Cerpen Remaja Tentang Aku Dan Dia Part 3 {Update}
Lanjut edit mengedit. Biar di baca enak sekagian rada rapian dikit. Secara ini tu cerita yang di ketik dari jaman kapan dulu. Asli berantakan. Nggak cuma EYD nya, tapi juga susunanya. Ntah laaah.
Jadi intinya, biar lebih rapi dikit. Makanya sekalian di edit - edit. Masih nggak terlalu rapi sih, tapi ya lumayanlah. Yang jelas, happy reading ya. Namanya juga cuma ngetik buat hiburan.
"Kenapa loe," tanya Anya heran pas dilihatnya Gresia yang baru masuk kekelas dengan tampang super kusut.
Sejenak Gresia menoleh kearah sahabatnya yang sedang bertanya. "Gue rasanya beneran pengen makan orang tau nggak sih." Usai berkata, ia merebahkan kepalanya keatas meja. Hari ini modnya hancur, semangatnya juga raib. Semuanya gara - gara si Arga. Manusia satu itu benar - benar penguji kesabaran.
"Emangnya kenapa sih?" Nanda jadi ikut penasaran. Tidak biasanya sahabatnya yang selalu ceria terlihat lusuh begitu. Tentu saja hal itu menarik perhatian mereka.
Gresia tidak lantas menjawab. Dengan gerakan mendadak ia mengankat kepalanya, bahkan tangannya juga kini mengepal erat. Kali ini dari rautnya jelas ada tekad yang kuat.
"Tau nih. Masih pagi juga udah begitu."
Anya yang masih belum mengetahui duduk permasalannya ikutan gemes.
"Apa jangan - jangan ini ada hubungannya sama si Arga?" tebak Nanda yang dibalas anggukan oleh Gresia.
Memangnya siapa lagi yang bisa lebih berpotensi merusak harinya kalau bukan makhluk yang satu itu. Heran, dosa apa yang ia lakukan di masa lalu sampai harus berurusan sama Arga. Terlebih selama ini juga hidupnya baik - baik saja. Kenapa mendadak jadi berantakan begini.
"Tu anak bikin ulah apa emangnya?" Anggun buka suara.
Kali ini cerita mengalir dengan mengebu dari mulut Gresia. Setelah perdebatan tadi malam, seenak jidat Arga mengajaknya kumpul bersama teman - temannya. Karena kenyataanya, di sekolah mereka sama sekali tidak ada acara apa apa. Acara sekolah hanya akal - akalan Arga pada orang tua mereka.
Yang lebih parahnya adalah, kemunculan Gresia yang tiba - tiba berada diantara teman - teman Arga benar - benar membuatnya mati kutu. Disana ia sama sekali nggak di anggap ada. Kenalan juga nggak punya. Terlebih Si Lila, yang notabenenya sebagai pacar Arga juga ada. Tentu saja gadis itu dengan centil memepetin Arga terus. Belum lagi Gresia pergi tanpa persiapan sama sekali. Boro - boro bawa dompet, handphone aja ketinggalan di kamarnya. Pilihan apa yang ia punya selain menunggu Arga untuk mengantarnya pulang kembali kerumah.
Dan yang paling membuatnya sakit hati adalah, Arga jago banget cari muka. Setelah menyengsarakannya di sarang teman - temannya, pria itu justru malah di puji oleh orang tuanya. Terlebih dengan sikap sok sopannya saat mengantar ia pulang. Gresia yang kesel jadi makin kesel.
"Gue sebenernya kasian sama loe. Tapi gimana donk, itu lucu. Gue ketawa ya... ha ha ha."
Minta izin sih minta izin, tapi bahkan tanpa dipersilahkan Anggun dengan lancangnya tertawa ngakak. Nanda dan Anya bahkan ikut - ikutan. Membuat Gresia makin kesel. Punya temen kok nggak punya rasa priketemanan.
"Eh neng, dimana mana. Orang kasihan itu simpati. Nggak malah di ketawain!"
Setelah beberapa saat Anggun terdiam. Matanya menatap lurus ke arah Gresia. Gimana pun juga, gadis itu sahabatnya. Tentunya ia juga merasa kesel pada Arga. Di pikir - pikir tu manusia kok kurang ajar banget ya.
"Terus sekarang rencana loe apa donk?"
Mengenal sahabatnya sejak lama, Nanda yakin. Gresia nggak akan diam saja diperlakukan dengan tidak adil begitu. Terlebih dari ceritanya barusan, Arga lumayan keterlaluan sih.
"Tau ah, pusing gue." Gresia kembali merebahkan kepalanya di atas meja. Ketiga temannya hanya mampu saling pandang melihat ulah sahabatnya tersebut.
Ketika jam istirahat tiba, Gresia segera menyingkir dari kelas. Bahkan ia kabur dari ketiga teman - temannya yang berniat mengajaknya ke kantin. Bukannya apa, Gresia masih males. Daripada nanti dikantin cuma jadi bahan ledekan teman - temannya, mending ia kabur.
Namun siapa yang menduga, Gresia yang tadinya niat menyediri di taman, justru malah menemukan Dirga yang kebetulan sedang duduk dibawah jambu sambil membaca buku. Melihat sosok yang selama ini diam diam di taksir duduk diam begitu tak urung membuat senyum bertenger di bibir Gresia. Tanpa di komando, matanya diam diam menatap kagum.
Kenapa sih kalo liat cowok pake kacamat terus baca buku gitu kelihatan seksi? Belum lagi Dirga juga lumayan ganteng. Coba aja yang di jodohin sama dia itu Dirga bukan Arga, pasti Gresia bakal bahagia banget.
"Ehem."
"Eh?" Gresia kaget. Keasikan melamun, tau tau kini Dirga sudah ada dihadapnnya. Mendadak ia merasa malu, Dirga tau nggak ya sedari tadi ia perhatiin?
"Hei?" sapa gadis itu cangung.
"Lagi ngapain?" tanpa diminta Dirga duduk disampingnya.
"Emp, nggak lagi ngapa - ngapain sih." Gresia menunduk. Masih malu ketahuan memperhatikan diam diam. "Lagi suntuk aja tadi. Makanya pengen nyendiri di sini."
"Masalah Arga?"
Tebakan Dirga tak urung membuatnya sontak menoleh. Ia heran kenapa pria yang satu ini bisa tau?
"Nggak usah kaget gitu lagi. Lagian semuanya udah pada tau kok tu gosip. Loe kan satu-satunya cewek yang menolak pesona seorang Arga."
Ucapan Dirga merujuk pada kejadian di kantin kemaren. Membuat Gresia hanya menyengir. Tidak tau mau komentar apa.
"Lagian siapa bilang Arga itu 'mempesona'?. Nyebelin sih ia".
"Sensi banget. Ati - ati loe, Entar kena batunaya baru tau," nasehat Dirga.
"Maksutnya?".
Dirga hanya anggkat bahu. Kemudian kembali duduk di bangku bawah jambu diikuti Gresia di sampingnya.
Cerpen Romantis Tentang Aku Dan Dia
Sambil tiduran di kamar Gresia kembali mengingat - ingat pertemuannya dengan Dirga tadi siang. Ternyata tu orang beneran asik. Kan jadi makin jatuh cinta. Beda banget dengan Arga. Ah, baru mengingat namanya saja tiba - tiba mood Gresia langsung drop.
"Gresia. Turun nak. Ada yang nyariin tuh."
Teriakan mama dari bawah membuyarkan lamunan Gresia. Matanya melirik kearah jam di dindin. Pukul 4 lewat seperempat sore. Siapa pula yang kurang kerjaan nyariin dia sore - sore begini.
"Siapa ma?" tak urung Gresia merasa penasaran.
"Arga."
Cukup satu nama. Kening Gresia langsung mengerut. Sembari membuka pintu kamar ia bertanya. "Mau ngapain lagi sih tu orang?"
"Hus, kamu sama pacarnya kok gitu sih," tegur mama.
"Ma, berapa kali sih harus di jelasin, Aku tu nggak pacaran ma dia. Tu anak aja yang ngomong nya ngasal," Gresia sewot. Belum lagi menemukan ide untuk menolak perjodohan, malah sekarang lampu ijo karena disanka pacaran. Kan kesel.
"Udah temuin aja dia. Sekalian bawain air minum. Udah mama bikinkan tuh di dapur."
"Ogah."
"Gresia," ujar mama dengan penuh penekanan sebelum Gresia sempat menutup pintu kamarnya.
Untuk sejenak Gresia menarik napas dan menghembuskannya pelan - pelan. Pilihan apa yang ia punya selain manut. Arga memang kebangetan. Kenal makin lama bisa - bisa ia jadi anak durhaka.
"Baiklah ma."
"Ngapain lagi sih loe kesini?" tanya Gresia to the point sambil duduk di hadapan Dirga. Tentunya setelah menghidangkan air minum untuk sang 'Tamu Agung' itu.
"Masa nyambutnya gitu banget. Persilahkan minum kek. Sama pacar juga," Ledek Arga.
"Wuek".... Gresia benar- benar mau muntah mendengarnya. Sementara Arga ngakak.
"Kenapa sih loe kayak nya anti banget ma gue?" tanya Arga kemudian. Tak urung ia beneran heran sekaligus penasaran. Bukan maksud menyobong. Dirga tau kalau dia ganteng, kaya juga. Selain itu juga pinter. Dia masih nggak percaya kalau Gresia kebal akan pesonanya.
"Ia. Dan loe kayak nya naksir banget sama gue," balas Gresia.
"Kalau ngayal jangan ketinggian," balas Arga sewot.
"Yeee siapa yang ngayal. Udah jelas banget kali," cibir Gresia.
"Maksutnya?"
Gresia tidak menjawab, sebaliknya ia hanya melemparkan tatapan sinis pada Arga.
"Jadi loe pikir gue kesini karena naksir sama loe?" tanya Arga, Gresia masih malas menjawab.
"wukakakaka.....".
"Nggak da yang lucu," Pangkas Gresia sebel. "Udah deh, to the point aja, loe mau ngapain ke sini?".
"Ehem,... gue mau ngajak loe jalan."
"WHAT?!" Gresia yang sedang minum langsung tersedak. "Nggak salah?".
"Nggak, Udah yuk" Arga beranjak dari tempat duduknya dan tanpa basa - basi langsung menarik (AGAIN?!!!) tangan Gresia.
"Nggak mau!!!. Dasar sarap" tolak Gresia sewot.
Tapi Arga sama sekali tidak peduli. Bahkan kali ini Gresia kembali tidak bisa berkutik ketika sang mama telah turun tangan. Sehingga ia harus menerima nasibnya sore itu untuk terdampar di salah kafe bersama si bocah super menyebalkan itu. Tadinya Gresia mau protes sih, tapi nggak jadi. Dari pada buang tenaga buat protes mending nambah tenaga dengan memesan menu - menu kesukaannya. Mumpung gratis ini. Arga saja sampai geleng - geleng kepala liatnya.
"Loe nggak pernah makan ya?" tanya nya beberapa saat kemudian.
"Diem loe. Mau loe yang gue makan?".
"Tapi gue ngajak loe bukan buat makan".
"Terus kita di kaffe gini mau ngapain? Mau jadi pelayan? Ogah!. Loe aja deh" balas Gresia di sambil mulai menikmati pesanannya.
"Sembarangan."
Gresia tidak membalasnya.Perhatiannya lebih ia pusatkan pada aneka hidangan yang ada di hadapannya yang membuat Arga makin sebel. Sebenernya Gresia sengaja melakukan itu. Salah siapa bikin hidupnya tidak tenang begini. Mang enak.
"Loe bisa berhenti makan dulu nggak sih?... Gue mau ngomong".
"Kalau mau ngomong ya ngomong aja. Gitu aja kok ribet".
Arga mau membalas tapi di urungkannya. Menurutnya percuma juga mendebat cewek satu ini. Pasti ujung - ujung nya dia juga yang ngalah (???).
"Gue mau bikin penawaran sama loe".
"O," balas Gresia sambil tetap menikmati hidangannya.
"Cuma 'O'?" Geram Arga.
"Terus gue harus bilang WOW gitu?.Loe kan baru mau bilang mau ngasih penawaran. Kayaknya belom bilang tuh, Apa penawarannya," Gresia cuek.
"heh....!" Sejenak Arga menarik napas untuk menenangkan diri. Baru kemudian ia melanjutkan ucapannya.
"Gue mau Kita mengumumkan hubungan kita kesemua kalau kita pacaran."
"Bruss....".
Makanan yang ada di mulut Gresia mendarat tepat di muka Arga.
"Elo..!!!" tunjuk Arga kehabisan kata - kata sekaligus kritis kesabaran.
"Loe gila ya?!" Balas Gresia kemudian.
"Loe yang gila. Maen semprot sembarangan."
"Bukan itu. Maksut gue, kenapa kita harus ngumumin kalau kita pacaran."
"Nggak usah sok keberatan gitu deh. Dalam hal ini yang untung kan elo."
"Gue?" Tanya Gresia bingung.
"Ia. Jelas aja. Selama ini kan banyak banget cewek yang antri buat jadi cewek gue. La loe nggak usah ngantri udah gue tawarin."
"Wuek" Gresia sok pasang tampang mau muntah. "Gak usah. Makasih. Gue sama sekali nggak tertarik. Lagian loe kayaknya napsu banget si pengen jadi pacar gue" cibir Gresia.
"Eh denger ya. kalau nggak terpaksa gue juga ogah ngelakuin kayak gini."
"Terpaksa kenapa?, Loe diacem sama om dan tente?" tanya Gresia penasaran.
"Bukan".
"Terus?"
Arga tidak menjawab. Sebaliknya di raih nya makanan yang ada di hadapannya dan mulai memakan.
"Jadi loe beneran naksir sama gue," gumam Gresia lirih, Tapi masih mampu di tangkap oleh kuping Arga.
"What. Denger ya, Gue ngelakuin ini tu bukan karena naksir sama loe. Amit - Amit banget deh kalau sampai itu terjadi. Gue cuma nggak mau pamor gue jatuh gara - gara loe".
"Maksutnya?" Gresia masih bingung.
"Loe nggak nyadar Gosip yang nyebar di sekolah kita?".
Gresia tampak mengingat - ingat. Kemudian ia mangut - mangut paham. Tapi beberapa saat kemudian ia malah tertawa ngakak.
"Jadi maksut loe, ini tu gara - gara gosip elo di campakkan sama gue?" Tanya Gresia pura - pura nggak tau. Sementara tampang Arga makin cemberut.
"Ia. Gue nggak terima Image gue ancur cuma gara - gara elo."
"Ye.... itu sih derita loe," balas Gresia sambil tertawa.
"Jadi loe nolak nie?" Tanya Arga.
"Yupz....".
"Yakin?".
"Mbanget".
"Oke kalau itu memang pilihan loe. Tapi inget satu hal. Kalau gue menderita, maka gue akan pastikan elo lebih menderita," balas Arga .
"Emang bisa?" tantang Gresia.
"Loe mau bukti?".
Gresia hanya menatap Arga dengan pandangan meremehkan.
"Baiklah. Kita mulai sekarang. Loe tunggu di sini. Kasih gue waktu lima menit. Gue ketoilet bentar," Kata Arga sambil tersenyum licik. Gresia hanya menatapnya sebentar.
Sepuluh menit telah berlalu tapi Arga masih belum menampakan batang hidungnya. Sampai tiba - tiba deringan ponsel tanda ada pesan masuk mengagetkannya. Segera di ambilnya benda elektonik itu dari dalam tas " Beberapa saat kemudian.
"WHAT???!!" Gresia shock.
Jadi intinya, biar lebih rapi dikit. Makanya sekalian di edit - edit. Masih nggak terlalu rapi sih, tapi ya lumayanlah. Yang jelas, happy reading ya. Namanya juga cuma ngetik buat hiburan.
Credit gambar : Ana Merya
"Kenapa loe," tanya Anya heran pas dilihatnya Gresia yang baru masuk kekelas dengan tampang super kusut.
Sejenak Gresia menoleh kearah sahabatnya yang sedang bertanya. "Gue rasanya beneran pengen makan orang tau nggak sih." Usai berkata, ia merebahkan kepalanya keatas meja. Hari ini modnya hancur, semangatnya juga raib. Semuanya gara - gara si Arga. Manusia satu itu benar - benar penguji kesabaran.
"Emangnya kenapa sih?" Nanda jadi ikut penasaran. Tidak biasanya sahabatnya yang selalu ceria terlihat lusuh begitu. Tentu saja hal itu menarik perhatian mereka.
Gresia tidak lantas menjawab. Dengan gerakan mendadak ia mengankat kepalanya, bahkan tangannya juga kini mengepal erat. Kali ini dari rautnya jelas ada tekad yang kuat.
"Tau nih. Masih pagi juga udah begitu."
Anya yang masih belum mengetahui duduk permasalannya ikutan gemes.
"Apa jangan - jangan ini ada hubungannya sama si Arga?" tebak Nanda yang dibalas anggukan oleh Gresia.
Memangnya siapa lagi yang bisa lebih berpotensi merusak harinya kalau bukan makhluk yang satu itu. Heran, dosa apa yang ia lakukan di masa lalu sampai harus berurusan sama Arga. Terlebih selama ini juga hidupnya baik - baik saja. Kenapa mendadak jadi berantakan begini.
"Tu anak bikin ulah apa emangnya?" Anggun buka suara.
Kali ini cerita mengalir dengan mengebu dari mulut Gresia. Setelah perdebatan tadi malam, seenak jidat Arga mengajaknya kumpul bersama teman - temannya. Karena kenyataanya, di sekolah mereka sama sekali tidak ada acara apa apa. Acara sekolah hanya akal - akalan Arga pada orang tua mereka.
Yang lebih parahnya adalah, kemunculan Gresia yang tiba - tiba berada diantara teman - teman Arga benar - benar membuatnya mati kutu. Disana ia sama sekali nggak di anggap ada. Kenalan juga nggak punya. Terlebih Si Lila, yang notabenenya sebagai pacar Arga juga ada. Tentu saja gadis itu dengan centil memepetin Arga terus. Belum lagi Gresia pergi tanpa persiapan sama sekali. Boro - boro bawa dompet, handphone aja ketinggalan di kamarnya. Pilihan apa yang ia punya selain menunggu Arga untuk mengantarnya pulang kembali kerumah.
Dan yang paling membuatnya sakit hati adalah, Arga jago banget cari muka. Setelah menyengsarakannya di sarang teman - temannya, pria itu justru malah di puji oleh orang tuanya. Terlebih dengan sikap sok sopannya saat mengantar ia pulang. Gresia yang kesel jadi makin kesel.
"Gue sebenernya kasian sama loe. Tapi gimana donk, itu lucu. Gue ketawa ya... ha ha ha."
Minta izin sih minta izin, tapi bahkan tanpa dipersilahkan Anggun dengan lancangnya tertawa ngakak. Nanda dan Anya bahkan ikut - ikutan. Membuat Gresia makin kesel. Punya temen kok nggak punya rasa priketemanan.
"Eh neng, dimana mana. Orang kasihan itu simpati. Nggak malah di ketawain!"
Setelah beberapa saat Anggun terdiam. Matanya menatap lurus ke arah Gresia. Gimana pun juga, gadis itu sahabatnya. Tentunya ia juga merasa kesel pada Arga. Di pikir - pikir tu manusia kok kurang ajar banget ya.
"Terus sekarang rencana loe apa donk?"
Mengenal sahabatnya sejak lama, Nanda yakin. Gresia nggak akan diam saja diperlakukan dengan tidak adil begitu. Terlebih dari ceritanya barusan, Arga lumayan keterlaluan sih.
"Tau ah, pusing gue." Gresia kembali merebahkan kepalanya di atas meja. Ketiga temannya hanya mampu saling pandang melihat ulah sahabatnya tersebut.
Ketika jam istirahat tiba, Gresia segera menyingkir dari kelas. Bahkan ia kabur dari ketiga teman - temannya yang berniat mengajaknya ke kantin. Bukannya apa, Gresia masih males. Daripada nanti dikantin cuma jadi bahan ledekan teman - temannya, mending ia kabur.
Namun siapa yang menduga, Gresia yang tadinya niat menyediri di taman, justru malah menemukan Dirga yang kebetulan sedang duduk dibawah jambu sambil membaca buku. Melihat sosok yang selama ini diam diam di taksir duduk diam begitu tak urung membuat senyum bertenger di bibir Gresia. Tanpa di komando, matanya diam diam menatap kagum.
Kenapa sih kalo liat cowok pake kacamat terus baca buku gitu kelihatan seksi? Belum lagi Dirga juga lumayan ganteng. Coba aja yang di jodohin sama dia itu Dirga bukan Arga, pasti Gresia bakal bahagia banget.
"Ehem."
"Eh?" Gresia kaget. Keasikan melamun, tau tau kini Dirga sudah ada dihadapnnya. Mendadak ia merasa malu, Dirga tau nggak ya sedari tadi ia perhatiin?
"Hei?" sapa gadis itu cangung.
"Lagi ngapain?" tanpa diminta Dirga duduk disampingnya.
"Emp, nggak lagi ngapa - ngapain sih." Gresia menunduk. Masih malu ketahuan memperhatikan diam diam. "Lagi suntuk aja tadi. Makanya pengen nyendiri di sini."
"Masalah Arga?"
Tebakan Dirga tak urung membuatnya sontak menoleh. Ia heran kenapa pria yang satu ini bisa tau?
"Nggak usah kaget gitu lagi. Lagian semuanya udah pada tau kok tu gosip. Loe kan satu-satunya cewek yang menolak pesona seorang Arga."
Ucapan Dirga merujuk pada kejadian di kantin kemaren. Membuat Gresia hanya menyengir. Tidak tau mau komentar apa.
"Lagian siapa bilang Arga itu 'mempesona'?. Nyebelin sih ia".
"Sensi banget. Ati - ati loe, Entar kena batunaya baru tau," nasehat Dirga.
"Maksutnya?".
Dirga hanya anggkat bahu. Kemudian kembali duduk di bangku bawah jambu diikuti Gresia di sampingnya.
Cerpen Romantis Tentang Aku Dan Dia
Sambil tiduran di kamar Gresia kembali mengingat - ingat pertemuannya dengan Dirga tadi siang. Ternyata tu orang beneran asik. Kan jadi makin jatuh cinta. Beda banget dengan Arga. Ah, baru mengingat namanya saja tiba - tiba mood Gresia langsung drop.
"Gresia. Turun nak. Ada yang nyariin tuh."
Teriakan mama dari bawah membuyarkan lamunan Gresia. Matanya melirik kearah jam di dindin. Pukul 4 lewat seperempat sore. Siapa pula yang kurang kerjaan nyariin dia sore - sore begini.
"Siapa ma?" tak urung Gresia merasa penasaran.
"Arga."
Cukup satu nama. Kening Gresia langsung mengerut. Sembari membuka pintu kamar ia bertanya. "Mau ngapain lagi sih tu orang?"
"Hus, kamu sama pacarnya kok gitu sih," tegur mama.
"Ma, berapa kali sih harus di jelasin, Aku tu nggak pacaran ma dia. Tu anak aja yang ngomong nya ngasal," Gresia sewot. Belum lagi menemukan ide untuk menolak perjodohan, malah sekarang lampu ijo karena disanka pacaran. Kan kesel.
"Udah temuin aja dia. Sekalian bawain air minum. Udah mama bikinkan tuh di dapur."
"Ogah."
"Gresia," ujar mama dengan penuh penekanan sebelum Gresia sempat menutup pintu kamarnya.
Untuk sejenak Gresia menarik napas dan menghembuskannya pelan - pelan. Pilihan apa yang ia punya selain manut. Arga memang kebangetan. Kenal makin lama bisa - bisa ia jadi anak durhaka.
"Baiklah ma."
"Ngapain lagi sih loe kesini?" tanya Gresia to the point sambil duduk di hadapan Dirga. Tentunya setelah menghidangkan air minum untuk sang 'Tamu Agung' itu.
"Masa nyambutnya gitu banget. Persilahkan minum kek. Sama pacar juga," Ledek Arga.
"Wuek".... Gresia benar- benar mau muntah mendengarnya. Sementara Arga ngakak.
"Kenapa sih loe kayak nya anti banget ma gue?" tanya Arga kemudian. Tak urung ia beneran heran sekaligus penasaran. Bukan maksud menyobong. Dirga tau kalau dia ganteng, kaya juga. Selain itu juga pinter. Dia masih nggak percaya kalau Gresia kebal akan pesonanya.
"Ia. Dan loe kayak nya naksir banget sama gue," balas Gresia.
"Kalau ngayal jangan ketinggian," balas Arga sewot.
"Yeee siapa yang ngayal. Udah jelas banget kali," cibir Gresia.
"Maksutnya?"
Gresia tidak menjawab, sebaliknya ia hanya melemparkan tatapan sinis pada Arga.
"Jadi loe pikir gue kesini karena naksir sama loe?" tanya Arga, Gresia masih malas menjawab.
"wukakakaka.....".
"Nggak da yang lucu," Pangkas Gresia sebel. "Udah deh, to the point aja, loe mau ngapain ke sini?".
"Ehem,... gue mau ngajak loe jalan."
"WHAT?!" Gresia yang sedang minum langsung tersedak. "Nggak salah?".
"Nggak, Udah yuk" Arga beranjak dari tempat duduknya dan tanpa basa - basi langsung menarik (AGAIN?!!!) tangan Gresia.
"Nggak mau!!!. Dasar sarap" tolak Gresia sewot.
Tapi Arga sama sekali tidak peduli. Bahkan kali ini Gresia kembali tidak bisa berkutik ketika sang mama telah turun tangan. Sehingga ia harus menerima nasibnya sore itu untuk terdampar di salah kafe bersama si bocah super menyebalkan itu. Tadinya Gresia mau protes sih, tapi nggak jadi. Dari pada buang tenaga buat protes mending nambah tenaga dengan memesan menu - menu kesukaannya. Mumpung gratis ini. Arga saja sampai geleng - geleng kepala liatnya.
"Loe nggak pernah makan ya?" tanya nya beberapa saat kemudian.
"Diem loe. Mau loe yang gue makan?".
"Tapi gue ngajak loe bukan buat makan".
"Terus kita di kaffe gini mau ngapain? Mau jadi pelayan? Ogah!. Loe aja deh" balas Gresia di sambil mulai menikmati pesanannya.
"Sembarangan."
Gresia tidak membalasnya.Perhatiannya lebih ia pusatkan pada aneka hidangan yang ada di hadapannya yang membuat Arga makin sebel. Sebenernya Gresia sengaja melakukan itu. Salah siapa bikin hidupnya tidak tenang begini. Mang enak.
"Loe bisa berhenti makan dulu nggak sih?... Gue mau ngomong".
"Kalau mau ngomong ya ngomong aja. Gitu aja kok ribet".
Arga mau membalas tapi di urungkannya. Menurutnya percuma juga mendebat cewek satu ini. Pasti ujung - ujung nya dia juga yang ngalah (???).
"Gue mau bikin penawaran sama loe".
"O," balas Gresia sambil tetap menikmati hidangannya.
"Cuma 'O'?" Geram Arga.
"Terus gue harus bilang WOW gitu?.Loe kan baru mau bilang mau ngasih penawaran. Kayaknya belom bilang tuh, Apa penawarannya," Gresia cuek.
"heh....!" Sejenak Arga menarik napas untuk menenangkan diri. Baru kemudian ia melanjutkan ucapannya.
"Gue mau Kita mengumumkan hubungan kita kesemua kalau kita pacaran."
"Bruss....".
Makanan yang ada di mulut Gresia mendarat tepat di muka Arga.
"Elo..!!!" tunjuk Arga kehabisan kata - kata sekaligus kritis kesabaran.
"Loe gila ya?!" Balas Gresia kemudian.
"Loe yang gila. Maen semprot sembarangan."
"Bukan itu. Maksut gue, kenapa kita harus ngumumin kalau kita pacaran."
"Nggak usah sok keberatan gitu deh. Dalam hal ini yang untung kan elo."
"Gue?" Tanya Gresia bingung.
"Ia. Jelas aja. Selama ini kan banyak banget cewek yang antri buat jadi cewek gue. La loe nggak usah ngantri udah gue tawarin."
"Wuek" Gresia sok pasang tampang mau muntah. "Gak usah. Makasih. Gue sama sekali nggak tertarik. Lagian loe kayaknya napsu banget si pengen jadi pacar gue" cibir Gresia.
"Eh denger ya. kalau nggak terpaksa gue juga ogah ngelakuin kayak gini."
"Terpaksa kenapa?, Loe diacem sama om dan tente?" tanya Gresia penasaran.
"Bukan".
"Terus?"
Arga tidak menjawab. Sebaliknya di raih nya makanan yang ada di hadapannya dan mulai memakan.
"Jadi loe beneran naksir sama gue," gumam Gresia lirih, Tapi masih mampu di tangkap oleh kuping Arga.
"What. Denger ya, Gue ngelakuin ini tu bukan karena naksir sama loe. Amit - Amit banget deh kalau sampai itu terjadi. Gue cuma nggak mau pamor gue jatuh gara - gara loe".
"Maksutnya?" Gresia masih bingung.
"Loe nggak nyadar Gosip yang nyebar di sekolah kita?".
Gresia tampak mengingat - ingat. Kemudian ia mangut - mangut paham. Tapi beberapa saat kemudian ia malah tertawa ngakak.
"Jadi maksut loe, ini tu gara - gara gosip elo di campakkan sama gue?" Tanya Gresia pura - pura nggak tau. Sementara tampang Arga makin cemberut.
"Ia. Gue nggak terima Image gue ancur cuma gara - gara elo."
"Ye.... itu sih derita loe," balas Gresia sambil tertawa.
"Jadi loe nolak nie?" Tanya Arga.
"Yupz....".
"Yakin?".
"Mbanget".
"Oke kalau itu memang pilihan loe. Tapi inget satu hal. Kalau gue menderita, maka gue akan pastikan elo lebih menderita," balas Arga .
"Emang bisa?" tantang Gresia.
"Loe mau bukti?".
Gresia hanya menatap Arga dengan pandangan meremehkan.
"Baiklah. Kita mulai sekarang. Loe tunggu di sini. Kasih gue waktu lima menit. Gue ketoilet bentar," Kata Arga sambil tersenyum licik. Gresia hanya menatapnya sebentar.
Sepuluh menit telah berlalu tapi Arga masih belum menampakan batang hidungnya. Sampai tiba - tiba deringan ponsel tanda ada pesan masuk mengagetkannya. Segera di ambilnya benda elektonik itu dari dalam tas " Beberapa saat kemudian.
"WHAT???!!" Gresia shock.
Post a Comment for "Cerpen Remaja Tentang Aku Dan Dia Part 3 {Update}"
Belajar lah untuk menghargai sesuatu mulai dari hal yang paling sederhana...