Cerpen Sahabat Be the Best Of a Rifal ~ 02
Sahabat sejati itu bukan orang yang selalu mebenarkan perkataan kita, tapi sahabat sejati adalah orang yang selalu berkata benar by Star Night.
Cerpen Sahabat sejati
Setelah meninggalkan kelasnya mereka menuju ke taman belakang sekolah yang biasanya tidak terlalu ramai. Sementara rio menuju ke kantin membeli makanan ringan. Farel nggax mau ke kantin karena pasti saat ini semua temen-temennya sedang membicarakannya.
Ketika mereka asyik memakan makanan yang tadi di beli oleh rio, tanpa mereka sadari ternyata tidak beberapa jauh dari mereka ada chika yang sedang asyik baca buku bersama clara sahabat karibnya. Dan sepertinya mereka tidak menyadari farel dan temennya karena sedang asyik baca .
“ssst. Liat tuch” kata Dino sambil menunjuk ke arah Chika dan Clara.
“apa?” tanya alvin sambil memandang ke arah yang di tunjuk dino.
“kenapa sama mereka?” tanya farel bingung.
“menurut kalian omongan vivi bener nggax sich?” tanya dino.
“ya pasti nggax mungkin lah. Kan tadi kalian lihat sendiri kalau buk alena yang minta dia ke depan” sahut Andika.
Sementara itu Clara yang nggax sengaja memandang ke sekitar karena matanya perih kebanyakan baca buku kaget karena mendapati Farel bersama Sahabatnya seperti sedang memperhatikan mereka. Clara langsung menyenggol lengan Chika yang Masih keasyikan membaca.
“ada apa?” tanya Chika tanpa menoleh.
“ada Farel sama Sahabatnya tuch” bisik clara.
“oh ya, mana?” chika melepaskan pandangannya dari buku yang di pegang karena tertarik akan ucapan sahabatnya.
“itu” Clara hanya memberikan kode agar Chika memandang ke tempat yang tak beberapa jauh dari meraka.
Sementara Chika begitu menemukan tempat yang di maksud sama clara langsung berdiri.
“eh mau kemana loe?” tanya clara heran.
“nyamperin mereka” sahut Chika santai.
“mo ngapain sich” tanya Clara sambil mengikuti chika yang terus berjalan menuju ke arah Farel cs. Tapi Chika hanya diam saja.
“mau ngapain loe kesini?” kata Farel begitu Chika dan Clara tiba di depan mereka.
“gue mau minta maaf” sahut chika sambil menatap farel yang juga sedang menatapnya.
“soal?” kejar Farel lagi. Sementara temen-temennya hanya diam saja.
“soal tadi pagi”
“jangan-jangan loe tadi pagi sengaja supaya loe bisa di puji di depan semua anak-anak” tuduh alvin.
“nggax. Bukan kayak gitu” chika gugup.
“terus, kenapa loe minta maaf?” tanya Farel lagi. Untuk sementara Chika terdiam baru kemudian melanjutkan.
“gimana pun juga gue tetap merasa bersalah. Tapi suer gue nggax pernah minta di puji sama siapa pun” terang Chika.
“ya udah kalau gitu, di maafin. Ya udah pergi sana loe” Usir Farel.
Chika segera beranjak pergi di ikuti sama Clara. Tapi baru beberapa langkah ia berhenti dan berbalik lagi.
“kenapa? Ada yang kurang?” tanya Farel.
“e... tapi kenapa sich loe sering banget datang terlambat kalau masuk bahasa inggris. Nggax pernah bikin pr lagi?”
Kata-kata yang di lontarkan Chika cukup membuat semua yang ada di sana kaget termasuk Farel.
“ bukan urusan elo!!!” bentak Farel.
“emang bukan sich. Tapi gue heran aja” sahut Chika “loe kan udah terkenal banget di sekolah. Emangnya nggax malu ya di hukum terus sama buk alena. Lagian apa susahnya sich belajar bahasa inggris dikit” sambung Chika yang membuat Farel dan sahabatnya makin sebel. Nekat banget tu anak.
“eh, jangan mentang-mentang tadi loe di puji sama buk alena trus sekarang loe ngelunjak ya. Dan lagian kan tadi gue udah bilang kalau itu bukan urusan loe. Mending sekarang loe pergi. Atau.....” Farel menghentikan ucapannya.
Chika sebenernya udah mau buka mulut lagi. Tapi terlanjur di cegah sama Clara.
“udah Chika, mending kita pergi sekarang” ajak clara sambil menarik tangan Chika. Mau nggax mau chika terpaksa mengikutinya.
“gue minta maaf kalau emang omongan gue tadi ada yang salah. Tapi ini semua kan juga demi kebaikan loe. Kalau emang loe nggax mau dengerin omongan gue, ya terserah. Gue permsi. Sekali lagi gue minta maaf” kata chika sebelum berlalu meningalkan farel dan temen-temennya.
“gila tuch cewek. Berani banget dia ngomong kayak gitu ke elo” kata dino begitu chika dan clara menghilang dari pandangan.
“tapi apa yang di omongin dia ada benernya juga kali. Emangnya sampai kapan loe kayak gini terus?” kata-lata andika jelas mengagetkan semua yang ada di situ karena kesannya andika membela chika.
“kok loe malah bela dia sich” kata dino sewot.
“ya bukan begitu. Tapi coba kalian fikir sendiri deh apa yang tadi di omongin sama chika” tambah andika lagi.
“tau ah. Meningan kita cabut aja dari sini. Bete gue” kata farel kemudian. Dan kebetulan tak lama setelah itu bel tanda jam istirahat habis terdengar.
Begitu farel cs masuk kekelas, pandangannya langsung tertuju ke arah chika yang kebetulan duduk di bangku paling depan. Tapi chika sama sekali tidak menoleh. Dia malah asyik membolak-balik buku catatannya seperti tidak merasa kehadiran farel dan temennya. Bahkan ketika farel melewati bangkunya, ia hanya diam saja.
Cerpen Sahabat Sejati
Setelah hampir seminggu berlalu semenjak kejadian itu, hubungan farel dan chika tetap dingin. Bahkan ketika itu kebetulan jam masuk pertama adalah bahasa inggris. Selain lima menit lagi pelajaran di mulai juga hari ini kan ada pr dan seperti biasa wajib di kerjakan, tapi farel belum juga menampakkan batang hidungnya, kira-kira kemana tu anak.
Barulah Setelah bel berbunyi, dan bu alena juga sudah masuk ke ruangan serta meminta semua siswanya untuk mengumpulkan tugasnya pada saat itu lah farel datang.
“farel, kenapa kamu telat?” tanya bu alena.
“maaf buk. Tadi macet” sahut farel.
“ya sudah mana buku latihan kamu”
Farel segera membuka tas dan mengeluarkan buku latihannya. Setelah itu ia berikan pada ibu alena. Setelah memeriksa sekilas barulah farel di perbolehkan duduk. Ketika farel melewati mejanya chika ia sempat memandang sekilas. Kebetulan chiaka juga sedang memandang kearahnya. Kemudian farel berlalu sambil tersenyum dengan senyuman yang sulit di artikan.
Dan begitu pelajaran selesai, ibu alena memberikan kabar yang cukup mengagetkan karena dari empat puluh siswa ada dua orang yang bisa menapat nialai sempurna. Karena bisa menjawab dengan benar semua yaitu chika dan farel. Tentu aja seisi kelas heboh. Tapi farel hanya tersenyum seorah sebuah senyuman kemenangan.
Begitu istirahat anak-anak langsung pada mengucapkan selamat sama farel. Karena biasanya hanya chika yang mendapat nilai sempurna. Tapi kali ini farel juga. Padahalkan seisi kelas tau kalau farel paling anti sama pelajaran yang satu ini. Tapi kok....
“gila rel. Kok tumben loe bisa bener semua. Salut gue. Selamat ya” puji alvin.
“ia donk. Farel” farel membanggakan diri.
“kayaknya bisa nyaingin anak emas tuch” kata dino sambil melirik chika. Tapi chika diam saja. Ia malah memasukkan bukunya ke dalam tasnya. Pura-pura nggax tau kalau lagi di sindir. Setelah itu ia langsung mengajak clara keluar. Tapi baru saja ia mau berdiri rio menghalanginya.
“ada apa?” tanya Chika.
“dari semua temen-temen kita kayaknya Cuma elo deh yang nggax ngasih ucapan selamat sama Farel” jawab rio.
“emangnya perlu?” tanya Chika “kayaknya enggax deh” sambungnya.
“kenapa? Loe takut karena ada yang bisa nyaingin elo?” Alvin ikutan nimbrung.
“kenapa juga gue mesti takut. Lagian kalau emang Farel sekarang dapat nilai tinggi. Bagus donk. Jadikan ada perubahan yang lebih baik” balas Chika.
“terus kenapa loe nggax ngasi ucapan selamat sama dia” ujar Andika.
“udah deh. Kalian ngapain sich minta dia buat ngucapin selamat buat gue. Kalau emang dia nggax mau ya udah. Lagian nggax penting juga ucapan selamat dari dia” potong Farel sebelum Chika sempet ngomong.
“ia” balas temen- temennya.
“mendingan kita cambut aja deh” ajak Farel lagi.
“tunggu” tahan chika “gue bukan nggax mau ngucapin selamat buat farel. Tapi menurut gue nggax ada tuch yang bisa di banggain dari dia” lanjutnya.
“maksud loe?” Andika merasa tersinggung karena Sahabatnya di remehin.
“maksud gue kanapa juga kita harus bangga sama hasil karya orang lain”
“jadi loe mau bilang kalau farel nyontek gitu! Sama siapa?!” kata dino.
“kenapa loe nggax tanya aja langsung sama orangnya?” sahut Chika sambil menoleh kearah Farel yang jelas terlihat kaget akan ucapannya.
“e jaga ya bicara loe. Kita di sini semua tau kok kalau Farel nggax mungkin nyontek sama kita-kita. Jadi loe jangan ngasal ya kalau ngomong” bentak alvin.
“ia. Jangan-jangan loe ngomong gitu karena sirik sama dia karena dia bisa nyaingin loe. Ia kan” vivi tiba-tiba ikutan ngomong.
Chika mendorong tubuh Rio yang dari tadi berdiri di depannya. Ia segera melangkah menuju Farel, dan berhenti tepat di hadapannya.
“loe hebat ya farel. Selamat” kata Chika ke arah Farel.
“loe emang hebat karena bisa bohongin seisi kelas. Tapi bukan gue!!!” sambung Chika yang membuat semua yang ada di sana kaget.
Mendengar itu Farel hanya terdiam, ia menatap tajam mata Chika yang berada tepat di hadapannya. Apa mungkin Chika tau kalau sebenernya itu memang bukan karya nya. Tapi sepupunya, niken Buat ngisi. Tapi dari mana? Sepupunya kan beda sekolah sama dia. Bahkan temen-temennya aja nggax ada yang kenal. Pikir Farel dalam hati.
“Clara, kita pergi yuk” ajak Chika kepada sahabatnya yang dari tadi hanya diam mendengarkan. Tanpa banyak komentar Clara langsung ngikutin Chika yang sudah meninggalkan Farel yang berdiri bengong.
Sebenarnya Andika ingin menahan Chika. Ia ingin tau apa sebenernya maksudnya ngomong kayak gitu. Tapi Farel terlebih dahulu mencegahnya.
“gila! Apa sich maksud dia ngomong kayak gitu?” guman alvin kesel.
“udahlah biarin aja. Kita juga menging cabut juga yuk” farel segera melangkah keluar. Ini kan jam istirahat.
“eh kalian mau kemana?” tanya vivi melihat farel mau pergi.
“bukan urusan loe” bentak farel.
Vivi langsung terdiam. Dan membiarkan farel pergi bersama temen-temennya.
“sialan. Semua ini gara-gara chika. Apa sich maksudnya dia pake nuduh farel nyontek segala. Dia fikir Cuma dia aja yang bisa dapat nilai bagus” omel vivi setelah farel hilang dari pandangan.
“ia vi.kayaknya tu anak perlu kita kasi pelajaran deh. Biar kapok” sambung tina.
“kalian bener. Awas loe chika. Lihat aja entar” kata vivi sambil meremas kertas yang ada di tangannya.
Begitu jam istirahat selesai. Semua anak-anak masuk. Dan ketika chika dan clara masuk seisi kelas memandang kearahnya. Tapi chika cuek bebek aja. Pura-pura nggax tau. Bahkan saat pelajaran berlangsung, chika sama sekali nggax ngomong apa-apa. Apa lagi minta maaf sama farel.
Cerpen sahabat sejati
Saat pulang sekolah semua berebutan keluar. Chika yang duduk di depan langsung mengemasi barangnya, dan memasukkan ke dalam tas nya. Ia ingin buru-buru pulang karena hari ini ia pulang bareng kakaknya yang barusan meng sms nya mengabarkan kalau ia sudah di tunggu di depan sekolahnya. karena kebetulan hari ini kakaknya pulang kuliah cepat, jadi bisa langsung pulang bareng.
Begitu chika melewati koridor sekolah, tiba-tiba vivi dan kedua temennya mencegatnya, tentu saja chika kaget.
"ada apa?" tanya chika heran.
"eh jadi orang jangan belagu ya!" bentak vivi sambil mendorongnya ke dinding.
"aduh. ada apa sich?"
"gue peringatin ya sama loe, jangan pernah loe bikin farel kesel lagi. atau loe akan tau akibatnya!" ancam vivi.
"ia. atau loe mau berurusan sama kita" tambah tasya.
"memangnya ada apa sich?" chika masih nggax ngerti.
"udah deh, pokoknya loe jauhin farel. ngerti loe!!!" selesai berkata vivi langsung mendorong nya hingga chika jatuh ke lantai.
"ia. catet tuch" tambah Tina. *Sori sob, nama u di pake. Abis u suka sadis si. So, kenapa gak sekalian aja/he he he*.
Setelah itu mereka semua pergi meninggalkan Chika yang kesakitan karena tangannya sedikit tergores. kebetulan di sana tidak ada siapa-siapa. dan dengan menahan rasa sakit chika langsung berdiri dan membersihkan debu yang menempel di rok nya. ia juga mengelap darah yang sedikit keluar dari lenanganya yang terluka. kemudian ia segera pergi karena kakaknya sudah kelamaan menunggu.
"gila, lama banget sih loe?" kata nino begitu chika ada di hadapannya.
"sorry. tadi gurunya lama sich" sahut chika sambil mengenakan helm yang di sodorkan kakaknya.
"tangan loe kenapa?" tanya nino begitu melihat lengan chika yang terluka.
"oh. anu ini. tadi aku nggax sengaja jatuh. tapi nggax papa kok" sahut chika berbohong.
"bukan karena di jahilin lagi kan?" selidik kakaknya.
"ya enggak lah kak, ini murni salah aku kok, udah yuk buruan. udah siang ni. panas lagi" potong chika.
"0. kalau gitu ya udah. kakak kuatir kamu di jahilin lagi seperti di sekolah yang dulu" sahut nino sambil menyalakan mesin motornya.
chika diam saja, ia tida mau kejadian ini sampai di ketahui kakaknya. apalagi sampai membuat kakaknya kuatir.
Next to Cerpen Persahabatan be the best of a rival part 3
Credit gambar : Ana Merya
Cerpen Sahabat sejati
Setelah meninggalkan kelasnya mereka menuju ke taman belakang sekolah yang biasanya tidak terlalu ramai. Sementara rio menuju ke kantin membeli makanan ringan. Farel nggax mau ke kantin karena pasti saat ini semua temen-temennya sedang membicarakannya.
Ketika mereka asyik memakan makanan yang tadi di beli oleh rio, tanpa mereka sadari ternyata tidak beberapa jauh dari mereka ada chika yang sedang asyik baca buku bersama clara sahabat karibnya. Dan sepertinya mereka tidak menyadari farel dan temennya karena sedang asyik baca .
“ssst. Liat tuch” kata Dino sambil menunjuk ke arah Chika dan Clara.
“apa?” tanya alvin sambil memandang ke arah yang di tunjuk dino.
“kenapa sama mereka?” tanya farel bingung.
“menurut kalian omongan vivi bener nggax sich?” tanya dino.
“ya pasti nggax mungkin lah. Kan tadi kalian lihat sendiri kalau buk alena yang minta dia ke depan” sahut Andika.
Sementara itu Clara yang nggax sengaja memandang ke sekitar karena matanya perih kebanyakan baca buku kaget karena mendapati Farel bersama Sahabatnya seperti sedang memperhatikan mereka. Clara langsung menyenggol lengan Chika yang Masih keasyikan membaca.
“ada apa?” tanya Chika tanpa menoleh.
“ada Farel sama Sahabatnya tuch” bisik clara.
“oh ya, mana?” chika melepaskan pandangannya dari buku yang di pegang karena tertarik akan ucapan sahabatnya.
“itu” Clara hanya memberikan kode agar Chika memandang ke tempat yang tak beberapa jauh dari meraka.
Sementara Chika begitu menemukan tempat yang di maksud sama clara langsung berdiri.
“eh mau kemana loe?” tanya clara heran.
“nyamperin mereka” sahut Chika santai.
“mo ngapain sich” tanya Clara sambil mengikuti chika yang terus berjalan menuju ke arah Farel cs. Tapi Chika hanya diam saja.
“mau ngapain loe kesini?” kata Farel begitu Chika dan Clara tiba di depan mereka.
“gue mau minta maaf” sahut chika sambil menatap farel yang juga sedang menatapnya.
“soal?” kejar Farel lagi. Sementara temen-temennya hanya diam saja.
“soal tadi pagi”
“jangan-jangan loe tadi pagi sengaja supaya loe bisa di puji di depan semua anak-anak” tuduh alvin.
“nggax. Bukan kayak gitu” chika gugup.
“terus, kenapa loe minta maaf?” tanya Farel lagi. Untuk sementara Chika terdiam baru kemudian melanjutkan.
“gimana pun juga gue tetap merasa bersalah. Tapi suer gue nggax pernah minta di puji sama siapa pun” terang Chika.
“ya udah kalau gitu, di maafin. Ya udah pergi sana loe” Usir Farel.
Chika segera beranjak pergi di ikuti sama Clara. Tapi baru beberapa langkah ia berhenti dan berbalik lagi.
“kenapa? Ada yang kurang?” tanya Farel.
“e... tapi kenapa sich loe sering banget datang terlambat kalau masuk bahasa inggris. Nggax pernah bikin pr lagi?”
Kata-kata yang di lontarkan Chika cukup membuat semua yang ada di sana kaget termasuk Farel.
“ bukan urusan elo!!!” bentak Farel.
“emang bukan sich. Tapi gue heran aja” sahut Chika “loe kan udah terkenal banget di sekolah. Emangnya nggax malu ya di hukum terus sama buk alena. Lagian apa susahnya sich belajar bahasa inggris dikit” sambung Chika yang membuat Farel dan sahabatnya makin sebel. Nekat banget tu anak.
“eh, jangan mentang-mentang tadi loe di puji sama buk alena trus sekarang loe ngelunjak ya. Dan lagian kan tadi gue udah bilang kalau itu bukan urusan loe. Mending sekarang loe pergi. Atau.....” Farel menghentikan ucapannya.
Chika sebenernya udah mau buka mulut lagi. Tapi terlanjur di cegah sama Clara.
“udah Chika, mending kita pergi sekarang” ajak clara sambil menarik tangan Chika. Mau nggax mau chika terpaksa mengikutinya.
“gue minta maaf kalau emang omongan gue tadi ada yang salah. Tapi ini semua kan juga demi kebaikan loe. Kalau emang loe nggax mau dengerin omongan gue, ya terserah. Gue permsi. Sekali lagi gue minta maaf” kata chika sebelum berlalu meningalkan farel dan temen-temennya.
“gila tuch cewek. Berani banget dia ngomong kayak gitu ke elo” kata dino begitu chika dan clara menghilang dari pandangan.
“tapi apa yang di omongin dia ada benernya juga kali. Emangnya sampai kapan loe kayak gini terus?” kata-lata andika jelas mengagetkan semua yang ada di situ karena kesannya andika membela chika.
“kok loe malah bela dia sich” kata dino sewot.
“ya bukan begitu. Tapi coba kalian fikir sendiri deh apa yang tadi di omongin sama chika” tambah andika lagi.
“tau ah. Meningan kita cabut aja dari sini. Bete gue” kata farel kemudian. Dan kebetulan tak lama setelah itu bel tanda jam istirahat habis terdengar.
Begitu farel cs masuk kekelas, pandangannya langsung tertuju ke arah chika yang kebetulan duduk di bangku paling depan. Tapi chika sama sekali tidak menoleh. Dia malah asyik membolak-balik buku catatannya seperti tidak merasa kehadiran farel dan temennya. Bahkan ketika farel melewati bangkunya, ia hanya diam saja.
Cerpen Sahabat Sejati
Setelah hampir seminggu berlalu semenjak kejadian itu, hubungan farel dan chika tetap dingin. Bahkan ketika itu kebetulan jam masuk pertama adalah bahasa inggris. Selain lima menit lagi pelajaran di mulai juga hari ini kan ada pr dan seperti biasa wajib di kerjakan, tapi farel belum juga menampakkan batang hidungnya, kira-kira kemana tu anak.
Barulah Setelah bel berbunyi, dan bu alena juga sudah masuk ke ruangan serta meminta semua siswanya untuk mengumpulkan tugasnya pada saat itu lah farel datang.
“farel, kenapa kamu telat?” tanya bu alena.
“maaf buk. Tadi macet” sahut farel.
“ya sudah mana buku latihan kamu”
Farel segera membuka tas dan mengeluarkan buku latihannya. Setelah itu ia berikan pada ibu alena. Setelah memeriksa sekilas barulah farel di perbolehkan duduk. Ketika farel melewati mejanya chika ia sempat memandang sekilas. Kebetulan chiaka juga sedang memandang kearahnya. Kemudian farel berlalu sambil tersenyum dengan senyuman yang sulit di artikan.
Dan begitu pelajaran selesai, ibu alena memberikan kabar yang cukup mengagetkan karena dari empat puluh siswa ada dua orang yang bisa menapat nialai sempurna. Karena bisa menjawab dengan benar semua yaitu chika dan farel. Tentu aja seisi kelas heboh. Tapi farel hanya tersenyum seorah sebuah senyuman kemenangan.
Begitu istirahat anak-anak langsung pada mengucapkan selamat sama farel. Karena biasanya hanya chika yang mendapat nilai sempurna. Tapi kali ini farel juga. Padahalkan seisi kelas tau kalau farel paling anti sama pelajaran yang satu ini. Tapi kok....
“gila rel. Kok tumben loe bisa bener semua. Salut gue. Selamat ya” puji alvin.
“ia donk. Farel” farel membanggakan diri.
“kayaknya bisa nyaingin anak emas tuch” kata dino sambil melirik chika. Tapi chika diam saja. Ia malah memasukkan bukunya ke dalam tasnya. Pura-pura nggax tau kalau lagi di sindir. Setelah itu ia langsung mengajak clara keluar. Tapi baru saja ia mau berdiri rio menghalanginya.
“ada apa?” tanya Chika.
“dari semua temen-temen kita kayaknya Cuma elo deh yang nggax ngasih ucapan selamat sama Farel” jawab rio.
“emangnya perlu?” tanya Chika “kayaknya enggax deh” sambungnya.
“kenapa? Loe takut karena ada yang bisa nyaingin elo?” Alvin ikutan nimbrung.
“kenapa juga gue mesti takut. Lagian kalau emang Farel sekarang dapat nilai tinggi. Bagus donk. Jadikan ada perubahan yang lebih baik” balas Chika.
“terus kenapa loe nggax ngasi ucapan selamat sama dia” ujar Andika.
“udah deh. Kalian ngapain sich minta dia buat ngucapin selamat buat gue. Kalau emang dia nggax mau ya udah. Lagian nggax penting juga ucapan selamat dari dia” potong Farel sebelum Chika sempet ngomong.
“ia” balas temen- temennya.
“mendingan kita cambut aja deh” ajak Farel lagi.
“tunggu” tahan chika “gue bukan nggax mau ngucapin selamat buat farel. Tapi menurut gue nggax ada tuch yang bisa di banggain dari dia” lanjutnya.
“maksud loe?” Andika merasa tersinggung karena Sahabatnya di remehin.
“maksud gue kanapa juga kita harus bangga sama hasil karya orang lain”
“jadi loe mau bilang kalau farel nyontek gitu! Sama siapa?!” kata dino.
“kenapa loe nggax tanya aja langsung sama orangnya?” sahut Chika sambil menoleh kearah Farel yang jelas terlihat kaget akan ucapannya.
“e jaga ya bicara loe. Kita di sini semua tau kok kalau Farel nggax mungkin nyontek sama kita-kita. Jadi loe jangan ngasal ya kalau ngomong” bentak alvin.
“ia. Jangan-jangan loe ngomong gitu karena sirik sama dia karena dia bisa nyaingin loe. Ia kan” vivi tiba-tiba ikutan ngomong.
Chika mendorong tubuh Rio yang dari tadi berdiri di depannya. Ia segera melangkah menuju Farel, dan berhenti tepat di hadapannya.
“loe hebat ya farel. Selamat” kata Chika ke arah Farel.
“loe emang hebat karena bisa bohongin seisi kelas. Tapi bukan gue!!!” sambung Chika yang membuat semua yang ada di sana kaget.
Mendengar itu Farel hanya terdiam, ia menatap tajam mata Chika yang berada tepat di hadapannya. Apa mungkin Chika tau kalau sebenernya itu memang bukan karya nya. Tapi sepupunya, niken Buat ngisi. Tapi dari mana? Sepupunya kan beda sekolah sama dia. Bahkan temen-temennya aja nggax ada yang kenal. Pikir Farel dalam hati.
“Clara, kita pergi yuk” ajak Chika kepada sahabatnya yang dari tadi hanya diam mendengarkan. Tanpa banyak komentar Clara langsung ngikutin Chika yang sudah meninggalkan Farel yang berdiri bengong.
Sebenarnya Andika ingin menahan Chika. Ia ingin tau apa sebenernya maksudnya ngomong kayak gitu. Tapi Farel terlebih dahulu mencegahnya.
“gila! Apa sich maksud dia ngomong kayak gitu?” guman alvin kesel.
“udahlah biarin aja. Kita juga menging cabut juga yuk” farel segera melangkah keluar. Ini kan jam istirahat.
“eh kalian mau kemana?” tanya vivi melihat farel mau pergi.
“bukan urusan loe” bentak farel.
Vivi langsung terdiam. Dan membiarkan farel pergi bersama temen-temennya.
“sialan. Semua ini gara-gara chika. Apa sich maksudnya dia pake nuduh farel nyontek segala. Dia fikir Cuma dia aja yang bisa dapat nilai bagus” omel vivi setelah farel hilang dari pandangan.
“ia vi.kayaknya tu anak perlu kita kasi pelajaran deh. Biar kapok” sambung tina.
“kalian bener. Awas loe chika. Lihat aja entar” kata vivi sambil meremas kertas yang ada di tangannya.
Begitu jam istirahat selesai. Semua anak-anak masuk. Dan ketika chika dan clara masuk seisi kelas memandang kearahnya. Tapi chika cuek bebek aja. Pura-pura nggax tau. Bahkan saat pelajaran berlangsung, chika sama sekali nggax ngomong apa-apa. Apa lagi minta maaf sama farel.
Cerpen sahabat sejati
Saat pulang sekolah semua berebutan keluar. Chika yang duduk di depan langsung mengemasi barangnya, dan memasukkan ke dalam tas nya. Ia ingin buru-buru pulang karena hari ini ia pulang bareng kakaknya yang barusan meng sms nya mengabarkan kalau ia sudah di tunggu di depan sekolahnya. karena kebetulan hari ini kakaknya pulang kuliah cepat, jadi bisa langsung pulang bareng.
Begitu chika melewati koridor sekolah, tiba-tiba vivi dan kedua temennya mencegatnya, tentu saja chika kaget.
"ada apa?" tanya chika heran.
"eh jadi orang jangan belagu ya!" bentak vivi sambil mendorongnya ke dinding.
"aduh. ada apa sich?"
"gue peringatin ya sama loe, jangan pernah loe bikin farel kesel lagi. atau loe akan tau akibatnya!" ancam vivi.
"ia. atau loe mau berurusan sama kita" tambah tasya.
"memangnya ada apa sich?" chika masih nggax ngerti.
"udah deh, pokoknya loe jauhin farel. ngerti loe!!!" selesai berkata vivi langsung mendorong nya hingga chika jatuh ke lantai.
"ia. catet tuch" tambah Tina. *Sori sob, nama u di pake. Abis u suka sadis si. So, kenapa gak sekalian aja/he he he*.
Setelah itu mereka semua pergi meninggalkan Chika yang kesakitan karena tangannya sedikit tergores. kebetulan di sana tidak ada siapa-siapa. dan dengan menahan rasa sakit chika langsung berdiri dan membersihkan debu yang menempel di rok nya. ia juga mengelap darah yang sedikit keluar dari lenanganya yang terluka. kemudian ia segera pergi karena kakaknya sudah kelamaan menunggu.
"gila, lama banget sih loe?" kata nino begitu chika ada di hadapannya.
"sorry. tadi gurunya lama sich" sahut chika sambil mengenakan helm yang di sodorkan kakaknya.
"tangan loe kenapa?" tanya nino begitu melihat lengan chika yang terluka.
"oh. anu ini. tadi aku nggax sengaja jatuh. tapi nggax papa kok" sahut chika berbohong.
"bukan karena di jahilin lagi kan?" selidik kakaknya.
"ya enggak lah kak, ini murni salah aku kok, udah yuk buruan. udah siang ni. panas lagi" potong chika.
"0. kalau gitu ya udah. kakak kuatir kamu di jahilin lagi seperti di sekolah yang dulu" sahut nino sambil menyalakan mesin motornya.
chika diam saja, ia tida mau kejadian ini sampai di ketahui kakaknya. apalagi sampai membuat kakaknya kuatir.
Next to Cerpen Persahabatan be the best of a rival part 3
Post a Comment for "Cerpen Sahabat Be the Best Of a Rifal ~ 02"
Belajar lah untuk menghargai sesuatu mulai dari hal yang paling sederhana...