Cerpen Terbaru FCMCSG 1
Cerpen Terbaru
Fcscmg Part 1
Hallo All. Star Night datang lagi nie. Tapi bukan mo posting tentang rasa atawa malah The prince ya. Star Night datang dengan membawa cerpen baru. Judulnya FCSCMG. Jangan Tanya artinya, Star Night juga nggak tau. Ini cerpen lagi lagi kiriman dari Adek Star Night, Mia mulyani . Tau donk dia itu siapa?. Itu lho yang nulis Cerpen Buruan katakan Cinta sama Vanessa Vs Ferly. Nah dia bilang nya si udah selesai diketik, Cuma baru di kirim separuh. Katanya biar Star Night ikutan penasaran. #halah. Kalo gitu yuks, sama – sama kita baca.
Credit Gambar : www.desainkawanimut.com
Cerpen
Siang itu Feisya sedang duduk santai sendirian sambil menghadap laptopnya di sebuah kafe. Tiba – tiba hapenya bergetar tanda ada SMS masuk. selesai membaca Angan nya melayang entah kemana. Sejenak ia edarkan pandangan ke sekeliling. Untuk detik pertama perhatiannya tertuju pada sepasang muda- mudi yang tampak ngobrol tak jauh darinya. Tanpa perlu jadi orang pintar ia tau kalau mereka pasti sepasang kekasih. Perhatiannya kembali teralih kearah Hanphond yang ada di tangannya. Diawalai hembusan nafas berat ia ketik dua kata itu, Tanpa ragu lagi meng'send'nya. Ya, hanya dan cukup dua kata. "KITA PUTUS".
Begitu laporan pengiriman muncul di layar lagi - lagi ia hembus kan nafas beratnya. Tapi kali ini ia merasa lega. Di sesapnya jus Alpukat yang tadi dipesannya sambil menatap handphon nya yang kini tanpak berkedap - kedip tanda ada panggilan. Tanpa ada niatan sedikit pun untuk menjawabnya diraihnya benda mungil tersebut. Melepas chasing dan mengeluarkan kartunya. Mematahkan menjadi dua dan melemparkan nya kedalam tong sampah.
Hampir saja ia tersedak jus yang ia minum saat mendapati seseorang yang tiba - tiba duduk di hadapannya. Terlebih dengan tampang kusutnya. Refleks ia kembali menatap meja yang tadi sempat menarik perhatiannya. ternyata sudah kosong. perhatiannya kembali teralih kearah sosok yang kini ada di hadapannya. Mulutnya sudah terbuka untuk bertanya, tapi segera ia batalkan ketika tanpa sengaja matanya melirik jam yang melingkar di tangannya. OMIGOT!!!. Ia kan ada janji sama mama dan papa nya untuk mengantar ke bandara.Mampus deh, udah telat 15 menit sepertinya.
Begitu laporan pengiriman muncul di layar lagi - lagi ia hembus kan nafas beratnya. Tapi kali ini ia merasa lega. Di sesapnya jus Alpukat yang tadi dipesannya sambil menatap handphon nya yang kini tanpak berkedap - kedip tanda ada panggilan. Tanpa ada niatan sedikit pun untuk menjawabnya diraihnya benda mungil tersebut. Melepas chasing dan mengeluarkan kartunya. Mematahkan menjadi dua dan melemparkan nya kedalam tong sampah.
Hampir saja ia tersedak jus yang ia minum saat mendapati seseorang yang tiba - tiba duduk di hadapannya. Terlebih dengan tampang kusutnya. Refleks ia kembali menatap meja yang tadi sempat menarik perhatiannya. ternyata sudah kosong. perhatiannya kembali teralih kearah sosok yang kini ada di hadapannya. Mulutnya sudah terbuka untuk bertanya, tapi segera ia batalkan ketika tanpa sengaja matanya melirik jam yang melingkar di tangannya. OMIGOT!!!. Ia kan ada janji sama mama dan papa nya untuk mengantar ke bandara.Mampus deh, udah telat 15 menit sepertinya.
cerpen
Sepulang mengantar sang mama, Feisya segera memutar haluan. Rencana nya si langsung pulang kerumah. Mulutnya tak henti bersenandung kecil. mengikuti irama musik yang sengaja ia putar keras - keras. Seminggu Kedua orang tuanya ke luar kota. Itu artinya ia bebas mo ngapain aja tanpa perlu mendengarkan 'kicauan' sang mama akan semua tingkahnya. ho ho ho.
Dengan cepat ia menginjakan rem di kakinya. Astaga. Jantung nya terasa mau copot saat mendapati dirinya hampir saja menabrak seseorang. Setelah sedikit menetralkan kembali detak jantungnya ia buru - buru keluar dari dalam mobil. Siap untuk melabrak. Jelas - jelas tu orang segaja melintas. Lagian Kalo emang mau bunuh diri jagan di jalan donk, loncat kek dari atas gedung.
Niatan Feisya untuk melabrak menguap begitu saja saat mendapati sang korban tergeletak pingsan di hadapannya. Keningnya sedikit berkerut. Perasaan tadi nggak kena. La wong ia ngerem nya juga cepet. Dan yang lebih mengejutkan kok kayaknya ini wajah familiar ya?. Setelah mikir beberapa saat tanpak ia menepuk jidatnya sendiri. Astaga, ini kan cowok yang di kaffe tadi. Jangan - jangan beneran mau bunuh diri?.
"Hei, Bangun donk. Jangan mati dulu. Kalo loe beneran mati kan jadi gue yang ribet" Kata Feisya sambil menguncang - guncang (???) tubuh cowok tersebut. Sayang hasilnya nihil alias sia - sia.
Sejenak Feisya mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke kiri. Hem, kayaknya sepi nie. Atau di tinggal kabur aja kali ya?. Mumpung nggak ada yang liat ini.
Setelah benar - benar memastikan kalau di sekeliling sepi, Feisya segera bangkit berdiri. Cepat - cepat melangkah masuk kedalam mobil. Begitu mesin di nyalakan ia bersiap untuk putar haluan. Tapi sebuah perasaan bersalah tiba - tiba menghantuinya.
"Tunggu dulu. Kalau beneran gue tinggal. Terus dia mati, Hantunya gentayangan kayak di filem - filem terus nakut - nakutin gue gimana donk?" gumamnya lirih. * Mia sengaja pake ini kalimat buat nyindir star night kayaknya*.
"Mama help me. Anak mu bunuh orang".
Akhirnya dengan takut - takut Feisya kemabli turun dari dalam mobil nya. Kemabali di hampirinya cowok tersebut. Sejenak ia periksa denyut nadi di tangannya. Yah dia emang nggak pinter sih, tapi juga nggak dodol - dodol amat kok. Kalo cuma masalah ngecek denyut nadi dia masih bisa lah. Secara itu udah di ajarin di kelas 6 SD.
Feisya merasa sedikit lega. Untung lho denyut nadinya masih normal. Akhirnya dengan berat hati juga berat tenaga di papahnya cowok itu masuk kedalam mobil. Karena rasa takut masih menghantuinya ia memutuskan untuk membawanya pulang kerumah. Lagi pula jika di lihat - lihat sepertinya tidak ada luka fisik. Hanya keajaiban yang membuat cowok itu bisa pingsang. =,=
Setelah merebahkan sang korban di atas ranjang kamar tamu rumahnya gantian Feisya yang menjatuh kan tubuhnya keatas kursi sofa di ruang tamu. Tulang tubuhnya terasa seperti remuk semua. Tu orang benar - benar berat. Kebanyakan dosa kali ya. Nyusain. Kalau bukan karena takut sama hantu sudah di biarkan saja dia tergeletak di tengah jalan. Sejenak ia rengangkan kembali otot - otot tubuhnya. Beranjak bangun ke dapur untuk sekedar minum air putih. Setelah itu ia segera melangkah ke kamar. Begitu merebahkan di atas kasur tercinta tanpa sadar ia langsung tertelap.
Dengan cepat ia menginjakan rem di kakinya. Astaga. Jantung nya terasa mau copot saat mendapati dirinya hampir saja menabrak seseorang. Setelah sedikit menetralkan kembali detak jantungnya ia buru - buru keluar dari dalam mobil. Siap untuk melabrak. Jelas - jelas tu orang segaja melintas. Lagian Kalo emang mau bunuh diri jagan di jalan donk, loncat kek dari atas gedung.
Niatan Feisya untuk melabrak menguap begitu saja saat mendapati sang korban tergeletak pingsan di hadapannya. Keningnya sedikit berkerut. Perasaan tadi nggak kena. La wong ia ngerem nya juga cepet. Dan yang lebih mengejutkan kok kayaknya ini wajah familiar ya?. Setelah mikir beberapa saat tanpak ia menepuk jidatnya sendiri. Astaga, ini kan cowok yang di kaffe tadi. Jangan - jangan beneran mau bunuh diri?.
"Hei, Bangun donk. Jangan mati dulu. Kalo loe beneran mati kan jadi gue yang ribet" Kata Feisya sambil menguncang - guncang (???) tubuh cowok tersebut. Sayang hasilnya nihil alias sia - sia.
Sejenak Feisya mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke kiri. Hem, kayaknya sepi nie. Atau di tinggal kabur aja kali ya?. Mumpung nggak ada yang liat ini.
Setelah benar - benar memastikan kalau di sekeliling sepi, Feisya segera bangkit berdiri. Cepat - cepat melangkah masuk kedalam mobil. Begitu mesin di nyalakan ia bersiap untuk putar haluan. Tapi sebuah perasaan bersalah tiba - tiba menghantuinya.
"Tunggu dulu. Kalau beneran gue tinggal. Terus dia mati, Hantunya gentayangan kayak di filem - filem terus nakut - nakutin gue gimana donk?" gumamnya lirih. * Mia sengaja pake ini kalimat buat nyindir star night kayaknya*.
"Mama help me. Anak mu bunuh orang".
Akhirnya dengan takut - takut Feisya kemabli turun dari dalam mobil nya. Kemabali di hampirinya cowok tersebut. Sejenak ia periksa denyut nadi di tangannya. Yah dia emang nggak pinter sih, tapi juga nggak dodol - dodol amat kok. Kalo cuma masalah ngecek denyut nadi dia masih bisa lah. Secara itu udah di ajarin di kelas 6 SD.
Feisya merasa sedikit lega. Untung lho denyut nadinya masih normal. Akhirnya dengan berat hati juga berat tenaga di papahnya cowok itu masuk kedalam mobil. Karena rasa takut masih menghantuinya ia memutuskan untuk membawanya pulang kerumah. Lagi pula jika di lihat - lihat sepertinya tidak ada luka fisik. Hanya keajaiban yang membuat cowok itu bisa pingsang. =,=
Setelah merebahkan sang korban di atas ranjang kamar tamu rumahnya gantian Feisya yang menjatuh kan tubuhnya keatas kursi sofa di ruang tamu. Tulang tubuhnya terasa seperti remuk semua. Tu orang benar - benar berat. Kebanyakan dosa kali ya. Nyusain. Kalau bukan karena takut sama hantu sudah di biarkan saja dia tergeletak di tengah jalan. Sejenak ia rengangkan kembali otot - otot tubuhnya. Beranjak bangun ke dapur untuk sekedar minum air putih. Setelah itu ia segera melangkah ke kamar. Begitu merebahkan di atas kasur tercinta tanpa sadar ia langsung tertelap.
Cerpen
KRING!!!!!!.
Alaram yang berdering nyaring menyadarkan Feisya dari tidurnya. Segera di raihnya jam weker tersebut. Tepat pukul 05.30 pagi. Niatnya si mo di banting biar nggak nggangu. Secara mamanya kan nggak ada, jadi nggak akan ada yang bakal ngomelin dia. Sayang sebelum niat itu sempat terwujudukan, sedetik yang lalu ingatannya telah di kejutkan akan kenyataan kehadiaran 'makhluk tak di kenal' sebagai penghuni baru di kamar tamunya. Refleks ia segera bangkit berdiri dan langsung berlari ke arah ruang tamu.
Begitu sampai di tempat tujuan ia bisa menghembus kan nafas lega. Di perhatikannya sosok yang tanpak terbaring di atas kasur. Dalam hati ia menduga - duga. Ini orang beneran pingsan apa malah keenakan tidur si?.
Setelah telebih dahulu membasuh muka dan gosok gigi ia segera berjalan menuju ke dapur untuk sekedar bikin kopi. Sengaja males mandi mumpung libur kuliah. Sambil menyesap kopi di raihnya Roti dan selai. Karena tadi malam ketiduran tanpa sempet menikmati makan malam tak heran jika pagi - pagi ia merasa perutnya sudah kelaparan minta di isi.
"Udah bangun loe?. Gimana? enak tidurnya?" Kata Feisya sebel saat mendapati cowok yang kemaren di tolongnya itu baru menunjukan wujudnya setelah lewat pukul delapan. Ia segaja hanya menunggunya di sofa tanpa ada niatan sedikit pun untuk membangukan 'makhluk asing' tersebut. Untung saja tanpang nya keliatan anak baek - baek.
"Eh, ini di mana?. Loe siapa?. Kok gue bisa ada di sini?"
"Di langit" Sahut Feisya ngasal. Abis dia sebel rencana tidur sepuasanya gagal total.
"Ehem" Cowok itu terlihat salah tingkah mendengarnya.
"Ini di rumah gue. Kemaren gue hampir nabrak loe. Inget, hampir!!. Gue nggak beneran nabrak. Belom kena juga, eh loe malah udah pingsan duluan. Jadi loe nggak bisa nuntut gue. Lagian gue kan juga udah bantuin loe. Gue relain deh bawa loe kerumah gue. Nggak jadi gue tinggalin di tengah jalan".
Cowok itu tampak mengerutkan kening. sepertinya mencoba mengingat - ingat kejadian kemaren. Atau malah sedang berusaha mencerna kalimat yang Feisya lontarkan.
"O... E. Makasih ya. Maaf kalau gue udah ngerepotin".
"Emang" Balas Feisya cepat. Tapi dalam hati. Nggak tega juga ia saat melihat tampang memelesanya.
"Di maafin. Oh ya, Kenalin nama gue Feisya. Terus loe siapa?".
"Gerry. Loe bisa manggil gue Gerry".
"O. Terus rumah loe di mana?" tambah Feisya lagi.
Bukan menjawab Gerry malah menunduk kan kepala nya dalam - dalam. Di kira lagi menghening kan cipta kali ya?.
"Loe cuma sendiri di sini?" tanya Gerry mengalihkan pembicaraan. Feisya tanpak sedikit mengerutkan dahinya.
Sedikit curiga kenapa ni anak malah nanya - nanya, jangan - jangan beneran penjahat lagi. Tapi dengan cepat di tepisnya pikiran tersebut jauh - jauh. Secara mukanya terlihat inocent gitu.
"Enggak".
"Terus sama siapa?. Kok sepi".
"Lah kan sama loe".
"Maksut gue selain gue?".
"Ngapain si loe nanya - nanya?. Loe mau ngerampok gue ya?" Tebak Feisya kemudian.
"Ha ha ha... Emang tampang gue ada tampang wajah - wajah penjahat ya?".
"Kalo jujur si kayanya muka loe muka - muka wong deso deh. Pasaran banget" Balas Feisya dengan raut terlihat serius.
"Enak aja loe. Tampang imut gini juga. Masa di bilang Pasaran. Padahal kalau di liat bener - bener udah Mirip sung min superjunir Tau".
"Iya. Tapi kalau ngeliatnya Dari atas Gedung tingkat seribu" Balas Feisya Cepat. Gerry hanya tertawa mendengarnya.
"Oh ya, udah siang nie. Mending sarapan dulu yuk" Ajak Feisya beberapa saat kemudian.
"Nggak deh, Kayaknya mending gue langsung pulang aja. Udah terlalu banyak ngerepotin loe nantinya".
"Pepatah bilang Rejeki jangan di tolak, malang jangan di cari".
"Oke deh kalo loe emang maksa".
"Enak aja. Gue nggak maksa. Gue cuma nawarin lagi".
"Wah jadi nggak iklas nie?" tanya Gerry sok sokan ngambek.
"Ih bawel. Udah buruan yuk" Kata Feisya sambil duluan melangkah menuju kedapur Sementara Gerry tanpak ngekor di belakang.
Selesai sarapan nasi goreng plus telur dadar ala cheif Feisya, Keduanya kembali duduk ke ruang tengah. Bercerita sekedar untuk basa - basi sambil menunggu nasi turun ke perut * ini istilah mamaku*.
"Ehem, Gerry. Gue boleh nanya nggak?".
"Bukannya sekarang loe lagi nanya?".
"Hais. Maksut gue nanya yang laen lah".
"Boleh. Mo nanya apa?".
"E... Kemaren itu...." Untuk Sejenak Feisya merasa ragu.
" Kenapa?".
"Kemaren itu loe sengaja mo nyebrang ya?" akhinya meluncur juga kata yang sedari tadi menganjal di hati Feisya walaupun sebenernya ia juga merasa bersalah setelah menanyakannya. Terlebih ketika melihat raut perubahan yang begitu ketara di wajah Gerry.
"Sorry" Hanya kalimat itu yang meluncur dari mulut Geri sebagai balasan.
"Kok loe malah minta maaf?".
"Ya karena niat gue buat bunuh diri justru malah ngerepotin elo?".
"Ha?. Loe mau bunuh diri?!" Feisya kaget. Kemaren kan dia hanya asal tebak.
"Gue tu merasa kayaknya udah nggak sangup hidup lagi" Sambung Gerry terlihat murung.
"Emang masalah nya kenapa?. Loe udah bosen hidup?" Tambah Feisya lagi. Gerry terliha mengertukan keningnya, tapi tak urung ia mengangguk.
"O" kali ini Feisya malah mengangguk - angguk leng geleng - geleng ala Projek pop.
"Halah loe ini. Lebay banget si kayak sinetron. Emang nya ada masalah apa?" tanya Feisya inggin tau.
"Cewek gue selinggkuh".
# Star Night keselek mouse baca ni kalimat #.
"Ha ha ha" Bukannya simpati Feisya malah tertawa ngakak.
"Memang nya ada yang lucu" Tanya Gerry heran.
"Pacar Gue juga ketauan selingkuh. Tapi malah langsung gue putusin" Sahut Feisya dengan santainya.
"Tapi gue udah kadung cinta mati sama dia".
"Makanya kalau cinta hidup aja, jangan sampe mati juga di bawa - bawa. Gini nie akibatnya. Emannya loe mau jadi Romeo and juliet versi 2012 apa?" ledek Feisya.
"Sejak kapan Romeo juliet ada versi selingkuhnya".
"La kan tadi udah di bilang Versi 2012 nya. Gimana si".
"Hufh..." Gerry hanya mampu menghembuskan nafas mendengarnya. Sepertinya ia tidak akan menang kalau harus adu mulut sama nie cewek.
"Ya udah lah gue pulang aja".
"Nggak jadi nerusin niat bunuh diri lagi kan?" tanya Feisya was - was.
"Nggak".
"Yakin?".
"Emang nya kalau gue mati ngaruh sama loe?".
"Nggak ada si. Gue cuma mau ngasih saran aja kalau seandainuya loe mau bunuh diri mending jangan nabrakan diri. Terjun kelaut aja. Kan gak perlu repot - repot bikin kuburan plus ngeluarin biaya".
"Sialan loe" Gerut Gerry. Feisya hanya melemparkan senyum simpul.
Jangan lupa Baca juga Cerpen Tentang Rasa bagian 8
Alaram yang berdering nyaring menyadarkan Feisya dari tidurnya. Segera di raihnya jam weker tersebut. Tepat pukul 05.30 pagi. Niatnya si mo di banting biar nggak nggangu. Secara mamanya kan nggak ada, jadi nggak akan ada yang bakal ngomelin dia. Sayang sebelum niat itu sempat terwujudukan, sedetik yang lalu ingatannya telah di kejutkan akan kenyataan kehadiaran 'makhluk tak di kenal' sebagai penghuni baru di kamar tamunya. Refleks ia segera bangkit berdiri dan langsung berlari ke arah ruang tamu.
Begitu sampai di tempat tujuan ia bisa menghembus kan nafas lega. Di perhatikannya sosok yang tanpak terbaring di atas kasur. Dalam hati ia menduga - duga. Ini orang beneran pingsan apa malah keenakan tidur si?.
Setelah telebih dahulu membasuh muka dan gosok gigi ia segera berjalan menuju ke dapur untuk sekedar bikin kopi. Sengaja males mandi mumpung libur kuliah. Sambil menyesap kopi di raihnya Roti dan selai. Karena tadi malam ketiduran tanpa sempet menikmati makan malam tak heran jika pagi - pagi ia merasa perutnya sudah kelaparan minta di isi.
"Udah bangun loe?. Gimana? enak tidurnya?" Kata Feisya sebel saat mendapati cowok yang kemaren di tolongnya itu baru menunjukan wujudnya setelah lewat pukul delapan. Ia segaja hanya menunggunya di sofa tanpa ada niatan sedikit pun untuk membangukan 'makhluk asing' tersebut. Untung saja tanpang nya keliatan anak baek - baek.
"Eh, ini di mana?. Loe siapa?. Kok gue bisa ada di sini?"
"Di langit" Sahut Feisya ngasal. Abis dia sebel rencana tidur sepuasanya gagal total.
"Ehem" Cowok itu terlihat salah tingkah mendengarnya.
"Ini di rumah gue. Kemaren gue hampir nabrak loe. Inget, hampir!!. Gue nggak beneran nabrak. Belom kena juga, eh loe malah udah pingsan duluan. Jadi loe nggak bisa nuntut gue. Lagian gue kan juga udah bantuin loe. Gue relain deh bawa loe kerumah gue. Nggak jadi gue tinggalin di tengah jalan".
Cowok itu tampak mengerutkan kening. sepertinya mencoba mengingat - ingat kejadian kemaren. Atau malah sedang berusaha mencerna kalimat yang Feisya lontarkan.
"O... E. Makasih ya. Maaf kalau gue udah ngerepotin".
"Emang" Balas Feisya cepat. Tapi dalam hati. Nggak tega juga ia saat melihat tampang memelesanya.
"Di maafin. Oh ya, Kenalin nama gue Feisya. Terus loe siapa?".
"Gerry. Loe bisa manggil gue Gerry".
"O. Terus rumah loe di mana?" tambah Feisya lagi.
Bukan menjawab Gerry malah menunduk kan kepala nya dalam - dalam. Di kira lagi menghening kan cipta kali ya?.
"Loe cuma sendiri di sini?" tanya Gerry mengalihkan pembicaraan. Feisya tanpak sedikit mengerutkan dahinya.
Sedikit curiga kenapa ni anak malah nanya - nanya, jangan - jangan beneran penjahat lagi. Tapi dengan cepat di tepisnya pikiran tersebut jauh - jauh. Secara mukanya terlihat inocent gitu.
"Enggak".
"Terus sama siapa?. Kok sepi".
"Lah kan sama loe".
"Maksut gue selain gue?".
"Ngapain si loe nanya - nanya?. Loe mau ngerampok gue ya?" Tebak Feisya kemudian.
"Ha ha ha... Emang tampang gue ada tampang wajah - wajah penjahat ya?".
"Kalo jujur si kayanya muka loe muka - muka wong deso deh. Pasaran banget" Balas Feisya dengan raut terlihat serius.
"Enak aja loe. Tampang imut gini juga. Masa di bilang Pasaran. Padahal kalau di liat bener - bener udah Mirip sung min superjunir Tau".
"Iya. Tapi kalau ngeliatnya Dari atas Gedung tingkat seribu" Balas Feisya Cepat. Gerry hanya tertawa mendengarnya.
"Oh ya, udah siang nie. Mending sarapan dulu yuk" Ajak Feisya beberapa saat kemudian.
"Nggak deh, Kayaknya mending gue langsung pulang aja. Udah terlalu banyak ngerepotin loe nantinya".
"Pepatah bilang Rejeki jangan di tolak, malang jangan di cari".
"Oke deh kalo loe emang maksa".
"Enak aja. Gue nggak maksa. Gue cuma nawarin lagi".
"Wah jadi nggak iklas nie?" tanya Gerry sok sokan ngambek.
"Ih bawel. Udah buruan yuk" Kata Feisya sambil duluan melangkah menuju kedapur Sementara Gerry tanpak ngekor di belakang.
Selesai sarapan nasi goreng plus telur dadar ala cheif Feisya, Keduanya kembali duduk ke ruang tengah. Bercerita sekedar untuk basa - basi sambil menunggu nasi turun ke perut * ini istilah mamaku*.
"Ehem, Gerry. Gue boleh nanya nggak?".
"Bukannya sekarang loe lagi nanya?".
"Hais. Maksut gue nanya yang laen lah".
"Boleh. Mo nanya apa?".
"E... Kemaren itu...." Untuk Sejenak Feisya merasa ragu.
" Kenapa?".
"Kemaren itu loe sengaja mo nyebrang ya?" akhinya meluncur juga kata yang sedari tadi menganjal di hati Feisya walaupun sebenernya ia juga merasa bersalah setelah menanyakannya. Terlebih ketika melihat raut perubahan yang begitu ketara di wajah Gerry.
"Sorry" Hanya kalimat itu yang meluncur dari mulut Geri sebagai balasan.
"Kok loe malah minta maaf?".
"Ya karena niat gue buat bunuh diri justru malah ngerepotin elo?".
"Ha?. Loe mau bunuh diri?!" Feisya kaget. Kemaren kan dia hanya asal tebak.
"Gue tu merasa kayaknya udah nggak sangup hidup lagi" Sambung Gerry terlihat murung.
"Emang masalah nya kenapa?. Loe udah bosen hidup?" Tambah Feisya lagi. Gerry terliha mengertukan keningnya, tapi tak urung ia mengangguk.
"O" kali ini Feisya malah mengangguk - angguk leng geleng - geleng ala Projek pop.
"Halah loe ini. Lebay banget si kayak sinetron. Emang nya ada masalah apa?" tanya Feisya inggin tau.
"Cewek gue selinggkuh".
# Star Night keselek mouse baca ni kalimat #.
"Ha ha ha" Bukannya simpati Feisya malah tertawa ngakak.
"Memang nya ada yang lucu" Tanya Gerry heran.
"Pacar Gue juga ketauan selingkuh. Tapi malah langsung gue putusin" Sahut Feisya dengan santainya.
"Tapi gue udah kadung cinta mati sama dia".
"Makanya kalau cinta hidup aja, jangan sampe mati juga di bawa - bawa. Gini nie akibatnya. Emannya loe mau jadi Romeo and juliet versi 2012 apa?" ledek Feisya.
"Sejak kapan Romeo juliet ada versi selingkuhnya".
"La kan tadi udah di bilang Versi 2012 nya. Gimana si".
"Hufh..." Gerry hanya mampu menghembuskan nafas mendengarnya. Sepertinya ia tidak akan menang kalau harus adu mulut sama nie cewek.
"Ya udah lah gue pulang aja".
"Nggak jadi nerusin niat bunuh diri lagi kan?" tanya Feisya was - was.
"Nggak".
"Yakin?".
"Emang nya kalau gue mati ngaruh sama loe?".
"Nggak ada si. Gue cuma mau ngasih saran aja kalau seandainuya loe mau bunuh diri mending jangan nabrakan diri. Terjun kelaut aja. Kan gak perlu repot - repot bikin kuburan plus ngeluarin biaya".
"Sialan loe" Gerut Gerry. Feisya hanya melemparkan senyum simpul.
Cerpen
Bersambung...Jangan lupa Baca juga Cerpen Tentang Rasa bagian 8