Cepen Cinta "You're My Girl ~ 16
Ketemu lagi bareng admin guys, kayaknya jadi postingan seminggu sekali. #Toeng. Kali ini masih dengan lanjutan cerpen you're my gilr bagian ke 16. Sekedar info, cerita yang satu ini ending di part 18 plus epiloge (???). So, buat yang penasaran sama lanjutan ceritanya, silahkan simak langsung ke bawah. Seperti biasa, biar nyambung baca dulu bagian sebelumnya disini. Happy reading....
Dengan langkah gontai, Delon melangkah masuk menuju kekelas sembari kepalanya terus berpikir. Apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Ia tau, ia salah. Tak hanya salah paham ia bahkan melukai gadis yang menyukainya. Oh kalau boleh ia tambahkan, gadis yang sama yang ternyata juga ia sukai.
Yups, Delon menyukai Shila. Ia tidak tau kapan itu di mulai yang ia tau ia selalu terbiasa dengan gadis itu. Karena selama ini matanya seolah punya kehendak sendiri, mengekori dimanapun Shila berada. Pertama kenal saat mereka sama sama menjalani MOS _ Masa Orientasi Siswa. Kebetulan mereka berada dalam regu yang sama. Walau yakin Shila adalah sosok yang menyenangkan, tapi pertama masuk gadis itu terlihat pediam. Ia bahkan terlihat canggung saat berada bersama rekan seregunya.
Kedekatan mereka berlanjut pada hari hari awal sekolah. Karena seolah memang kebetulan yang kebetulan berlanjut, mereka sekelas. Lagi - lagi Delon menyadari kalau Shila tidak terlalu mudah untuk bergaul dengan sekitar. Gadis itu tidak terlalu ahli untuk masuk kedalam lingkungan baru. Makanya tanpa diminta Delon segera menghampirnya. Kenyataan kalau hanya ia yang di kenal oleh Shila, membuat gadis itu menerima dirinya dengan tangan terbuka. Sejak itu hubungan mereka semakin dekat.
Selama mengenal Shila, Delon menyadari. Shila bukan seorang yang pendiam, ia hanya tidak bisa bersikap ramah pada orang orang yang baru di kenal. Bahkan Shila cenderung tidak akan menyapa orang lain jika bukan dirinya yang di sapa duluan. Mungkin kebanyakan orang akan mengangapnya sombong, tapi bagi Delon itu adalah sikap pertahanan diri. (????)
Hampir dua tahun bersama, Delon mulai tau kebiasaan - kebiasaan Shila. Delon juga tau kalau Shila tidak suka bola kaki. Bahkan setelah tau kalau ia adalah angota kesebelasan di tim sekolah, gadis itu tetap tidak tertarik sama sekali untuk melihatnya bermain. Tidak sekali pun.
>Tiba di bangku kelasnya, Delon menoleh kesekeliling, bingung. Ia yakin Shila tadi lari terlebih dahulu untuk masuk kekelasnya, tapi kenapa bangku di dekatnya masih kosong. Yang lebih heran lagi ketika Delon menemukan kalau tas Shila tidak ada lagi di dalam laci mejanya.
"Kalian ada yang liat Shila nggak?" tanya Delon kearah teman temannya.
Beberapa orang tampak menghentikan obrolan mereka dan menatap kearah Delon. "Kayaknya tadi dia masuk bentar cuma buat ngambil tas. Terus katanya mau izin pulang duluan karena sakit."
Delon tidak melihat siapa yang menjawab. Tapi ia yakin Shila pergi karena dirinya.
"Iya. Kayaknya sakit beneran. Sekilas tadi kita liat mukanya pucat gitu, terus..."
"Delon loe mau kemana?"
Delon tidak mengindahkan ucapan teman - temannya sama sekali. Ia sudah lebih dahulu melesat berlari kearah gerbang sekolah. Matanya menoleh kesekeliling. Mencari jejak keberadaan teman sebangkunya. Bahkan nomor telp gadis itu juga tidak aktif. Sepertinya ia sengaja mematikannya kerena tidak ingin di ganggu. Akhirnya dengan langkah gontai ia kembali kekelas. Kepalanya menunduk sebagai permintaan maaf karena datang terlambat ketika di lihatnya Ibu Shita sudah berada di depan kelas.
Selama pelajaran berlangsung, Delon sama sekali tidak berkonsentrasi mengikutinya. Pikirannya bercabang cabang ntah kemana. Sesekali ia melirik kearah jam yang melingkar di dinding. Hari ini terasa lebih lama dari biasa, bahkan jarum jam juga seolah berhenti.
Bel pulang yang sedari tadi di tunggu akhirnya terdengar juga. Delon bergegas merapikan semua buku - bukunya. Tanpa pulang ke rumah terlebih dahulu, Delon membelokan arahnya kearah rumah Shila.
Setelah menunggu lama, akhirnya pintu rumah gadis itu terbuka. Sedikit kecewa ketika melihat yang membuka pintu bukanlah orang yang ia cari.
"Maaf bi, Shila nya ada?" tanya Delon kearah pembantu rumah tangga Shila.
"Belum pulang sekolah. Ada apa ya?"
Jawaban tersebut tak urung membuat Delon mengerutkan kening. Shila belum pulang? Bukannya tadi gadis itu izin duluan. Sejenak Delon mengamati sosok yang berdiri di hadapannya. Mencoba mencari jejak kebohongan disana. Jangan - jangan Shila sengaja memberi tahu bi Inah untuk berbohong karena tidak ingin bertemu dengannya.
"Yakin beneran belum pulang bi?" Delon memastikan.
Bi Inah mengangguk. "Bukannya sekelas ya. Kok nggak tau? Atau terjadi apa apa sama neng Shila?"
Delon dengan cepat menggeleng. Sepertinya Bi Inah berkata jujur. Terlihat dari raut heran yang tergambar di sana.
"Tadi sih, dia pulang duluan. Tapi..." Delon mengangtungkan ucapannya. Bi Inah masih menunggu. "Kalau saya nunggu disini dulu nggak papa ya bi?" tanya Delon.
Bi Inah tampak berpikir sejenak. Menimbang permintaan itu. Tapi karena ia tahu kalau pria itu adalah rekan sekelas majikannya, akhirnya ia mengangguk. Membiarkan Delon duduk di teras sementara ia kembali masuk kedalam rumah. Membereskan kerjaannya.
Selanjutnya Cerpen You're My Girl Part 17
Detail Cerbung
Cerpen You are My Girl |
Dengan langkah gontai, Delon melangkah masuk menuju kekelas sembari kepalanya terus berpikir. Apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Ia tau, ia salah. Tak hanya salah paham ia bahkan melukai gadis yang menyukainya. Oh kalau boleh ia tambahkan, gadis yang sama yang ternyata juga ia sukai.
Yups, Delon menyukai Shila. Ia tidak tau kapan itu di mulai yang ia tau ia selalu terbiasa dengan gadis itu. Karena selama ini matanya seolah punya kehendak sendiri, mengekori dimanapun Shila berada. Pertama kenal saat mereka sama sama menjalani MOS _ Masa Orientasi Siswa. Kebetulan mereka berada dalam regu yang sama. Walau yakin Shila adalah sosok yang menyenangkan, tapi pertama masuk gadis itu terlihat pediam. Ia bahkan terlihat canggung saat berada bersama rekan seregunya.
Kedekatan mereka berlanjut pada hari hari awal sekolah. Karena seolah memang kebetulan yang kebetulan berlanjut, mereka sekelas. Lagi - lagi Delon menyadari kalau Shila tidak terlalu mudah untuk bergaul dengan sekitar. Gadis itu tidak terlalu ahli untuk masuk kedalam lingkungan baru. Makanya tanpa diminta Delon segera menghampirnya. Kenyataan kalau hanya ia yang di kenal oleh Shila, membuat gadis itu menerima dirinya dengan tangan terbuka. Sejak itu hubungan mereka semakin dekat.
Selama mengenal Shila, Delon menyadari. Shila bukan seorang yang pendiam, ia hanya tidak bisa bersikap ramah pada orang orang yang baru di kenal. Bahkan Shila cenderung tidak akan menyapa orang lain jika bukan dirinya yang di sapa duluan. Mungkin kebanyakan orang akan mengangapnya sombong, tapi bagi Delon itu adalah sikap pertahanan diri. (????)
Hampir dua tahun bersama, Delon mulai tau kebiasaan - kebiasaan Shila. Delon juga tau kalau Shila tidak suka bola kaki. Bahkan setelah tau kalau ia adalah angota kesebelasan di tim sekolah, gadis itu tetap tidak tertarik sama sekali untuk melihatnya bermain. Tidak sekali pun.
>Tiba di bangku kelasnya, Delon menoleh kesekeliling, bingung. Ia yakin Shila tadi lari terlebih dahulu untuk masuk kekelasnya, tapi kenapa bangku di dekatnya masih kosong. Yang lebih heran lagi ketika Delon menemukan kalau tas Shila tidak ada lagi di dalam laci mejanya.
"Kalian ada yang liat Shila nggak?" tanya Delon kearah teman temannya.
Beberapa orang tampak menghentikan obrolan mereka dan menatap kearah Delon. "Kayaknya tadi dia masuk bentar cuma buat ngambil tas. Terus katanya mau izin pulang duluan karena sakit."
Delon tidak melihat siapa yang menjawab. Tapi ia yakin Shila pergi karena dirinya.
"Iya. Kayaknya sakit beneran. Sekilas tadi kita liat mukanya pucat gitu, terus..."
"Delon loe mau kemana?"
Delon tidak mengindahkan ucapan teman - temannya sama sekali. Ia sudah lebih dahulu melesat berlari kearah gerbang sekolah. Matanya menoleh kesekeliling. Mencari jejak keberadaan teman sebangkunya. Bahkan nomor telp gadis itu juga tidak aktif. Sepertinya ia sengaja mematikannya kerena tidak ingin di ganggu. Akhirnya dengan langkah gontai ia kembali kekelas. Kepalanya menunduk sebagai permintaan maaf karena datang terlambat ketika di lihatnya Ibu Shita sudah berada di depan kelas.
Selama pelajaran berlangsung, Delon sama sekali tidak berkonsentrasi mengikutinya. Pikirannya bercabang cabang ntah kemana. Sesekali ia melirik kearah jam yang melingkar di dinding. Hari ini terasa lebih lama dari biasa, bahkan jarum jam juga seolah berhenti.
Bel pulang yang sedari tadi di tunggu akhirnya terdengar juga. Delon bergegas merapikan semua buku - bukunya. Tanpa pulang ke rumah terlebih dahulu, Delon membelokan arahnya kearah rumah Shila.
Setelah menunggu lama, akhirnya pintu rumah gadis itu terbuka. Sedikit kecewa ketika melihat yang membuka pintu bukanlah orang yang ia cari.
"Maaf bi, Shila nya ada?" tanya Delon kearah pembantu rumah tangga Shila.
"Belum pulang sekolah. Ada apa ya?"
Jawaban tersebut tak urung membuat Delon mengerutkan kening. Shila belum pulang? Bukannya tadi gadis itu izin duluan. Sejenak Delon mengamati sosok yang berdiri di hadapannya. Mencoba mencari jejak kebohongan disana. Jangan - jangan Shila sengaja memberi tahu bi Inah untuk berbohong karena tidak ingin bertemu dengannya.
"Yakin beneran belum pulang bi?" Delon memastikan.
Bi Inah mengangguk. "Bukannya sekelas ya. Kok nggak tau? Atau terjadi apa apa sama neng Shila?"
Delon dengan cepat menggeleng. Sepertinya Bi Inah berkata jujur. Terlihat dari raut heran yang tergambar di sana.
"Tadi sih, dia pulang duluan. Tapi..." Delon mengangtungkan ucapannya. Bi Inah masih menunggu. "Kalau saya nunggu disini dulu nggak papa ya bi?" tanya Delon.
Bi Inah tampak berpikir sejenak. Menimbang permintaan itu. Tapi karena ia tahu kalau pria itu adalah rekan sekelas majikannya, akhirnya ia mengangguk. Membiarkan Delon duduk di teras sementara ia kembali masuk kedalam rumah. Membereskan kerjaannya.
Selanjutnya Cerpen You're My Girl Part 17
Detail Cerbung
- Judul : You're My Girl
- Penulis : Ana Merya
- Twitter : @ana_merya
- Status : Ongoing
- Genre : Remaja
- Panjang Cerita : 712 Words
Post a Comment for "Cepen Cinta "You're My Girl ~ 16"
Belajar lah untuk menghargai sesuatu mulai dari hal yang paling sederhana...