Cerpen Persahabatan Sejati Be The Best Of A Rival ~ 06
Cerpen Persahabatan sejati Be the best of a rival. Nah biar gak bingung silahkan baca part sebelumnya di cerpen sahabat part 5.
Chika merebahkan tubuhnya di atas kasur kamarnya. Pakaian sekolah masih melekat di tubuh, Sementara tas ia lemparkan disampingnya begitu saja. Teriakan sang mama yang mengingatkannya untuk makan siang sama sekali tidak di indahkanya. Matanya sudah mulai terpejam ketika terdengar suara motor memasuki halaman rumahnya. Pasti nino yang baru pulang dari kampus.
"Ma, Chika udah pulang belom?" tanya Nino begitu menginjakan kaki di lantai rumah.
"Lho memangnya ada apa?. Bukannya harusnya dia pulang bareng kamu?" Ujar mama balik bertanya.
"Jadi maksud mama chika belom pulang?" tanya Nino terlihat sedikit panik.
"Sudah. Barusan, Tuh masih di kamarnya. Memang nya ada apa si?. Kok kalian pulangnya nggak barengan. Mama belom sempet nanyain chika. Soalnya keliatannya dia kecapean".
"Di kamar ma?" Tanya Nino terlihat lega.
"Ia. Kenapa?" Mama makin heran.
"Nggak papa si" balas nino sambil berlalu menuju kama chika.
"Chika, bukain donk pintunya" kata Nino sambil mengetuk pintu kamar chika.
"Kenapa?" tanya chika begitu pintu di buka.
"Jadi loe udah pulang?. Gimana si, Tadi gue cariin di sekolah leo, tapi udah sepi. Katanya mau pulang bareng".
"Bisa jamuran Chika nungguin kakak. Udah panas, Lama. Untung tadi ada temen yang nganterin chika. Kakak si rese'" Balas chika.
"Ya Sory. Tapi tadi kakak kan udah bilang di kampus ada rapat dadakan. Nggak mungkin juga kan kakak nggak ikut. Tapi loe juga kalau ngebales kira - kira donk. Jangan kelewatan Gitu, Bikin gue panik. Gue cariin nggak ada. Nanya satpam katanya semua siswa udah pada pulang. Eh giliran nelpon ke hape elo nggak di angkat - angkat".
"Masa si?".
Chika segera beranjak mengambil hape dari dalam tas yang ia lemparkan sembarangan tadi. Setelah di cek benar saja. 39 pangilan tidak terjawab dan itu dari nino semua.
"Yah sory... Tadi hapenya Chika silienc, chika masukan dalam tas lagi. Jadi nggak tau kalau kakak nelpon. he he" Balas chika nyengir sambil mengankat kedua jarinya membentuk huruf 'V'.
"Ada apa si sebenernya?. Udah siang, kalian kan belum makan, entar sakit lagi" Tiba - tiba terdengar suara mama yang baru muncul dari dapur menyiapkan makan siang untuk anaknya.
"Nggak ada apa - apa kok ma" balas chika dan nino bersamaan.
"Ya sudah. ayo makan. lho kamu kok belum ganti baju chika?" tanya mama heran.
"Ia ma. Bentar. ini juga mau ganti baju".
Chika segera menutup pintu dan menganti pakaian sekolahnya dengan yang biasa ia kenakan sehari - hari. begitu selesai ia segera melangkah menuju ke dapur dimana kakak dan mamnya telah menunggu.
Selesai makan siang, chika langsung kemabli ke kamar. Tubuhnya terasa begitu lelah. Sambil mendengarkan siaran radio Mitra Fm selatpanjang ia merebahkan tubuhnya di kasur. Angannya melayang ke kejadian yang tdi baru dialaminya sepulang sekolah.
Tanpa di sangka tanpa di duga ketika ia dan farel pulang tiba - tiba motor farel mogok gara - gara kehabisan benzin. Terpaksa deh ia harus berjalan sampai ke kios benzin. Dan saat itu karena matahari begitu terik, Farel meminjamkan jaket untuknya.
"Ternyata ru orang baik juga" Gumam chika sambil tersenyum sendiri. Setelah sekian lama akhirnya ia pun terlelap ke alam mimpi.
Cerpen Persahabatan sejati.
"Kak nino, Kunci motornya mana?" Teriak chika keesokan harinya. Hari ini kan di sekolah ada pertandiangan. Dan kemaren ia juga sudah janji sama clara kalau ia bakal datang.
"Emangnya loe mau kemana?" tanya nino begitu muncul dari kamar dengan kunci di tanganya.
"School donk" Sahut chika sambil bangkit berdiri setelah mengikat tali sepatunya.
"Bukannya ini hari minggu ya?" tanya Nino heran.
"Emang" Balas chika sambil mengulurkan tangan meminta kunci yang sedari tadi di tangan nino.
"Hari ini di sekolah ada pertandingan kak. Makanya chika mau ke sekolah. Tapi chika minjem supra x kakak ya, abisnya motor yang satunya udah di bawa papa. Nggak tau deh kemana" Terang chika lagi.
"Yah, mau gue pake. Gue ada janji sama temen - temen" Sahut nino yang memang sudah tanpak rapi.
"Terus chika gimana donk?".
"Ya udah gue antar aja. Ntar kalau loe udah mau pulang loe hubungi gue. Ntar Gue jemput".
"Tapi beneran lho. Nggak pake telat".
"IA!"Balas kakaknya tegas.
Setelah pamit, chika langsung meninggalkan rumahnya menuju ke sekolah. Begitu sampai di sekolahnya ternyata sudah ramai. Bahkan anak - anak nusa kambangan juga sudah berdatangan. Setelah di cari kemana - mana ia masih belum menemukan keberadaan clara. Tak segaja matanya tertuju pada sekelompok anak berseragam Nusa Kambangan. Tanpa Basa - basi segera di hampirinya.
Kalimat sapaan yang di lontar kan chika di balas tatapan kaget. Ternyata mereka adalah teman - teman sekelasnya dulu. Setelah ngobrol beberapa saat chika pamit meninggalkan mereka karena ia mau mencari niken, Sahabat karibnya.
Setelah mencari ke sana kemari Barulah chika menemukan niken yang sedang asik nobrol bareng Dirga dan para sahabatnya. Sementara tak jauh dari mereka tampak Farel dan teman-temanya yang membuat chika merasa ragu untuk menghapiri niken.
"YA ampun. Gila. Keren banget si tu orang".
Refleks chika menoleh. Ternyata vivi dan para sahabatnya yang sedang asik membicarakan Dirga.
"He'eh. Namanya siapa ya?. Cari tau yuk" Tambah tasya.
"Tapi cewek yang di sampingnya siapa. Jangan - jangan pacarnya lagi" Komentar Tina.
"Bodo amat. Yang penting kita kenalan dulu. Soal itu mah belakangan" Potong vivi.
Chika sudah siap bebalik untuk mencari clara yang sampai sekarang masih belum tampak batang hidungnya ketika tiba - tiba terdengar teriakan memangilnya.
"Chika" Panggil niken yang tentu saja menarik perhatian siswa yang ada di sana. Temasuk vivi dan para sahabatnya yang memang tidak tau kalau chika mantan siswa nusa kambangan.
"Woi, Sini" Tambah niken lagi sambil melambaikan tanganya karena chika masih bengong. Mau tak mau chika akhirnya berjalan menuju kearah niken.
"Kok dia kenal sama chika?" tanya tasya heran.
"Ia ya" balas tina.
"Hai" sapa chika setelah sampai di samping niken.
"Lho chik, kok loe di sini?" tanya Dirga dengan kening sedikit berkerut.
"Yupz... I'm Student in here" sahut chika.
"Really?" dirga nggak percaya. Chika hanya membalas dengan anggukan.
Niken juga mengangguk saat pandangan Dirga terarah padanya seolah - olah minta penegasan. Dan tak jauh dari mereka tampak farel dan teman - temannya memperhatikan dengan pandangan heran.
" Kok loe nggak bilang sama kita si?" tanya Agung, Sahabat karib dirga.
"Kalian nggak nanya" balas Chika Santai.
"Kalau gitu kita mainnya jadi semangat nih. Loe pasti dukung kita kan?" Yoga menambahkan.
"Ya nggak lah. Berat kaleeeee".
Mendengar jawaban Chika semuanya langsung tersenyum.
"Maksut Yoga loe ngasi semangat ke kita gitu" Ralat Andrean kemudian.
"He he. Gue tau kok. Tadi gue cuma becanda doank. Tapi tetep, Gue nggak mungkin mendukung tim kalian".
"Kok gitu?" Dirga menatap Chika heran, begitu juga Niken.
"Ya ela, Gimana si. Gue kan siswi sini. Bukan anak Nusa Kambangan lagi. Ya gue lebih Ngedukung farellah. Kan dia temen gua. Satu kelas lagi".
"Yah nggak seru".
"Tapi yang namanya Farel yang mana?" tanya Dirga beberapa saat kemudian.
"Tuh" tunjuk Chika kearah Farel yang kebetulan juga sedang menoleh kearahnya karena kaget mendengar ucapannya barusan. Sama sekali tidak menyangka kalau chika akan membela timnya. walaupun memang seharusnya gitu si. Dan yang membuatnya lebih kaget lagi adalah kelanjutan dari ucapan chika setelah itu yang membuat semua sahabatnya menatap penuh selidik sekaligus heran dan tidak percaya.
"Dia Pacarnya niken lho" Sambung Chika sambil tersenyum.
"Apa?!" Kata Dirga setengah berteriak. Asli nggak Kaget.
"Jadi kemaren chika nggak bohong rel?" Bisik andika pada sahabatnya yang masih menatap tajam kearah chika yang tampak berusah menahan tawanya.
"Ia Rel?" tambah Rio.
Sementara Niken langsung menginjak kaki Chika. Membuat gadis itu menjerit kesakitan. Apalagi Niken memang sengaja menginjaknya dengan keras.
"Apaan sih loe. Jangan ngarang deh. Kalau mau jadi penulis aja (???)" Geram Niken sewot. Kali ini tawa chika beneran meledak.
"Terus?" tanya Dirga yang jelas masih tampak penasaran. Gimana nggak, ia yang diam - diam naksir niken kok tiba - tiba mendapat kabar yang jelas mengagetkan sekaligus tidak di harapkan.
"Nggak ada terusannya. Emang beneran kok" Balas Chika santai tapi terlihat meyakinkan.
"Nggak!. Bukan!. Orang dia cuma...".
Belum sempat Niken menyelesaikan ucapannya sudah di potong duluan sama Farel yang kini berada tepat di belakang chika yang sedari tadi memang ikut mendengarkan pembicaraan mereka.
"Dia sepupu gue. Dan Jelas chika cuma ngarang. Ngaku loe?".
"Ye cuma becanda aja kali. Gitu aja marah. Lekas tua loe" Cibir chika kearah Farel dengan santai.
"Ia. Tapi jangan kelewatan donk. Masa gue pacaran sama sepupu gue sendiri. yang benar saja lah" Kata Niken menambahkan.
"Oke deh. Gue ngaku salah. Gue minta maaf. Lagian tadi gue cuma mau ngetes aja kok. Ada yang cemburu nggak, eh ternyata dugaan gue bener" Balas chika sambil melirk dirga yang wajahnya terlihat sedikit bersemu merah.
"Maksut loe?" Tanya niken heran.
"Ada aja..." Ledek chika tersenyum.
Farel sudah siap buka mulut tapi sayang keburu terputus oleh suara pluit yang mendandakan kalau pertandiangan akan segera di mulai.
Chika segera berjalan menuju ke luar lapangan. Ia memilih duduk diantara teman - teman sekolahnya, sementara niken berjalan berlawanan arah darinya.
"Kok loe bisa akrab sama mereka chik?"
Refleks chika menoleh, Ternyata Alvin dan di sampingnya juga ada doni.
"Eh kalian. Maksutnya?" chika balik bertanya.
"Kok loe bisa akrab sama anak nusa kambangan?" Alvin menegaskan.
"O. itu karena gue dulu satu sekolah sama mereka".
"Terus kok loe bisa kenal sama sepupunya farel?" tanya Doni lagi.
"Kan tadi gue udah bilang kalau dulu kita itu satu sekolah. Ehem, sekelas malah. dia itu sahabat sejati gue. Gimana si?".
"Tapi dari mana loe bisa tau kalau dia itu sepupunya farel?".
Kali ini tatapan Chika langsung terjurus pada Alvin.
"Kalian dari tadi nanya mulu. Memangnya ada apa si?" Gantian Chika yang merasa heran.
"Ya kita kan pengen tau".
"Kalau kalian beneran pengen tau , besok tanya aja langsung samaq sahabat kalian itu. Gitu aja kok repot. Jadi nggak konsen nie nontonya".
"Ia deh. Sory" Kata Alvin menutup pembicaraan sambil mengalihkan perhatiannya pada sahabatnya yang sedang bertanding.
Cerpen Persahabatan sejati
Akhirnya pertandiang berakhir dengan di menangkan oleh anak - anak Nusa Kambangan. Tepat Saat Chika bersiap untuk mencontak kakaknya, Dirga Datang menghampir.
"Chika, Loe udah mau pulang?".
"Nggak. Gue mau norget dulu" Balas chika cepat.
"Norget?. Apaan tuh?" tanya Dirga heran.
"He he he. Nggak pernah denger tu istilah ya?. Bahasa gaul tuh. Jadi wajar aja kalau loe nggak tau" Balas Chika setengah meledek.
"Jadi loe beneran mau norget?" Tanya Dirga lagi walau masih belum ngerti arti dari tu istilah.
"Ya nggak lah. Gila loe. Masa gue cantik gini harus norget. Jelas aja gue mau pulang".
"Tadi loe bilangnya mau norget?" tanya Dirga makin bingung.
"Tau ah. Cerita ma loe juga kagak bakal ngerti norget itu apaan. Mending loe langsung ngomong aja, ada perlu apa sama gue?" Chika mengalihkan pembicaraan.
"E.... Makan siang yuk. Gue traktir deh" Ajak Dirga walau terlihat sedikit ragu.
"Makan siang?. Bareng gue?" tanya Chika sambil menujuk wajahnya sendiri. Dirga hanya membalas dengan anggukan.
"Dalam rangka apa nie?".
"Gimana si. Kan tadi tim gue yang menang. Lagian loe di ajak makan juga, ribet amat. Tenang. Gue yang bayar. Jadi GRATIS".
Mendengar kata gratis mata Chika langsung ijo.
"Oh gitu ya?. Sory tadi gue lupa. So lets go" Balas chika bersemangat sambil mengandeng tangan Dirga menuju keparkiran.
"Eh, tapi kita nggak ngajak Niken sekalian?" Tanya chika berhenti melangkah. Karena chika tau dengan pasti kalau diam - diam Dirga naksir pada sahabatnya yang sedikit tomboy itu.
"Jangan. Justru gue pengennya ngomong sama loe donk. N Niken jangan sampe tau" Cegah dirga cepat.
"Kenapa?" Chika heran.
"Ada deh. Ntar Gue cerita. Yang jelas loe ikut gue. yuks" Ajak dirga Gantian menarik tangan Chika kembali melangkah di sampingnya. Dan tanpa mereka sadari dari tadi niken dan farel memperhatikan keakraban keduanya di kejauhan.
Next to cerpen sahabat jadi cinta be the best of a rival part ending.
Credit Gambar : Ana Merya
Chika merebahkan tubuhnya di atas kasur kamarnya. Pakaian sekolah masih melekat di tubuh, Sementara tas ia lemparkan disampingnya begitu saja. Teriakan sang mama yang mengingatkannya untuk makan siang sama sekali tidak di indahkanya. Matanya sudah mulai terpejam ketika terdengar suara motor memasuki halaman rumahnya. Pasti nino yang baru pulang dari kampus.
"Ma, Chika udah pulang belom?" tanya Nino begitu menginjakan kaki di lantai rumah.
"Lho memangnya ada apa?. Bukannya harusnya dia pulang bareng kamu?" Ujar mama balik bertanya.
"Jadi maksud mama chika belom pulang?" tanya Nino terlihat sedikit panik.
"Sudah. Barusan, Tuh masih di kamarnya. Memang nya ada apa si?. Kok kalian pulangnya nggak barengan. Mama belom sempet nanyain chika. Soalnya keliatannya dia kecapean".
"Di kamar ma?" Tanya Nino terlihat lega.
"Ia. Kenapa?" Mama makin heran.
"Nggak papa si" balas nino sambil berlalu menuju kama chika.
"Chika, bukain donk pintunya" kata Nino sambil mengetuk pintu kamar chika.
"Kenapa?" tanya chika begitu pintu di buka.
"Jadi loe udah pulang?. Gimana si, Tadi gue cariin di sekolah leo, tapi udah sepi. Katanya mau pulang bareng".
"Bisa jamuran Chika nungguin kakak. Udah panas, Lama. Untung tadi ada temen yang nganterin chika. Kakak si rese'" Balas chika.
"Ya Sory. Tapi tadi kakak kan udah bilang di kampus ada rapat dadakan. Nggak mungkin juga kan kakak nggak ikut. Tapi loe juga kalau ngebales kira - kira donk. Jangan kelewatan Gitu, Bikin gue panik. Gue cariin nggak ada. Nanya satpam katanya semua siswa udah pada pulang. Eh giliran nelpon ke hape elo nggak di angkat - angkat".
"Masa si?".
Chika segera beranjak mengambil hape dari dalam tas yang ia lemparkan sembarangan tadi. Setelah di cek benar saja. 39 pangilan tidak terjawab dan itu dari nino semua.
"Yah sory... Tadi hapenya Chika silienc, chika masukan dalam tas lagi. Jadi nggak tau kalau kakak nelpon. he he" Balas chika nyengir sambil mengankat kedua jarinya membentuk huruf 'V'.
"Ada apa si sebenernya?. Udah siang, kalian kan belum makan, entar sakit lagi" Tiba - tiba terdengar suara mama yang baru muncul dari dapur menyiapkan makan siang untuk anaknya.
"Nggak ada apa - apa kok ma" balas chika dan nino bersamaan.
"Ya sudah. ayo makan. lho kamu kok belum ganti baju chika?" tanya mama heran.
"Ia ma. Bentar. ini juga mau ganti baju".
Chika segera menutup pintu dan menganti pakaian sekolahnya dengan yang biasa ia kenakan sehari - hari. begitu selesai ia segera melangkah menuju ke dapur dimana kakak dan mamnya telah menunggu.
Selesai makan siang, chika langsung kemabli ke kamar. Tubuhnya terasa begitu lelah. Sambil mendengarkan siaran radio Mitra Fm selatpanjang ia merebahkan tubuhnya di kasur. Angannya melayang ke kejadian yang tdi baru dialaminya sepulang sekolah.
Tanpa di sangka tanpa di duga ketika ia dan farel pulang tiba - tiba motor farel mogok gara - gara kehabisan benzin. Terpaksa deh ia harus berjalan sampai ke kios benzin. Dan saat itu karena matahari begitu terik, Farel meminjamkan jaket untuknya.
"Ternyata ru orang baik juga" Gumam chika sambil tersenyum sendiri. Setelah sekian lama akhirnya ia pun terlelap ke alam mimpi.
Cerpen Persahabatan sejati.
"Kak nino, Kunci motornya mana?" Teriak chika keesokan harinya. Hari ini kan di sekolah ada pertandiangan. Dan kemaren ia juga sudah janji sama clara kalau ia bakal datang.
"Emangnya loe mau kemana?" tanya nino begitu muncul dari kamar dengan kunci di tanganya.
"School donk" Sahut chika sambil bangkit berdiri setelah mengikat tali sepatunya.
"Bukannya ini hari minggu ya?" tanya Nino heran.
"Emang" Balas chika sambil mengulurkan tangan meminta kunci yang sedari tadi di tangan nino.
"Hari ini di sekolah ada pertandingan kak. Makanya chika mau ke sekolah. Tapi chika minjem supra x kakak ya, abisnya motor yang satunya udah di bawa papa. Nggak tau deh kemana" Terang chika lagi.
"Yah, mau gue pake. Gue ada janji sama temen - temen" Sahut nino yang memang sudah tanpak rapi.
"Terus chika gimana donk?".
"Ya udah gue antar aja. Ntar kalau loe udah mau pulang loe hubungi gue. Ntar Gue jemput".
"Tapi beneran lho. Nggak pake telat".
"IA!"Balas kakaknya tegas.
Setelah pamit, chika langsung meninggalkan rumahnya menuju ke sekolah. Begitu sampai di sekolahnya ternyata sudah ramai. Bahkan anak - anak nusa kambangan juga sudah berdatangan. Setelah di cari kemana - mana ia masih belum menemukan keberadaan clara. Tak segaja matanya tertuju pada sekelompok anak berseragam Nusa Kambangan. Tanpa Basa - basi segera di hampirinya.
Kalimat sapaan yang di lontar kan chika di balas tatapan kaget. Ternyata mereka adalah teman - teman sekelasnya dulu. Setelah ngobrol beberapa saat chika pamit meninggalkan mereka karena ia mau mencari niken, Sahabat karibnya.
Setelah mencari ke sana kemari Barulah chika menemukan niken yang sedang asik nobrol bareng Dirga dan para sahabatnya. Sementara tak jauh dari mereka tampak Farel dan teman-temanya yang membuat chika merasa ragu untuk menghapiri niken.
"YA ampun. Gila. Keren banget si tu orang".
Refleks chika menoleh. Ternyata vivi dan para sahabatnya yang sedang asik membicarakan Dirga.
"He'eh. Namanya siapa ya?. Cari tau yuk" Tambah tasya.
"Tapi cewek yang di sampingnya siapa. Jangan - jangan pacarnya lagi" Komentar Tina.
"Bodo amat. Yang penting kita kenalan dulu. Soal itu mah belakangan" Potong vivi.
Chika sudah siap bebalik untuk mencari clara yang sampai sekarang masih belum tampak batang hidungnya ketika tiba - tiba terdengar teriakan memangilnya.
"Chika" Panggil niken yang tentu saja menarik perhatian siswa yang ada di sana. Temasuk vivi dan para sahabatnya yang memang tidak tau kalau chika mantan siswa nusa kambangan.
"Woi, Sini" Tambah niken lagi sambil melambaikan tanganya karena chika masih bengong. Mau tak mau chika akhirnya berjalan menuju kearah niken.
"Kok dia kenal sama chika?" tanya tasya heran.
"Ia ya" balas tina.
"Hai" sapa chika setelah sampai di samping niken.
"Lho chik, kok loe di sini?" tanya Dirga dengan kening sedikit berkerut.
"Yupz... I'm Student in here" sahut chika.
"Really?" dirga nggak percaya. Chika hanya membalas dengan anggukan.
Niken juga mengangguk saat pandangan Dirga terarah padanya seolah - olah minta penegasan. Dan tak jauh dari mereka tampak farel dan teman - temannya memperhatikan dengan pandangan heran.
" Kok loe nggak bilang sama kita si?" tanya Agung, Sahabat karib dirga.
"Kalian nggak nanya" balas Chika Santai.
"Kalau gitu kita mainnya jadi semangat nih. Loe pasti dukung kita kan?" Yoga menambahkan.
"Ya nggak lah. Berat kaleeeee".
Mendengar jawaban Chika semuanya langsung tersenyum.
"Maksut Yoga loe ngasi semangat ke kita gitu" Ralat Andrean kemudian.
"He he. Gue tau kok. Tadi gue cuma becanda doank. Tapi tetep, Gue nggak mungkin mendukung tim kalian".
"Kok gitu?" Dirga menatap Chika heran, begitu juga Niken.
"Ya ela, Gimana si. Gue kan siswi sini. Bukan anak Nusa Kambangan lagi. Ya gue lebih Ngedukung farellah. Kan dia temen gua. Satu kelas lagi".
"Yah nggak seru".
"Tapi yang namanya Farel yang mana?" tanya Dirga beberapa saat kemudian.
"Tuh" tunjuk Chika kearah Farel yang kebetulan juga sedang menoleh kearahnya karena kaget mendengar ucapannya barusan. Sama sekali tidak menyangka kalau chika akan membela timnya. walaupun memang seharusnya gitu si. Dan yang membuatnya lebih kaget lagi adalah kelanjutan dari ucapan chika setelah itu yang membuat semua sahabatnya menatap penuh selidik sekaligus heran dan tidak percaya.
"Dia Pacarnya niken lho" Sambung Chika sambil tersenyum.
"Apa?!" Kata Dirga setengah berteriak. Asli nggak Kaget.
"Jadi kemaren chika nggak bohong rel?" Bisik andika pada sahabatnya yang masih menatap tajam kearah chika yang tampak berusah menahan tawanya.
"Ia Rel?" tambah Rio.
Sementara Niken langsung menginjak kaki Chika. Membuat gadis itu menjerit kesakitan. Apalagi Niken memang sengaja menginjaknya dengan keras.
"Apaan sih loe. Jangan ngarang deh. Kalau mau jadi penulis aja (???)" Geram Niken sewot. Kali ini tawa chika beneran meledak.
"Terus?" tanya Dirga yang jelas masih tampak penasaran. Gimana nggak, ia yang diam - diam naksir niken kok tiba - tiba mendapat kabar yang jelas mengagetkan sekaligus tidak di harapkan.
"Nggak ada terusannya. Emang beneran kok" Balas Chika santai tapi terlihat meyakinkan.
"Nggak!. Bukan!. Orang dia cuma...".
Belum sempat Niken menyelesaikan ucapannya sudah di potong duluan sama Farel yang kini berada tepat di belakang chika yang sedari tadi memang ikut mendengarkan pembicaraan mereka.
"Dia sepupu gue. Dan Jelas chika cuma ngarang. Ngaku loe?".
"Ye cuma becanda aja kali. Gitu aja marah. Lekas tua loe" Cibir chika kearah Farel dengan santai.
"Ia. Tapi jangan kelewatan donk. Masa gue pacaran sama sepupu gue sendiri. yang benar saja lah" Kata Niken menambahkan.
"Oke deh. Gue ngaku salah. Gue minta maaf. Lagian tadi gue cuma mau ngetes aja kok. Ada yang cemburu nggak, eh ternyata dugaan gue bener" Balas chika sambil melirk dirga yang wajahnya terlihat sedikit bersemu merah.
"Maksut loe?" Tanya niken heran.
"Ada aja..." Ledek chika tersenyum.
Farel sudah siap buka mulut tapi sayang keburu terputus oleh suara pluit yang mendandakan kalau pertandiangan akan segera di mulai.
Chika segera berjalan menuju ke luar lapangan. Ia memilih duduk diantara teman - teman sekolahnya, sementara niken berjalan berlawanan arah darinya.
"Kok loe bisa akrab sama mereka chik?"
Refleks chika menoleh, Ternyata Alvin dan di sampingnya juga ada doni.
"Eh kalian. Maksutnya?" chika balik bertanya.
"Kok loe bisa akrab sama anak nusa kambangan?" Alvin menegaskan.
"O. itu karena gue dulu satu sekolah sama mereka".
"Terus kok loe bisa kenal sama sepupunya farel?" tanya Doni lagi.
"Kan tadi gue udah bilang kalau dulu kita itu satu sekolah. Ehem, sekelas malah. dia itu sahabat sejati gue. Gimana si?".
"Tapi dari mana loe bisa tau kalau dia itu sepupunya farel?".
Kali ini tatapan Chika langsung terjurus pada Alvin.
"Kalian dari tadi nanya mulu. Memangnya ada apa si?" Gantian Chika yang merasa heran.
"Ya kita kan pengen tau".
"Kalau kalian beneran pengen tau , besok tanya aja langsung samaq sahabat kalian itu. Gitu aja kok repot. Jadi nggak konsen nie nontonya".
"Ia deh. Sory" Kata Alvin menutup pembicaraan sambil mengalihkan perhatiannya pada sahabatnya yang sedang bertanding.
Cerpen Persahabatan sejati
Akhirnya pertandiang berakhir dengan di menangkan oleh anak - anak Nusa Kambangan. Tepat Saat Chika bersiap untuk mencontak kakaknya, Dirga Datang menghampir.
"Chika, Loe udah mau pulang?".
"Nggak. Gue mau norget dulu" Balas chika cepat.
"Norget?. Apaan tuh?" tanya Dirga heran.
"He he he. Nggak pernah denger tu istilah ya?. Bahasa gaul tuh. Jadi wajar aja kalau loe nggak tau" Balas Chika setengah meledek.
"Jadi loe beneran mau norget?" Tanya Dirga lagi walau masih belum ngerti arti dari tu istilah.
"Ya nggak lah. Gila loe. Masa gue cantik gini harus norget. Jelas aja gue mau pulang".
"Tadi loe bilangnya mau norget?" tanya Dirga makin bingung.
"Tau ah. Cerita ma loe juga kagak bakal ngerti norget itu apaan. Mending loe langsung ngomong aja, ada perlu apa sama gue?" Chika mengalihkan pembicaraan.
"E.... Makan siang yuk. Gue traktir deh" Ajak Dirga walau terlihat sedikit ragu.
"Makan siang?. Bareng gue?" tanya Chika sambil menujuk wajahnya sendiri. Dirga hanya membalas dengan anggukan.
"Dalam rangka apa nie?".
"Gimana si. Kan tadi tim gue yang menang. Lagian loe di ajak makan juga, ribet amat. Tenang. Gue yang bayar. Jadi GRATIS".
Mendengar kata gratis mata Chika langsung ijo.
"Oh gitu ya?. Sory tadi gue lupa. So lets go" Balas chika bersemangat sambil mengandeng tangan Dirga menuju keparkiran.
"Eh, tapi kita nggak ngajak Niken sekalian?" Tanya chika berhenti melangkah. Karena chika tau dengan pasti kalau diam - diam Dirga naksir pada sahabatnya yang sedikit tomboy itu.
"Jangan. Justru gue pengennya ngomong sama loe donk. N Niken jangan sampe tau" Cegah dirga cepat.
"Kenapa?" Chika heran.
"Ada deh. Ntar Gue cerita. Yang jelas loe ikut gue. yuks" Ajak dirga Gantian menarik tangan Chika kembali melangkah di sampingnya. Dan tanpa mereka sadari dari tadi niken dan farel memperhatikan keakraban keduanya di kejauhan.
Next to cerpen sahabat jadi cinta be the best of a rival part ending.