Cerpen Sahabat Be The Best Of A Rival ~ 05
Untuk cerita sebelumnya bisa baca di cerpen sahabat terbaik be the best of a rival part 4.
“ Chika, tau nggak si semua anak – anak tadi pada ngomongin elo tau” Clara langsung nyerocos begitu berada di hadapan sahabatnya yang duduk di salah satu bangku perpustakaan.
“Oh ya?” sahut Chika tak berminat.
“Ya ia lah. Abis loe gila abis si. Cepet banget ngisi nya. Padahalkan tadi soalnya njelimet banget. Gue aja tadi sampe meres otak”.
“Ha?. Jemuran donk” ledek Chika tanpa mengalihkan perhatiannya.
“Ya ela, gue serius juga”.
“Ia deh non. Abis loe lebay banget si. Secara materi yang tadi keluar di soal kan udah di pelajari semua. Ya kita Cuma perlu ngingat – ingat dikit aja”.
“Hem….”.
“Eh cabut yuk. Gue laper nie” Ajak Clara mengalihkan permbicaraan.
“Bentar”.
Chika segera beranjak meletakan buku yang tadi di baca ke rak. Setelah itu ia segera keluar menyusul sahabatnya yang sudah berjalan duluan.
“Eh, loe ada ngeliat farel nggak?” Tanya Chika sambil terus melangkah.
“Kok loe nanyain dia?” Clara balik bertanya.
“Tadi gue ketemu pak burhan. Dia minta tolong sama gue kalau pas istirahat ini farel sama teman – temanya diminta untuk nemuin dia” terang chika.
“Gitu ya?. Tadi si kayaknya di masih dikelas”.
“Kalau gitu temenin gue yuk”.
Tanpa menunggu jawaban dari clara, Chika langsung menarik tangan sahabatnya menuju ke kelasnya. Tapi begitu sampai di kelas ternyata kelas telah sepi. Nggak ada siapa – siapa. Chika dan Clara segera melangkah keluar dan bertanya ke siswa yang lain kali aja ada yang tau mereka kemana.
Cerpen Sahabat
“Ada apa?” Tanya Farel begitu Chika ada di hadapannya.
Saat itu mereka sedang ngumpul di taman belakang sekolah. Chika memang langsung ke lokasi saat mengetahui farel di sana. Sementara Clara hanya berdiam diri di sampingnya.
“Loe di cariin tu sama pak burah. Di suruh keruangannya sekarang “ Sahut chika.
Pak Burhan adalah Guru olah raga di sekolahnya.
“Mo ngapain?” Tanya Farel lagi, Chika hanya angkat bahu.
“Sekarang?”.
“Nggak mungkin tahun depan kan?” Balas chika santai.
“”Ya udah. Gue cabut dulu men” pamit Farel pada teman – temannya.
“Eits, Tunggu dulu” Tahan chika Sebelum Farel Jauh melangkah.
“Apa lagi?”.
“Loe mau kemana?” .
“Gimana si. Tadi katanya di sururh keruangan pak burhan. Ya mau kesana lah”.
“Kok sendiri?” Tanya chika yang membuat kening farel sedikir berkerut.
“Terus sama siapa lagi?” Farel balik bertanya.
Chika tidak menjawab. Hanya telunjuknya yang mengarah pada Andika, Rio, Dino dan Alvin
"Kita?" Tanya Alvin dan dino bersamaan. Kali ini Chika hanya membalas dengan anggukan.
"Memangnya di suruh ngapain si?" sambung dino penasaran.
"Tau... Mau di kawinin kali" Balas Chika ngasal. Abis dari tadi tu orang nanya mulu. Udah di bilangin juga kalau dia nggak tau. Masih juga nanya.
"Sembarangan" semprot Farel dan sahabatnya serentak. Sementara chika hanya tertawa menanggapinya Sebelum kemudian berlalu meninggalkan taman. Kembali mengikuti ajakan sahabatnya sebelumnya untuk kekanti. Sementara Farel juga berlalu menuju keruangan pak Burhan.
Cerpen Sahabat
Setelah Absent selama tiga hari karena harus mengunjungi neneknya yaitu ibu dari ibunya yang ada di luar kota karena sakit, akhirnya chika kembali menginjakan kakinya di sekolah.
""Chik, Loe kemana aja si?" tanya Clara begitu chika duduk di sampingnya. Ia memang tidak tau kemana menghilangnya sahabat yang satu ini. Karena chika memang tidak memberi tahunya. Kemaran untuk minta izin pun chika langsung menemui wali kelasnya. jadi wajar kalau Clara bingung.
"Loe sakit ya?" sambungnya lagi.
"Nggak kok. cuma kemaren itu gue keluar kota karena nenek gue sakit".
"Gitu ya?. Pantesan nomer loe nggak aktif. Pasti di sana nggak ada signal kan. Tapi tadinya gue pikir loe kenapa - napa. Secara loe nggak cerita si. Terus gimana kabar nenek loe sekarang?".
"alhamdulilah. Udah baikan kok".
"Syukurlah. Eh tapi besok loe datang ke sekolahkan?" tanya clara lagi..
"Ke sekolah?. Ngapain?. Bukanya besok hari minggu ya?"
"Loe belom tau ya?. Besokan ada pertandiangan persahabatan di sekolah kita. Biasa tanding basket. Kebetulan Farel sama Andika entar ikut main lho" Terang Clara.
"Oh ya?. Tanding sama sekolah mana?" tanya Chika tertarik.
"Aduh, Mana ya?. Gue lupa" Clara terlihat mengingat - ingat.
"SMA Nusa Kambangan".
Terdengar suara dari belakang. Refleks chika menoleh. Ternyata suara Farel.
"Oh ya?. Sekolahnya Niken donk kalau gitu".
"Masa si?" Ganti an Farel yang heran. Oh ia ya, Niken kan siswi nusa kambangan. Kok dia bisa lupa ya?.
"Niken?. Siapa?" Tanya Andika heran. Sepertinya nama itu asing di pendengaranya. Sementara Farel dan chika hanya saling pandang.
"Lho, Masa si kalian nggak kenal sama dia?" chika balik bertanya.
"Memangnya dia siapa?" Dino ikutan penasaran.
"Gimana si. Dia kan pacarnya Farel ".
Dasar Jahil. Selesai berkata chika langsung membalikan pandanganya ke depan sambil menahan diri untuk tertawa. tapi hal ini tentu saja membuat semua yang kebetulan ikutan nguping kaget akan ucapanya. bahkan vivi yang kebetulan sedang makan permen langsung tersedak. nggak nyangka banget. Karena selama ini setahu mereka farel nggak pernah jalan bareng cewek.
"Serius rel?" tanya dino sambil menatap farel. Justru mata sahabatnya kali ini tidak lepas dari sosok chika yang masih berusah menahan diri untuk tertawa.
"Ya nggak lah" Bantah Farel. "Sialan loe chik" sambungnya sambil melemparkan sobekan kertas yang ada di hadapanya tepat mengenai kepala chika yang kali ini jelas - jelas sedang menertawakannya.
"Kalau gitu nike siapa donk?" tanya Doni pada chika karena merasa masih belum menemukan jawaban.
"Tau .... tanya aja langsung sama sahabat loe. ha ha ha". balas chika di sela tawanya.
Farel jelas merasa kesel pada chika. padahalkan chika tau kalau niken cuma sepupunya. Kok bisa si di bilang pada sahabatnya kalau niken itu pacarnya. Tapi walau pun semua masih penasaran, pembicaraan terpaksa harus di pending karena bu alena sudah berada di ambang pintu. Siap untuk perang, eh nggak ding. Maksutnya belajar bahasa ingris.
Cerpen sahabat
Ketika Chika dan Clara sedang berjalan menuju ke taman, ia di cekat oleh vivi dan para sahabatnya.
"Eh, Loe lupa ya sama peringatan gue kemaren?" bentak vivi sambil mendorong chika hingga jatuh.
"Kalian apa - apa an si?" Bentak Clara dan langsung membantu chika bangkit berdiri.
"Diem loe, Nggak usah ikut campur" Tasya balik membentak.
"Emangnya gue punya masalah apa si sama kalian?" tanya Chika sambil menatap Vivi lurus.
"Nggak usah belagu deh. kan kemaren gue udah bilang jangan deket - deket sama farel. Tapi loe masih nekat aja".
"Tapi gue kan nggak pernah ngedeketin farel" Bantah Chika.
"Eh denger ya, Farel itu pacar gue. Jadi loe jangan macem - macem".
"Pacar loe atau loe berharap dia jadi pacar loe" Tantang chika berani. Abis kesabarannya juga sudah mulai menghilang menghadapi orang yang sok berkuasa.
Mendegar itu tentu saja vivi merasa kaget sekali gus marah. Tangannya sudah terangkat untuk menampar chika yang kini berada terpat di hadpanya. Sementara chika yang tidak menyangka kalau vivi bakal semarah itu langsung menutup wajahnya.
Tapi, belum sempat tangan vivi mendarat di wajah Chika sebuah tangan yang lain sudah terlebih dahulu mencekalnya. Yang lebih mengagetkan ternyata tangan itu milik farel sehingga membuat mulut vivi yang terbuka untuk mengeluarkan sumpah serapah terpakasa hanya tertahan di kerongongan.
"Farel. Apa - apa an si. Lepasin. Sakit tau" rintih Vivi karena pergelangan tanganya di cekal dengan keras oleh farel.
"Elo yang apa - apa an" Bentak Farel. " Ngapain si loe pake ngancem Chika segala?" tambahnya.
"Gue cuma..." Vivi tidak jadi melanjutkan ucapannya karena ia juga bingung mau ngomong apa.
"Cuma apa?!". "Gue nggak mau lagi ngeliat loe berani ngancam chika . Ngerti?!".
Kali ini gantian vivi yang menatap tajam kearah wajah Farel.Sementara Chika dan Clara tetap terdiam. Begitu juga sahabat farel yang laen.
"Rel. Loe kok malah belain dia si?" Tina yang sedari tadi diam angkat bicara.
"Ini tu bukan masalah tentang siapa yang gue bela. Tapi ini tentang kebenaran. Dan kalau sampai gue tau kalian masih menganggu chika lagi, gue nggak akan segan - segan untuk melaporkannya kepada pihak sekolah" Ancam Farel yang mebuat Vivi dan para sahabatnya ciut.
"satu lagi. Gue bukan pacar loe dan nggak akan pernah jadi pacar loe. Ngerti!" Kata Farel sebelum menarik tangan Chika pergi meninggalkan Vivi yang masih shock. Sementara Clara dan yang lain hanya mengikuti di belakang.
"Loe nggak papa kan?" Tanya Farel kearah Chika yang sedari tadi masih terdiam.
"E, Eh. Nggak papa kok. N makasih ya" Sahut chika.
Sebenernya teman - teman farel masih merasa heran kenapa tumben sahabatnya peduli pada chika.
"Clara kita pergi yuk" Ajak Chika pada sahabatnya berapa saat kemudian.
"Tunggu. Kalian mau kemana?" tanya Alvin.
"Kita mau balik ke kelas aja. Ayo Clara".
Tanpa banyak bicara Chika segera meninggalkan Farel dan sahabatnya yang hanya bisa menatapnya dengan pandangan heran.
Cerpen Sahabat
Sepulang sekolah chika masih berdiri didepan pintu gerbang sekolahnya karena nino, kakaknya belum juga datang. padahal tadi pagi nino bilang akan langsung menjemputnya sepulang kuliah. tapi kok belum nongol juga.
Sambil menunggu kakaknya. Chika duduk di salah satu bangku kosong milik penjual gorengan yang biasa mankal didepan sekolahnya. Tiba - tiba hapenya bergetar. Setelah di angkat ternyata dari kakaknya. Chika jelas sebel banget, giman nggak nino menelponnya hanya untuk mengabarkan kalau ia bakal telat menjemputnya karena ada rapat di kampusnya. Jadi chika sepertinya harus menunggu sekitar satu jam lagi. Mana cuaca panas baget.
Saat chika sedang duduk menunggu, tiba - tiba didepannya ada seoarng cowok mengendarai motor dan mengenakan helm yang menutupi wajahnya berhenti tepat didepanya. Keningnya sedikit berkerut mendapati sosok tersebut ternyata lagi - lagi si farel.
"Farel?" kata chika heran.
"Kok loe masih di sini?" Tanya Farel sambil melepaskan helm di kepalanya.
"Lagi nungguin kakak gue. Tapi kok loe baru pulang?" chika masih heran karena bukannya tadi ia keluar kelas paling akhir karena ia harus membersikan kelasnya bareng beberapa temanya yang lain yang juga mendapat giliran piket hari senin.
"O gitu ya?. kalau gue emang belum pulang dari tadi. Soalnya tadi masih harus keruangan nya pak burhan. Biasalah tentang masalah pertandingan besok" Terang Farel. Chika hanya menganguk - angguk mendengarnya.
"Tapi ini kan udah siang. mana panas banget lagi" Farel kembali buka mulut setelah beberapa saat mereka terdiam.
"Jadi menurut loe gue harus jalan kaki?. Gila, Bisa patah kaki gue. Dikira deket apa" Chika sewot.
"Kalau loe emang nggak keberatan. Kita pulang bareng yuk. Biar gue yang antar loe?" Tawar Farel kemudian.
"Bareng sama loe?. Ya pasti keberatan lah" Sahut chika spontan.
"Kenapa?" Tanya farel heran.
"Ya ampun rel. Gue udah cape kali di musuhin orang mulu. Apalagi kalau sampe ada anak yang ngeliat gue jalan bareng sama loe. Bisa makin ribet urusannya. Ogah gue pindah sekolah lagi".
Jawaban chika langsung mengingatkan Farel akan cerita niken beberapa saat yang lalu tentang kenapa chika pindah kesekolahnya.
"Gue minta maaf ya".
"Kok loe yang minta maaf. Emangnya loe punya salah apa sama gue?".
"Gimana pun juga gue ikut andil atas apa yang dilakukan vivi sama loe. Tapi kali ini gue jamin mereka nggak akan ganguin loe lagi".
"Oh ya?. kok loe bisa yakin gitu?".
"Ih loe bawel banget si?. Udah siang nie. Mana panas lagi, Mau nggak gue anter?. Lagian rumah kita kan searah" kata Farel kemabli kemasalah awal.
"Dari mana loe tau kalau rumah kita searah?" tanya chika heran. Perasaan ia nggak pernah bilang tentang di mana alamat rumahnya deh. Bahkan chika, Sahabatnya aja nggak tau.
"Dari niken".
"Niken?".
"Ia Niken. Jadi mau bareng nggak. Mumpung gue lagi baik nie" Kata Farel dengan nada bercanda.
Chika jadi merasa tidak engak kalau harus menolak nya, jadi mau tidak mau akhirnya dia nurut juga.
"Emangnya niken ada cerita apa aja tentang gue ke elo?" Tanya Chik.
"Banyak. Termasuk kenapa sampai elo pindah kesini" Balas Farel.
"Oh ya?. Ah Dasar Ember tu anak" Gumam Chika lirih.
Oke, Next to Cerpen Persahabatan sejati be the best of a rival part 6.
Credit Gambar : Ana Merya
“ Chika, tau nggak si semua anak – anak tadi pada ngomongin elo tau” Clara langsung nyerocos begitu berada di hadapan sahabatnya yang duduk di salah satu bangku perpustakaan.
“Oh ya?” sahut Chika tak berminat.
“Ya ia lah. Abis loe gila abis si. Cepet banget ngisi nya. Padahalkan tadi soalnya njelimet banget. Gue aja tadi sampe meres otak”.
“Ha?. Jemuran donk” ledek Chika tanpa mengalihkan perhatiannya.
“Ya ela, gue serius juga”.
“Ia deh non. Abis loe lebay banget si. Secara materi yang tadi keluar di soal kan udah di pelajari semua. Ya kita Cuma perlu ngingat – ingat dikit aja”.
“Hem….”.
“Eh cabut yuk. Gue laper nie” Ajak Clara mengalihkan permbicaraan.
“Bentar”.
Chika segera beranjak meletakan buku yang tadi di baca ke rak. Setelah itu ia segera keluar menyusul sahabatnya yang sudah berjalan duluan.
“Eh, loe ada ngeliat farel nggak?” Tanya Chika sambil terus melangkah.
“Kok loe nanyain dia?” Clara balik bertanya.
“Tadi gue ketemu pak burhan. Dia minta tolong sama gue kalau pas istirahat ini farel sama teman – temanya diminta untuk nemuin dia” terang chika.
“Gitu ya?. Tadi si kayaknya di masih dikelas”.
“Kalau gitu temenin gue yuk”.
Tanpa menunggu jawaban dari clara, Chika langsung menarik tangan sahabatnya menuju ke kelasnya. Tapi begitu sampai di kelas ternyata kelas telah sepi. Nggak ada siapa – siapa. Chika dan Clara segera melangkah keluar dan bertanya ke siswa yang lain kali aja ada yang tau mereka kemana.
Cerpen Sahabat
“Ada apa?” Tanya Farel begitu Chika ada di hadapannya.
Saat itu mereka sedang ngumpul di taman belakang sekolah. Chika memang langsung ke lokasi saat mengetahui farel di sana. Sementara Clara hanya berdiam diri di sampingnya.
“Loe di cariin tu sama pak burah. Di suruh keruangannya sekarang “ Sahut chika.
Pak Burhan adalah Guru olah raga di sekolahnya.
“Mo ngapain?” Tanya Farel lagi, Chika hanya angkat bahu.
“Sekarang?”.
“Nggak mungkin tahun depan kan?” Balas chika santai.
“”Ya udah. Gue cabut dulu men” pamit Farel pada teman – temannya.
“Eits, Tunggu dulu” Tahan chika Sebelum Farel Jauh melangkah.
“Apa lagi?”.
“Loe mau kemana?” .
“Gimana si. Tadi katanya di sururh keruangan pak burhan. Ya mau kesana lah”.
“Kok sendiri?” Tanya chika yang membuat kening farel sedikir berkerut.
“Terus sama siapa lagi?” Farel balik bertanya.
Chika tidak menjawab. Hanya telunjuknya yang mengarah pada Andika, Rio, Dino dan Alvin
"Kita?" Tanya Alvin dan dino bersamaan. Kali ini Chika hanya membalas dengan anggukan.
"Memangnya di suruh ngapain si?" sambung dino penasaran.
"Tau... Mau di kawinin kali" Balas Chika ngasal. Abis dari tadi tu orang nanya mulu. Udah di bilangin juga kalau dia nggak tau. Masih juga nanya.
"Sembarangan" semprot Farel dan sahabatnya serentak. Sementara chika hanya tertawa menanggapinya Sebelum kemudian berlalu meninggalkan taman. Kembali mengikuti ajakan sahabatnya sebelumnya untuk kekanti. Sementara Farel juga berlalu menuju keruangan pak Burhan.
Cerpen Sahabat
Setelah Absent selama tiga hari karena harus mengunjungi neneknya yaitu ibu dari ibunya yang ada di luar kota karena sakit, akhirnya chika kembali menginjakan kakinya di sekolah.
""Chik, Loe kemana aja si?" tanya Clara begitu chika duduk di sampingnya. Ia memang tidak tau kemana menghilangnya sahabat yang satu ini. Karena chika memang tidak memberi tahunya. Kemaran untuk minta izin pun chika langsung menemui wali kelasnya. jadi wajar kalau Clara bingung.
"Loe sakit ya?" sambungnya lagi.
"Nggak kok. cuma kemaren itu gue keluar kota karena nenek gue sakit".
"Gitu ya?. Pantesan nomer loe nggak aktif. Pasti di sana nggak ada signal kan. Tapi tadinya gue pikir loe kenapa - napa. Secara loe nggak cerita si. Terus gimana kabar nenek loe sekarang?".
"alhamdulilah. Udah baikan kok".
"Syukurlah. Eh tapi besok loe datang ke sekolahkan?" tanya clara lagi..
"Ke sekolah?. Ngapain?. Bukanya besok hari minggu ya?"
"Loe belom tau ya?. Besokan ada pertandiangan persahabatan di sekolah kita. Biasa tanding basket. Kebetulan Farel sama Andika entar ikut main lho" Terang Clara.
"Oh ya?. Tanding sama sekolah mana?" tanya Chika tertarik.
"Aduh, Mana ya?. Gue lupa" Clara terlihat mengingat - ingat.
"SMA Nusa Kambangan".
Terdengar suara dari belakang. Refleks chika menoleh. Ternyata suara Farel.
"Oh ya?. Sekolahnya Niken donk kalau gitu".
"Masa si?" Ganti an Farel yang heran. Oh ia ya, Niken kan siswi nusa kambangan. Kok dia bisa lupa ya?.
"Niken?. Siapa?" Tanya Andika heran. Sepertinya nama itu asing di pendengaranya. Sementara Farel dan chika hanya saling pandang.
"Lho, Masa si kalian nggak kenal sama dia?" chika balik bertanya.
"Memangnya dia siapa?" Dino ikutan penasaran.
"Gimana si. Dia kan pacarnya Farel ".
Dasar Jahil. Selesai berkata chika langsung membalikan pandanganya ke depan sambil menahan diri untuk tertawa. tapi hal ini tentu saja membuat semua yang kebetulan ikutan nguping kaget akan ucapanya. bahkan vivi yang kebetulan sedang makan permen langsung tersedak. nggak nyangka banget. Karena selama ini setahu mereka farel nggak pernah jalan bareng cewek.
"Serius rel?" tanya dino sambil menatap farel. Justru mata sahabatnya kali ini tidak lepas dari sosok chika yang masih berusah menahan diri untuk tertawa.
"Ya nggak lah" Bantah Farel. "Sialan loe chik" sambungnya sambil melemparkan sobekan kertas yang ada di hadapanya tepat mengenai kepala chika yang kali ini jelas - jelas sedang menertawakannya.
"Kalau gitu nike siapa donk?" tanya Doni pada chika karena merasa masih belum menemukan jawaban.
"Tau .... tanya aja langsung sama sahabat loe. ha ha ha". balas chika di sela tawanya.
Farel jelas merasa kesel pada chika. padahalkan chika tau kalau niken cuma sepupunya. Kok bisa si di bilang pada sahabatnya kalau niken itu pacarnya. Tapi walau pun semua masih penasaran, pembicaraan terpaksa harus di pending karena bu alena sudah berada di ambang pintu. Siap untuk perang, eh nggak ding. Maksutnya belajar bahasa ingris.
Cerpen sahabat
Ketika Chika dan Clara sedang berjalan menuju ke taman, ia di cekat oleh vivi dan para sahabatnya.
"Eh, Loe lupa ya sama peringatan gue kemaren?" bentak vivi sambil mendorong chika hingga jatuh.
"Kalian apa - apa an si?" Bentak Clara dan langsung membantu chika bangkit berdiri.
"Diem loe, Nggak usah ikut campur" Tasya balik membentak.
"Emangnya gue punya masalah apa si sama kalian?" tanya Chika sambil menatap Vivi lurus.
"Nggak usah belagu deh. kan kemaren gue udah bilang jangan deket - deket sama farel. Tapi loe masih nekat aja".
"Tapi gue kan nggak pernah ngedeketin farel" Bantah Chika.
"Eh denger ya, Farel itu pacar gue. Jadi loe jangan macem - macem".
"Pacar loe atau loe berharap dia jadi pacar loe" Tantang chika berani. Abis kesabarannya juga sudah mulai menghilang menghadapi orang yang sok berkuasa.
Mendegar itu tentu saja vivi merasa kaget sekali gus marah. Tangannya sudah terangkat untuk menampar chika yang kini berada terpat di hadpanya. Sementara chika yang tidak menyangka kalau vivi bakal semarah itu langsung menutup wajahnya.
Tapi, belum sempat tangan vivi mendarat di wajah Chika sebuah tangan yang lain sudah terlebih dahulu mencekalnya. Yang lebih mengagetkan ternyata tangan itu milik farel sehingga membuat mulut vivi yang terbuka untuk mengeluarkan sumpah serapah terpakasa hanya tertahan di kerongongan.
"Farel. Apa - apa an si. Lepasin. Sakit tau" rintih Vivi karena pergelangan tanganya di cekal dengan keras oleh farel.
"Elo yang apa - apa an" Bentak Farel. " Ngapain si loe pake ngancem Chika segala?" tambahnya.
"Gue cuma..." Vivi tidak jadi melanjutkan ucapannya karena ia juga bingung mau ngomong apa.
"Cuma apa?!". "Gue nggak mau lagi ngeliat loe berani ngancam chika . Ngerti?!".
Kali ini gantian vivi yang menatap tajam kearah wajah Farel.Sementara Chika dan Clara tetap terdiam. Begitu juga sahabat farel yang laen.
"Rel. Loe kok malah belain dia si?" Tina yang sedari tadi diam angkat bicara.
"Ini tu bukan masalah tentang siapa yang gue bela. Tapi ini tentang kebenaran. Dan kalau sampai gue tau kalian masih menganggu chika lagi, gue nggak akan segan - segan untuk melaporkannya kepada pihak sekolah" Ancam Farel yang mebuat Vivi dan para sahabatnya ciut.
"satu lagi. Gue bukan pacar loe dan nggak akan pernah jadi pacar loe. Ngerti!" Kata Farel sebelum menarik tangan Chika pergi meninggalkan Vivi yang masih shock. Sementara Clara dan yang lain hanya mengikuti di belakang.
"Loe nggak papa kan?" Tanya Farel kearah Chika yang sedari tadi masih terdiam.
"E, Eh. Nggak papa kok. N makasih ya" Sahut chika.
Sebenernya teman - teman farel masih merasa heran kenapa tumben sahabatnya peduli pada chika.
"Clara kita pergi yuk" Ajak Chika pada sahabatnya berapa saat kemudian.
"Tunggu. Kalian mau kemana?" tanya Alvin.
"Kita mau balik ke kelas aja. Ayo Clara".
Tanpa banyak bicara Chika segera meninggalkan Farel dan sahabatnya yang hanya bisa menatapnya dengan pandangan heran.
Cerpen Sahabat
Sepulang sekolah chika masih berdiri didepan pintu gerbang sekolahnya karena nino, kakaknya belum juga datang. padahal tadi pagi nino bilang akan langsung menjemputnya sepulang kuliah. tapi kok belum nongol juga.
Sambil menunggu kakaknya. Chika duduk di salah satu bangku kosong milik penjual gorengan yang biasa mankal didepan sekolahnya. Tiba - tiba hapenya bergetar. Setelah di angkat ternyata dari kakaknya. Chika jelas sebel banget, giman nggak nino menelponnya hanya untuk mengabarkan kalau ia bakal telat menjemputnya karena ada rapat di kampusnya. Jadi chika sepertinya harus menunggu sekitar satu jam lagi. Mana cuaca panas baget.
Saat chika sedang duduk menunggu, tiba - tiba didepannya ada seoarng cowok mengendarai motor dan mengenakan helm yang menutupi wajahnya berhenti tepat didepanya. Keningnya sedikit berkerut mendapati sosok tersebut ternyata lagi - lagi si farel.
"Farel?" kata chika heran.
"Kok loe masih di sini?" Tanya Farel sambil melepaskan helm di kepalanya.
"Lagi nungguin kakak gue. Tapi kok loe baru pulang?" chika masih heran karena bukannya tadi ia keluar kelas paling akhir karena ia harus membersikan kelasnya bareng beberapa temanya yang lain yang juga mendapat giliran piket hari senin.
"O gitu ya?. kalau gue emang belum pulang dari tadi. Soalnya tadi masih harus keruangan nya pak burhan. Biasalah tentang masalah pertandingan besok" Terang Farel. Chika hanya menganguk - angguk mendengarnya.
"Tapi ini kan udah siang. mana panas banget lagi" Farel kembali buka mulut setelah beberapa saat mereka terdiam.
"Jadi menurut loe gue harus jalan kaki?. Gila, Bisa patah kaki gue. Dikira deket apa" Chika sewot.
"Kalau loe emang nggak keberatan. Kita pulang bareng yuk. Biar gue yang antar loe?" Tawar Farel kemudian.
"Bareng sama loe?. Ya pasti keberatan lah" Sahut chika spontan.
"Kenapa?" Tanya farel heran.
"Ya ampun rel. Gue udah cape kali di musuhin orang mulu. Apalagi kalau sampe ada anak yang ngeliat gue jalan bareng sama loe. Bisa makin ribet urusannya. Ogah gue pindah sekolah lagi".
Jawaban chika langsung mengingatkan Farel akan cerita niken beberapa saat yang lalu tentang kenapa chika pindah kesekolahnya.
"Gue minta maaf ya".
"Kok loe yang minta maaf. Emangnya loe punya salah apa sama gue?".
"Gimana pun juga gue ikut andil atas apa yang dilakukan vivi sama loe. Tapi kali ini gue jamin mereka nggak akan ganguin loe lagi".
"Oh ya?. kok loe bisa yakin gitu?".
"Ih loe bawel banget si?. Udah siang nie. Mana panas lagi, Mau nggak gue anter?. Lagian rumah kita kan searah" kata Farel kemabli kemasalah awal.
"Dari mana loe tau kalau rumah kita searah?" tanya chika heran. Perasaan ia nggak pernah bilang tentang di mana alamat rumahnya deh. Bahkan chika, Sahabatnya aja nggak tau.
"Dari niken".
"Niken?".
"Ia Niken. Jadi mau bareng nggak. Mumpung gue lagi baik nie" Kata Farel dengan nada bercanda.
Chika jadi merasa tidak engak kalau harus menolak nya, jadi mau tidak mau akhirnya dia nurut juga.
"Emangnya niken ada cerita apa aja tentang gue ke elo?" Tanya Chik.
"Banyak. Termasuk kenapa sampai elo pindah kesini" Balas Farel.
"Oh ya?. Ah Dasar Ember tu anak" Gumam Chika lirih.
Oke, Next to Cerpen Persahabatan sejati be the best of a rival part 6.
ayeyye, akhirnya keluar jg yang part 5
ReplyDeleteYeyeyeye.. #ikut seneng..
DeleteHi, what does: 'wah idola gua banget tuh...' mean? Google translator is not making sense as well, lol!
ReplyDeleteAnyway, here to visit you and check out your site. Take care!
aku juga kagak ngarti.. #halakh
Delete