang Zafran yang kini melangkah menghampiri kearah sosok yang tadi memanggil dirinya. Dengan cepat Kazua melakukan kesimpulan. Jadi ternyata Zafran kesini untuk bertemu dengan ketiga sahabatnya. Eh enggak dink, empat sepertinya karena sekilas ada yang baru muncul dengan pesanan ditangan.
"Lama banget sih loe. Yang ngajak ketemuan siapa yang harus nungguin siapa," kata satu satunya cewek yang duduk disana kearah Zafran yang kini hanya memberikan senyuman simpul.
"Siapa? Pacar loe?" tanya pria yang duduk disebelahnya.
Awalnya Kazua hanya berniat untuk mendengarkan ketika kesadaran baru muncul. Terlebih tatapan pria itu jelas tertuju kearahnya.
"Siapa? Gue?" tanya Kazua heran sambil menunjuk wajahnya sendiri. Kemudian menyadari kalau bukan hanya pria yang bertanya itu saja yang melihat kearah dirinya, tapi juga ke tiga anggota yang lain.
"Jangan ngaco, sampai lebaran monyet juga gue nggak bakal mau pacaran sama dia."
Kazua yang awalnya heran langsung menganti raut wajahnya menjadi kesel ketika mendengar jawaban ketus dari mulut Zafran. Emangnya cuma Zafran doank? Ia juga ogah kali punya pacar yang suka seenaknya gitu.
"Udah, duduk loe," perintah Zafran tanpa rasa bersalah. "Oke, Kenalin, ini temen temen gue. Arya, Azkiya, Rudi sama Tibi. Dan ini Kazua, tetangga gue."
Bukannya langsung menjawab, Kazua justru malah merasa kagum. Hebat ya, nama namanya aja bisa kompakan gitu.
"Hei, kenalin. Gue Arya."
Tembakan langsung kali ini membuat Kazua mau tak mau menerima uluran tangannya. Terlebih dengan tanpang cakep yang ia punya. Eh, bukan hanya Arya, bahkan Rudi dan Tibi juga. Sementara yang namanya Azkiya juga cantik. Ck ck ck.
"Kazua," kata Kazua sambil menyebutkan namanya.
"Kazua? Nama yang cantik secantik orangnya."
Mendengar pujian itu mau tak mau Kazua tersenyum senang. Secara siapa yang nggak suka coba di puji oleh orang sekeren Arya. Tapi sayangnya, itu hanya berlaku selama sekian detik terhitung dengan kalimat susulan yang meluncur dari mulut Zafran.
"Nggak usah percaya, dia ngomong gitu sama semua cewek yang baru di kenalnya."
Kazua menoleh kearah Zafran baru kemudian kembali ke Arya. Melihat senyuman di wajah pria itu menyadarkan Kazua kalau komentar Zafran sepertinya memang benar adanya.
"Kalau gue Rudi. Dan menurut gue loe beneran cantik tau."
Sambil menyebutkan namanya, Kazua tersenyum puas. Pujian kali ini pasti tuluskan. Bukan karena...
"Jangan seneng dulu. Itu cuma basa - basi, Rudi orangnya terlalu menjaga perasaan orang."
Lagi - lagi Kazua harus menerima kenyataan kalau sepertinya Zafran benar.
"Gue Tibi, dan menurut gue..."
"Nggak usah di puji. Gue udah tau.Gue emang udah cantik dari sononya," komentar Kazua yang membuat sebelah alis Zafran mengernyit. Tapi Kazua lebih memilih pura pura tak melihat dan menunjukan tampang pedenya.
"Kalau gue Azkiya. Dan kalau boleh gue nambahin, selain cantik, loe itu juga terlihat Fashionista. Bisa mencocokan pakaian dengan kerennya," puji Azkiya.
Senyum Kazua lenyap. Fashionista? Dia? Secara berlahan kepalanya menoleh kearah Zafran yang diam diam tersenyum puas mendengarnya. Berbanding balik dengan dirinya. Gilirannya bener di puji kenapa malah karena pria itu. Secara yang memilihkan pakaian untuk dia kan Zafran.
"Oh ya, Kazua loe mau pesan apa? Biar sekalian. Soalnya, Zafran sama Tibi juga belum tuh."
Setelah berpikir sejenak, Kazua menyebutkan pesanannya. Begitu juga dengan kedua orang lainnya. Sambil menunggu, mereka berbicara ringan.
"Tadinya kita sempet heran loe. Tumben - tumbenan Zafran ngajak ketemuan. Pake ngajain cewek lagi. Hubungan kalian sedeket apa si?" tanya Azkiya dengan tatapan terjurus kearah Kazua.
"Nggak usah mikir yang aneh - aneh. Gue cuma kasian aja, dari pada nanti ayam tetangga pada mati gara - gara liatin dia bengong, mendingan gue bawa. Secara dia kan jomblo."
Asli, Kazua benar benar kesel. Pertama karena, tetangganya nggak punya ayam. Yang kedua, ia yakin ia sama sekali nggak ada hubungannya sama ayam. Ketiga, emang harus ya setatusnya itu di obral murah meriah muntah di hadapan orang - orang dengan seenak jidatnya. Apa nggak bisa sedikit...
"Serius loe jomblo?" pertanyaan dengan raut tertarik dari wajah Arya membuyarkan makian di kepala Kazua. Kali ini gadis itu mengalihkan tatapannya sembari angkat bahu. Isarat kalau itu fakta.
"Bagus deh kalau gitu. Gimana kalau besok loe kencan aja sama gue. Besok kan tanggal merah, pasti libur sekolah kan?."
Tak hanya Kazua, Zafran dan ketiga temannya juga menatap tak percaya kearah Arya yang kini masih belum mengalihkan tatapannya dari tanpang bodoh Kazua.
"Loe nggak keberatan kan Zaf?"
Zafran masih bengong ketika menyadari perhatian Arya kini beralih kearahnya. Oke, ia akui. Niat awal ia mengajak Kazua untuk ikut dengannya adalah agar gadis itu bisa kenalan dengan para sahabatnya yang mayoritas adalah para jomblo. Tapi.... bukan berarti sekali ketemuan langsung ngajak jalan juga.
"Atau sebenernya loe beneran naksir sama dia?" sambung Arya lagi.
"Tidak!" balas Zafran cepat. Terlalu cepat malah. "Gue nggak naksir sama dia dan gue sama sekali nggak keberatan loe jalan bareng sama dia," sambungnya lagi.
Mendengar itu Arya tersenyum sambil menganguk - angguk. Perhatiannya kembali ia alihkan kearah Kazua "Kalau gitu loe mau kan jalan bareng sama gue?"
Tidak langsung menjawab, Kazua justru malah menelan ludahnya yang mendadak terasa kelu. Diam diam ia menoleh kearah Zafran, sekedar meminta sedikit saran dari pria itu. Namun sayangnya, bukannya mendapatkan jawaban, Zafran justru sama sekali tidak menoleh kearah dirinya. Bahkan ia sibuk menikmati pesanannya. Membuat Kazua hanya mampu merutuk dalam hati.
"Ehem, boleh deh. Lagian kebetulan besok gue juga nggak ada acara," balas Kazua mantap. Ekor matanya kembali melirik kearah Zafran yang kini terlihat menghentikan acara makannya sembari menoleh kearah Kazua. Dengan cepat gadis itu membuang muka. Menatap lurus kearah Arya sembari tersenyum manis.
"Yes. Kalau gitu gue minta no telpon sama pin bb loe ya. Sekalian alamat rumahnya, biar besok gue langsung jemput loe."
Kali ini, Kazua mengangguk setuju. Dengan segera ia melakukan seperti apa yang Arya minta padannya. Senang? Tentu saja. Ia tidak menyangka kalau secepat ini bisa mendapakan pasangannya. Terlebih Arya itu keren, keliatan baik, cakep, tinggi dan bla bla bla deh pokoknya.
"Loe serius besok mau kencan sama Arya?" tanya Zafran ketika keduanya tiba tepat di depan rumah Kazua.
Kazua tidak lantas menjawab. Gadis itu terlebih dahulu melepaskan helm yang ia kenakan baru membetulkan letak topinya. Setelah menghela nafas ia menatap kearah Zafran.
"Tentu saja. Kan tadi loe sendiri yang bilang kalau loe mau cariin gue pacar. Tapi gue beneran nggak nyangka lho, kalau ternyata nyari pacar semudah itu."
Zafran memutar mata. "Loe itu bego atau stupid si? Masa loe langsung mau di ajak jalan sama orang yang baru loe kenal?"
"Gue emang baru, tapi loe kan udah lama. Kalau ada apa apa sama gue, artinya loe tau siapa yang harus bertanggung jawab," balas Kazua angkat bahu.
"Kenapa harus gue?" tanya Zafran dengan kening berkerut.
"Itu karena loe pelatih gue. Oke, sekarang ayo kita masuk," ajak Kazua.
"Masuk? Maksutnya kerumah loe? Buat apaan? Urusan kita udah selesai, loe kan udah gue anterin. Udah gue _CARIIN_ paca juga. Jadi sekarang gue mau pulang. Cape."
"Enak aja, ya nggak bisa donk," bantah Kazua cepat, membuat Zafran kembali mengerutkan keningnya heran. "Loe kan denger sendiri kalau besok itu gue mau kencan?"
"Terus?" Zafran masih nggak ngerti.
"Tentu saja loe harus pilihin pakaian apa yang harus gue pake besok."
"Ha?"
Dan Kazua sama sekali tidak memberi kesempatan pada pria itu untuk lebih kaget lagi karena ia segera melesat masuk. Meninggalkan Zafran masih bengong di atas motornya. Namun sebelum itu, tak lupa disambarnya kunci motor. Menegaskan kalau pria itu sama sekai tidak memiliki pilihan lain selain mengikutinya. Sama seperti yang di lakukan padanya tadi siang. Tanpa sadar, Kazua tersenyum sembari bergumam lirih.
"Ternyata balas dendam itu, menyenangkan."
Next to Kazua mencari cinta part 12
Detail Cerpen
Nah, buat yang udah penasaran mendingan langsung baca. And biar nyambung sama jalan ceritanya bagusan kalau baca dulu bagian sebelumnya disini.
Kazua Mencari Cinta |
"Gue di cuekin," gumam Kazua sendiri. "Zaf, kita kesini mau ngapain?" ulang Kazua, kali ini sengaja dengan nada yang lebih di tekankan.
"Bisa nggak sih loe jadi orang nurut aja?" tanya Zafran.
"Dan bisa nggak sih loe itu kalau di tanya nggak usah pake balik nanya?" serang Kazua balik. Tatapan tajam sengaja ia arahkan ke Zafran, tapi yang di tatap tak mau kalah. Bahkan balik melemparkan tatapan yang lebih tajam. Mau tak mau, Kazua ngalah dan memilih megalihkan tatapannya.
"Kan tadi gue udah bilang. Kita kesini mau cariin loe pacar. Udah, sekarang ayo," selesai berkata Zafran segera meraih tangan Kazua untuk melangkah mengikutinya persis seperti ayah yang mengajak anaknya. CATAT : seperti ayah sama anaknya. Bukan seperti pasangan muda yang berjalan bergandengan tangan dengan romantisnya.
Sambil terus melangkah, Kazua membisu. Salah satu tindakan protes yang ia lakukan untuk Zafran yang di rasa suka seenaknya. Tapi seperti itu sama sekali tidak berpengaruh. Zafran justru malah terlihat santai karenannya. Dengan tangan yang tetap bertaut mereka naik kelantai dua yang entah menuju kemana. Kazua sudah tidak tertarik lagi untuk mencari tau tujuannya. Gadis itu justru malah sibuk mengingat. Apa di perjanjian mereka sebelumnya terdapat izin untuk melakukan kontak fisik ya?
"Mereka mana si?"
Gumamam Zafran membuat Kazua menoleh. Hanya menoleh tanpa menjawab karena ia yakin Zafran sama sekali tidak menantikan jawaban darinya. Justru pria itu malah sibuk dengan handphond yang ada di tangan.
"Zafran, disini."
Seiring dengan kepala Zafran yang menoleh, bagai di komando Kazua melakukan hal yang sama. Dan _ masih _ seperti anak yang mengikuti bapaknya, Gadis itu ngekor dibelakang Zafran yang kini melangkah menghampiri kearah sosok yang tadi memanggil dirinya. Dengan cepat Kazua melakukan kesimpulan. Jadi ternyata Zafran kesini untuk bertemu dengan ketiga sahabatnya. Eh enggak dink, empat sepertinya karena sekilas ada yang baru muncul dengan pesanan ditangan.
"Lama banget sih loe. Yang ngajak ketemuan siapa yang harus nungguin siapa," kata satu satunya cewek yang duduk disana kearah Zafran yang kini hanya memberikan senyuman simpul.
"Siapa? Pacar loe?" tanya pria yang duduk disebelahnya.
Awalnya Kazua hanya berniat untuk mendengarkan ketika kesadaran baru muncul. Terlebih tatapan pria itu jelas tertuju kearahnya.
"Siapa? Gue?" tanya Kazua heran sambil menunjuk wajahnya sendiri. Kemudian menyadari kalau bukan hanya pria yang bertanya itu saja yang melihat kearah dirinya, tapi juga ke tiga anggota yang lain.
"Jangan ngaco, sampai lebaran monyet juga gue nggak bakal mau pacaran sama dia."
Kazua yang awalnya heran langsung menganti raut wajahnya menjadi kesel ketika mendengar jawaban ketus dari mulut Zafran. Emangnya cuma Zafran doank? Ia juga ogah kali punya pacar yang suka seenaknya gitu.
"Udah, duduk loe," perintah Zafran tanpa rasa bersalah. "Oke, Kenalin, ini temen temen gue. Arya, Azkiya, Rudi sama Tibi. Dan ini Kazua, tetangga gue."
Bukannya langsung menjawab, Kazua justru malah merasa kagum. Hebat ya, nama namanya aja bisa kompakan gitu.
"Hei, kenalin. Gue Arya."
Tembakan langsung kali ini membuat Kazua mau tak mau menerima uluran tangannya. Terlebih dengan tanpang cakep yang ia punya. Eh, bukan hanya Arya, bahkan Rudi dan Tibi juga. Sementara yang namanya Azkiya juga cantik. Ck ck ck.
"Kazua," kata Kazua sambil menyebutkan namanya.
"Kazua? Nama yang cantik secantik orangnya."
Mendengar pujian itu mau tak mau Kazua tersenyum senang. Secara siapa yang nggak suka coba di puji oleh orang sekeren Arya. Tapi sayangnya, itu hanya berlaku selama sekian detik terhitung dengan kalimat susulan yang meluncur dari mulut Zafran.
"Nggak usah percaya, dia ngomong gitu sama semua cewek yang baru di kenalnya."
Kazua menoleh kearah Zafran baru kemudian kembali ke Arya. Melihat senyuman di wajah pria itu menyadarkan Kazua kalau komentar Zafran sepertinya memang benar adanya.
"Kalau gue Rudi. Dan menurut gue loe beneran cantik tau."
Sambil menyebutkan namanya, Kazua tersenyum puas. Pujian kali ini pasti tuluskan. Bukan karena...
"Jangan seneng dulu. Itu cuma basa - basi, Rudi orangnya terlalu menjaga perasaan orang."
Lagi - lagi Kazua harus menerima kenyataan kalau sepertinya Zafran benar.
"Gue Tibi, dan menurut gue..."
"Nggak usah di puji. Gue udah tau.Gue emang udah cantik dari sononya," komentar Kazua yang membuat sebelah alis Zafran mengernyit. Tapi Kazua lebih memilih pura pura tak melihat dan menunjukan tampang pedenya.
"Kalau gue Azkiya. Dan kalau boleh gue nambahin, selain cantik, loe itu juga terlihat Fashionista. Bisa mencocokan pakaian dengan kerennya," puji Azkiya.
Senyum Kazua lenyap. Fashionista? Dia? Secara berlahan kepalanya menoleh kearah Zafran yang diam diam tersenyum puas mendengarnya. Berbanding balik dengan dirinya. Gilirannya bener di puji kenapa malah karena pria itu. Secara yang memilihkan pakaian untuk dia kan Zafran.
"Oh ya, Kazua loe mau pesan apa? Biar sekalian. Soalnya, Zafran sama Tibi juga belum tuh."
Setelah berpikir sejenak, Kazua menyebutkan pesanannya. Begitu juga dengan kedua orang lainnya. Sambil menunggu, mereka berbicara ringan.
"Tadinya kita sempet heran loe. Tumben - tumbenan Zafran ngajak ketemuan. Pake ngajain cewek lagi. Hubungan kalian sedeket apa si?" tanya Azkiya dengan tatapan terjurus kearah Kazua.
"Nggak usah mikir yang aneh - aneh. Gue cuma kasian aja, dari pada nanti ayam tetangga pada mati gara - gara liatin dia bengong, mendingan gue bawa. Secara dia kan jomblo."
Asli, Kazua benar benar kesel. Pertama karena, tetangganya nggak punya ayam. Yang kedua, ia yakin ia sama sekali nggak ada hubungannya sama ayam. Ketiga, emang harus ya setatusnya itu di obral murah meriah muntah di hadapan orang - orang dengan seenak jidatnya. Apa nggak bisa sedikit...
"Serius loe jomblo?" pertanyaan dengan raut tertarik dari wajah Arya membuyarkan makian di kepala Kazua. Kali ini gadis itu mengalihkan tatapannya sembari angkat bahu. Isarat kalau itu fakta.
"Bagus deh kalau gitu. Gimana kalau besok loe kencan aja sama gue. Besok kan tanggal merah, pasti libur sekolah kan?."
Tak hanya Kazua, Zafran dan ketiga temannya juga menatap tak percaya kearah Arya yang kini masih belum mengalihkan tatapannya dari tanpang bodoh Kazua.
"Loe nggak keberatan kan Zaf?"
Zafran masih bengong ketika menyadari perhatian Arya kini beralih kearahnya. Oke, ia akui. Niat awal ia mengajak Kazua untuk ikut dengannya adalah agar gadis itu bisa kenalan dengan para sahabatnya yang mayoritas adalah para jomblo. Tapi.... bukan berarti sekali ketemuan langsung ngajak jalan juga.
"Atau sebenernya loe beneran naksir sama dia?" sambung Arya lagi.
"Tidak!" balas Zafran cepat. Terlalu cepat malah. "Gue nggak naksir sama dia dan gue sama sekali nggak keberatan loe jalan bareng sama dia," sambungnya lagi.
Mendengar itu Arya tersenyum sambil menganguk - angguk. Perhatiannya kembali ia alihkan kearah Kazua "Kalau gitu loe mau kan jalan bareng sama gue?"
Tidak langsung menjawab, Kazua justru malah menelan ludahnya yang mendadak terasa kelu. Diam diam ia menoleh kearah Zafran, sekedar meminta sedikit saran dari pria itu. Namun sayangnya, bukannya mendapatkan jawaban, Zafran justru sama sekali tidak menoleh kearah dirinya. Bahkan ia sibuk menikmati pesanannya. Membuat Kazua hanya mampu merutuk dalam hati.
"Ehem, boleh deh. Lagian kebetulan besok gue juga nggak ada acara," balas Kazua mantap. Ekor matanya kembali melirik kearah Zafran yang kini terlihat menghentikan acara makannya sembari menoleh kearah Kazua. Dengan cepat gadis itu membuang muka. Menatap lurus kearah Arya sembari tersenyum manis.
"Yes. Kalau gitu gue minta no telpon sama pin bb loe ya. Sekalian alamat rumahnya, biar besok gue langsung jemput loe."
Kali ini, Kazua mengangguk setuju. Dengan segera ia melakukan seperti apa yang Arya minta padannya. Senang? Tentu saja. Ia tidak menyangka kalau secepat ini bisa mendapakan pasangannya. Terlebih Arya itu keren, keliatan baik, cakep, tinggi dan bla bla bla deh pokoknya.
***Kazua Mencari Cinta***
"Loe serius besok mau kencan sama Arya?" tanya Zafran ketika keduanya tiba tepat di depan rumah Kazua.
Kazua tidak lantas menjawab. Gadis itu terlebih dahulu melepaskan helm yang ia kenakan baru membetulkan letak topinya. Setelah menghela nafas ia menatap kearah Zafran.
"Tentu saja. Kan tadi loe sendiri yang bilang kalau loe mau cariin gue pacar. Tapi gue beneran nggak nyangka lho, kalau ternyata nyari pacar semudah itu."
Zafran memutar mata. "Loe itu bego atau stupid si? Masa loe langsung mau di ajak jalan sama orang yang baru loe kenal?"
"Gue emang baru, tapi loe kan udah lama. Kalau ada apa apa sama gue, artinya loe tau siapa yang harus bertanggung jawab," balas Kazua angkat bahu.
"Kenapa harus gue?" tanya Zafran dengan kening berkerut.
"Itu karena loe pelatih gue. Oke, sekarang ayo kita masuk," ajak Kazua.
"Masuk? Maksutnya kerumah loe? Buat apaan? Urusan kita udah selesai, loe kan udah gue anterin. Udah gue _CARIIN_ paca juga. Jadi sekarang gue mau pulang. Cape."
"Enak aja, ya nggak bisa donk," bantah Kazua cepat, membuat Zafran kembali mengerutkan keningnya heran. "Loe kan denger sendiri kalau besok itu gue mau kencan?"
"Terus?" Zafran masih nggak ngerti.
"Tentu saja loe harus pilihin pakaian apa yang harus gue pake besok."
"Ha?"
Dan Kazua sama sekali tidak memberi kesempatan pada pria itu untuk lebih kaget lagi karena ia segera melesat masuk. Meninggalkan Zafran masih bengong di atas motornya. Namun sebelum itu, tak lupa disambarnya kunci motor. Menegaskan kalau pria itu sama sekai tidak memiliki pilihan lain selain mengikutinya. Sama seperti yang di lakukan padanya tadi siang. Tanpa sadar, Kazua tersenyum sembari bergumam lirih.
"Ternyata balas dendam itu, menyenangkan."
Next to Kazua mencari cinta part 12
Detail Cerpen
- Judul Cerbung : Kazua Mencari Cinta
- Penulis : Ana Merya
- Twitter : @ana_merya
- Status : Complete
- Jumlah Part : 11 ~ 22
- Jumlah Kata : 1.483 Words
- Genre : Remaja, Continue
Post a Comment for "Novel Online "Kazua Mencari Cinta" ~ 11 / 22"
Belajar lah untuk menghargai sesuatu mulai dari hal yang paling sederhana...