Cerpen Terbaru King Vs Queen
Cerpen Terbaru
'KING v.s. QUEEN'
Part 1
Halooooooo....!!!!. Jikakakakkaka.
Star night ternyata udah lama banget ya gak update?. Ya haraf di maklumi lah,
Adminya udah pulang kampung ceritanya. N seperti yang sudah di ceritakan
sebelumnya di ‘Bokor’ jaringan modem sama sekali gak ada. So asli gak bisa
online. Hiks hiks hiks #nangis bareng hujan.
Okelah, karena itu berhubung
sekarang admin lagi jalan kewarent, bikin postingan dulu. Jangan tanya soal the
prince, the princess and mis cinderella atau kala cinta menyapa karena star
nigh lagi holiday nulis. ^_^. Cerpen baru aja karya mia mulyani semua. Tenang
udah ending semua kok. hanya saja seperti biasa mempostingnnya versi part aja
ya?. Kha kha kah.
Credit Gambar : Star Night
Banyakan bacod. Langsung
cekidot.....
Kriiiiiiiiiiiing....
Jam
beaker Niken berdering dengan nyaring, Niken tetap tidur dengan nyenyak di
kasurnya, dan malah menarik selimut, menutupi telingannya dengan bantal guling,
tapi jam beaker itu tetap berdering dengan nyaringa. Dengan masih mengantuk Niken
meraih jam beaker di sampingnya.
"HAAA!!!"
teriak Niken kaget dan langsung terduduk di kasur "Wuaaaa...
terlambat..." lanjutnya dan langsung beranjak turun dari tempat tidur
dengan buru-buru, lalu menuju kamar mandi setelah menyambar handuk terlebih
dahulu.
Dengan
setengah berlari Niken bersiap-siap mengenakan seragam sekolah, begitu sudah
selesai ia langsung turun menuju ruang tengah, di mana kakak dan mamanya sedang
sarapan.
"Lho
Niken... kok buru-buru gitu..." tanya mama.
"Niken
udah telat maaa...." kata Niken dan siap mau keluar.
"Hamil
maksud loe? ha ha ha" tanya Nino dengan pandangan menggoda.
"Ah
kakak apaan sih... bukan itu..." balas Niken dengan cemberut kearah
kakaknya.
"Sarapan
dulu..." mama mengingatkan.
"Nggax
sempet ma, Niken udah buru-buru banget nih..." kata Niken dan hanya
menyambar roti di tangan kakaknya yang siap mau di makan, lalu langsung kabur
keluar rumah.
"Eeeeeeh,..."
Nino kaget, karena roti yang mau di makan kini udah berpindah mulut ke adiknya.
"Makasih
kak Nino..." jerit Niken dari depan.
"Eh
awas yea loe..." balas Nino sambil berdiri, tapi Niken udah keburu
berangkat.
"Ih
tuh anak emang bener-bener deh..." lanjutnya dengan sebel dan mengambil
kembali roti untuk sarapan, mama hanya geleng-geleng melihat ulah anak-anaknya.
"Aduuuh
udah terlambat banget nih..." kata Niken dengan setengah berlari dan
sesekali melihat jam tangan yang melingkar di tangannya. Karena terburu-buru,Niken
sampai tidak memperhatikan langkahnya, dan tiba-tiba...
BRUUUUUK...
"Aduh!!!"
Keluh Niken setelah terjatuh, karena ada yang menabraknya, yang nabrak
sepertinya juga terjatuh bersama buku-buku yang tadi di bawa.
"Eh
loe itu punya mata nggax sih?! masa' orang segede gue di tabrak..." bentak
Niken sambil berdiri.
"Loe
berani nyalahin gue?!" kata Gilang, sosok yang Niken tabrak terlihat kaget sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Lho
kenapa? emang salah elo kan? jalan nggax pake mata, makanya orang segede gue di
tabrak"
"Emang
loe pake mata?" tanya Gilang sinis.
"Lho
ia donk"
"Kalau
gitu jangan salahin gue..."
"What?!"
"Eh
gini ea, gue itu... jalan pake kaki, sedangkan elo jalan pake mata, jadi ini
salah elo, matanya di taruh di kaki, pantesan aja nabrak"
"Loe
nyalahin gue..."
"Emang
harus siapa lagi? nggax mungkin gue kan?"
"Elo...”
Tunjuk Niken tepat kearah wajah Gilang. “maksud gue jalan pake mata
itu..."
"Apa?
gue nggax salah kan,..." kata Gilang "lagian kalau loe jalan dengan
benar, masa' di tabrak orang segede gue nggax bisa ngelak, jadi sekarang yang
dodol siapa, elo atau gue?" lanjutnya dengan santai.
"Ya
pasti elo lah, nggax mungkin gue kan?"
"Bener
banget. Yang dodol itu 'elo' bukan 'gue'..." balas Gilang dengan
tersenyum.
"Maksud
gue itu...." Niken nggax bisa menerus kan kata-katanya.
"Gue
bener kan?!"
"Ih
tau deh, capek ngomong sama orang bego kaya elo..." kata Niken dengan
sebelnya dan langsung melangkah meninggalkan Gilang sendirian.
Gilang
hanya geleng-geleng kepala melihatnya, lalu mengumpulkan buku-bukunya kembali
yang tadi berserakan.
"Ih
gara-gara cowok re-se tadi, gue jadi terlambat deh..." kata Niken sambil
duduk di samping Olive, Sahabatnya. Ia merasa hari ini benar – benar hari
sialnya. Selain sempat di hukum karena terlambat, buku pr matematikanya juga ternyata
tidak ada. Padahal tadi seingatnya ia telah membawanya, belum lagi karena hari
ini ia salah seragam, pokoknya udah sial banget deh...
"Cowok?
siapa?" tanya Olive.
"Tau.
Pokoknya dia nyebelin banget, udah gue ditabrak. Malah marah-marah. Pake
ngatain gue yang salah lagi, Bilang gue jalan pake mata, nggax pakek kaki, iiih
pokoknya sebel banget deh"
"He?!
kok gitu..."
"Ah
pokoknya kalau gue lain kali ketemu dia lagi, gue nggax bakal...." Niken
menghentikan kata-katanya "Tunggu, lain kali? heh, nggax ada yang namanya
lain kali. Gue nggax bakal pernah ketemu cowok nyebelin super re-se, bloon itu
lagi" geramnya.
"Udah-udah,
loe nggax boleh marah-marah terus..."
"Gimana
gue nggax kesel coba, pokoknya, pasti pacarnya itu, orang yang sangat bego and
buta" kata Niken.
"Lho
kok gitu ken?" tanya Olive.
"Ya
iya lah, dia tu nggax bisa bedain mana cowok yang baik-baik and super nyebelin
seperti tuh cowok, kalau gue sih amit-amit deh..."
"Gue
jadi penasaran orangnya seperti apa, siapa sih yang berani membuat queen
tercantik SMA kita ini maraaaah...." goda Olive.
"Queen?!"
Niken bingung.
"Ia,
loe itu kan udah terkenal dengan nama itu, harusnya loe itu bahagia donk, di
bilang cantik hampir satu SMA ini, bahkan banyak cewek-cewek yang iri and kagum
sama loe, termasuk gue... kalau cewek aja gitu apa lagi cowoknya...."
"Gue
nggax seberuntung itu juga kaliiii..."
"Tapi
ini emang kenyataannya, bahkan sekarang ini lagi nge-trend-nge-trend nya, group
'penarik simpati Queen tercantik' dan regunya itu setau gue ada sepuluh, per
regu ada lima orang, itu baru setau gue aja, belum yang lainnya... dan mereka
itu lagi berlomba-lomba untuk ngedapatin elo..."
"Loe
ngomong apa sih, ini pasti bohong kan, Queen-Queen apa lagi... nama gue itu kan
Niken, masa di ganti jadi Queen sih, ah nggax mau gue..."
"Bukan
gue lho yang minta, tapi nggax apa-apa kok ken, kan mirip tuh, Queen sama Niken,
ken-ken juga..."
"Tapi
gue nggax mau"
"Eh
kenapa loe nggax memanfaatkan ini aja"
"Maksud
loe?" tanya Niken.
"Ia.
Loe kerjain aja anak-anak yang ngejar elo, loe manfaatin dia buat menjadi
pembantu elo..."
"Wah
gila loe, ogah gue, kasihan kali... gue itu kan nggax suka sama mereka..."
kata Niken spontan.
"Yaaa
udah deh kalau gitu, gue tadi kan cuma bercanda, eh tapi... By the way, loe
kenapa sih nggax mau sama salah satu dari mereka, dari pada loe jomblo terus..."
"Kalau
sama mareka,... emmm gue terimakasih aja deh, nggax berminat ea..." kata Niken
dengan sedikit merinding membayangkannya.
"Tapi
banyak yang keren lho ken, yang kaya juga ada"
"Ah
tau deh, gue nggax mau ngomongin itu lagi, gue kan udah bilang nggax mau,
berarti ya nggax mau. Titik"
"Queen
cantik..." terdengar seseorang yang memanggilnya dari arah samping, Niken
dan Olive langsung menoleh.
"Benny?
siapa yang loe maksud Queen itu?" tanya Niken sambil celingak-celinguk
sepertinya tidak ada siapa-siapa selain dirinya dan Olive.
"Ya
elo lah, cantik..." jawab Benny dan temen-temennya serentak.
"Gue?"
Niken jadi bingung.
"Siapa
lagi? emmm ya udah gimana kalau kita ke kantine sekarang, gue yang traktir
deh..." Dimas yang ngejawab.
"Nggax
usah deh, gue mau ke perpus..."
"Kalau
gitu gue tunggu di sini deh, sampai loe balik dari perpus..."
"Emmm
ya terserah, tapi palingan gue bakal lama..." kata Niken dan langsung
pergi dengan buru-buru sambil menarik tangan Olive agar mengikutinya.
"Queen...."
panggil beberapa cowok yang berpapasan dengan Niken sambil tersenyum, Niken pun
balas tersenyum dengan sedikit aneh, Olive hanya bisa menertawakannya, yang
tentu membuat Niken jadi makin sebel.
"nie orang semuanya kenapa sih? pada kesambet
setan apa coba, kenapa semuanya jadi aneh begini,..." fikir
Niken dalam hati.
Cerpen
Terbaru King Vs Queen
"Siang
ma..." sapa Niken begitu ia duduk di kursi meja makan, baru saja dia
pulang dari sekolah dan siap untuk makan siang.
"Siang.
Yuk makan..." ajak mama sambil
menyendok kan nasi untuk anaknya, Niken hanya tersenyum, sambil mengangguk.
"Kak
Nino belum pulang ma?" tanya Niken sambil menyendok sayur di depannya,
tiba-tiba terdengar bunyi suara motor memasuki pekarangan rumahnya.
"Tuh
yang ditanya baru sampai..." jawab mamanya.
Niken
menikmati makanannya bersama mama, tak berapa lama Nino melangkah mendekati
mereka dan langsung menuju ke kulkas dan mengambil air minum.
"Ada
siapa kak?" tanya Niken ke arah kakaknya.
"Ada
temen kakak, dari campus..." jawab kakaknya.
"Oh,
langsung di ajak makan bareng di sini aja..." tawar mama.
"Iya
ma, tapi bentar Nino ambil minum dulu, ntar Nino panggil dia ke sini..."
kata Nino dan melangkah kembali ke ruang tengah.
"Siapa?"
tanya Niken ke arah mamanya, mamanya hanya menggeleng tanda nggax tau, sambil
mengangkat bahunya "Niken ambil sayur lagi bentar ya ma..." lanjutnya
dan melangkah ke dapur, terdengar langkah memasuki ruang makan.
"Kenalin
ma, ini temen Nino, namanya Gilang..." kata Nino memperkenalkan temennya
ke arah mamanya.
"Siang
tante..." sapa Gilang ramah.
"Siang...
mari makan bareng..."
"Makasih
tante... jadi ngerepotin deh,..." kata Gilang.
"Ya
nggax lah, ini kebetulan aja lagi makan"
"Niken
mana ma?" tanya Nino sambil duduk di kursinya begitu juga Gilang.
"Di
dapur, lagi ngambil sayur..." jawab mamanya "ayo Gilang, di makan. Jangan
malu-malu, anggap saja rumah sendiri" lanjutnya ke arah Gilang.
"Ia
tante. Terima kasih”.
"Nih
buat loe..." kata Nino sambil memberikan sepiring nasi ke arah Gilang, Gilang
menerimanya. Niken berjalan ke arah meja makan, lalu meletakkan sayur di depan
tamunya, dan langsung kaget.Begitu juga
dengan Gilang.
"Elo..."
kata Niken sambil menunjuk Gilang kaget.
"Loe
kan..." Gilang tidak menerus kan kata-katanya.
"Lho,
kalian sudah kenal?" tanya mama dan Nino bersamaan, melihat tingkah Gilang
dan Niken.
"E...
Enggax kok..." jawab Niken dengan segera duduk di kursinya dengan sebel karena
mengingat kejadian tadi pagi saat bertemu Gilang di jalan, yang ternyata adalah
temen baik kakaknya.
"Sebenernya..."
Gilang tidak menerus kan kata-katanya.
"Lho
lang, tangan kamu kenapa?" tanya mama Nino ke arah Gilang, saat melihat
tangan Gilang yang sedikit lecet.
"Oh
ini, nggax apa-apa kok tante, tadi Gilang nggax sengaja di tabrak sama cewek jadi-jadian di jalan..."
jawab Gilang sambil melirik ke arah Niken yang hanya menunduk ke sebelannya.
"Makanya
lain kali kamu harus hati-hati, bahaya. Sekarang ini banyak banget orang yang
jahat. Kalau kamu kenapa-napa gimana,..." saran mama Nino, Gilang hanya tersenyum, sementara Niken
langsung tersedak.
"lho
Niken, kamu kenapa? nih minum dulu..." tawar mamanya sambil memberikan
minum ke arah Niken dan langsung di teguk habis sama Niken.
"Nggax
apa-apa kok ma... Niken cuma tersedak" jawab Niken sambil menatap sebel ke
arah Gilang yang langsung pura-pura tidak melihatnya.
"Makanya
lain kali hati-hati, kalau makan itu pelan-pelan..." kata mama, Niken
hanya mengagguk "udah di obatin belum?" tanyanya lagi ke arah Gilang.
"Dia
nggax mau ma" Nino yang langsung ngejawab "yang nabrak itu katanya
cewek ma... iiih kalau ada Nino pasti udah Nino bentak-bentak tuh cewek, abis
kata Gilang ma, udah dia yang nabrak malah marah-marah udah gitu nggax mau
minta maaf lagi..." lanjutnya yang makin menambah ke sebelan Niken.
"Yaaah
gitu aja manja. Biasa aja kaliii. Lagian, palingan juga dianya aja yang
jalannya nggax lihat-lihat..." kata Niken dengan santainya.
"Niken...
kok loe ngomongnya gitu sih, loe nggax tau apa, Gilang ini orang yang paling
hati- hati dalam segala hal, jadi mana mungkin ini salahnya dia..." bela Nino.
"Kalau
dia itu hati-hati mana mungkin ada orang sebesar itu nggax lihat, lagian kalau
dia lihat, kenapa nggax minggir aja, kan lebih baik. Kalau masih ketabrak itu
namanya dia juga salah donk"
"Mana
gue tau kalau tuh orang mau nabrak gue..." Gilang yang ngejawab.
"Ya
jadi sama aja kan... Loe nggax lihat juga, jadi jangan asal nyalahin orang lain
deh... Gue rasa sih loe nya yang salah, pake acara nyalahin orang lain
segala..." balas Niken dengan sebelnya.
"Tetap
saja, gara-gara dia gue jadi terjatuh, coba aja dia jalannya lebih hati-hati
pasti gue nggax bakal jatuh seperti itu, mana abis itu main pergi gitu aja
lagi..." kata Gilang.
"Tetap
saja loe juga salah" balas Niken.
"Niken...
kok loe sepertinya nyalahin Gilang sih, kalau kakak rasa sih ini salahnya tuh
cewek, nggax lihat orang sebesar Gilang" kata Nino.
"Mungkin"
jawab Niken "gelap sih..." lanjutnya dengan santai. Gilang langsung
kaget.
"Hust.
Nggax boleh gitu deh, lagian gelap dari mananya, orang dia putih-putih gitu
juga..." kata mamanya ke arah Niken yang membuat Niken jadi cemberut dan
tentu membuat Gilang jadi tersenyum senang.
"Emang
ciri-ciri orangnya itu seperti apa sih Lang?" tanya Nino.
"Yang
pasti orangnya itu cantik, imut, baik hati, murah senyum, sama rajin menabung
serta berbakti pada orang tua" jawab Niken cepat, yang lain langsung
kaget.
"He?!
Nggax salah nih, yang ada itu orangnya nyebelin, super re-se, seenaknya, dan
mungkin nggax bisa di bilang cewek, cewek jadi-jadian mungkin" balas Gilang sebel.
"Cewek
jadi-jadian?" Niken nggax percaya dia di bilang begitu.
"Ia.
Cewek jadi-jadian..." ulang Gilang dengan menekankan kata-kata
jadi-jadiannya, tentu saja Niken jadi kaget.
"Dari
pada elo, cowok nggax jadi-jadi..." balas Niken.
"Elo
berani ngatain gue..."
"Lho
emang ia kan, loe itu...."
"Tunggu"
potong Nino "Ini sebenarnya ada apa sih? kok kalian malah berdebat. elo
juga ken, emang loe tau cewek itu siapa? kenapa sepertinya loe membelanya
banget, dan menyalahkan Gilang?" tanyanya, mamanya langsung menangguk
membenarkan.
"Ya
iya lah, Niken itu kenal, kenal banget malah, dan mungkin mama sama kak Nino
juga kenal deket" jawab Niken sambil melirik Gilang sebel.
"Oh
yea... Siapa dia... ayo kasi tau kakak, biar kakak buat tuh cewek re-se nggax
berani memperlakukan Gilang dengan buruk lagi, belum tau apa dia siapa
gue..." kata Nino.
"Emang
kalau kakak tau, mau kakak apain?" tanya Niken.
"Mau
kakak bikin perhitungan sama dia, biar dia nggax seenaknya sendiri, enak aja
dia memperlakukan temen terbaik kakak seperti ini,..."
"Sebaiknya
kakak jangan terlalu percaya deh sama nih orang, palingan juga dia yang salah.
kalau bukan karena dia yang salah juga nggax mungkin kok tuh cewek marah-marah...
dan lagi, kakak kan nggax tau cerita sebenarnya itu seperti apa, jadi jangan
asal mengambil kesimpulan menyalahkan tuh cewek deh, kali aja nih cowok yang
emang bego jalannya" kata Niken dengan melirik Gilang sebel.
"Kok
loe sangat membelanya?" tanya Nino "Siapa sih dia sebenernya?"
tanyanya lagi.
"Dia..."
Gilang melirik Niken yang tampak masih cemberut "cewek
jadi-jadian..." lanjutnya, Niken langsung kaget.
"Elo
tuh yang cowok nggax jadi-jadi" jawab Niken singkat.
"Niken...
kok kasar gitu sih... kalian kan baru kenal, eh kakak kasi tau yea, kalau loe
udah kenal sama dia... pasti loe bakal bilang dia itu baik banget..." kata
Nino.
"He?!
baik?" Niken nggax percaya.
"Iya,
dan loe harus tau, Gilang ini cowok paling keren di campus kakak, yaaa walau masih
kerenan kakak dikit... he he he... tapi... di campus, Gilang ini di panggil 'king'
tau nggax sih..." cerita Nino.
"What?!
King? raja maksudnya... di lihat dari mana nya nih orang bisa jadi raja...
ooooh noooo" Niken geleng-geleng kepala, yang tentu membuat Gilang jadi
sebel.
"Lho
dia ini keren kan?" tanya Nino.
"di
lihat dari mananya? orang seperti sapu lidi kayak gitu juga,... udah gitu
re-se, nyebelin, sok tau lagi..." balas Niken sambil melirik Gilang yang
masih menatapnya dengan pandangan nggax percaya.
"loe
ngelihat cowok dari sisi mana nya sih ken?" tanya Nino "sepertinya
kakak belum pernah ngedenger elo bilang keren seorang cowok pun deh, apa ...
mata loe itu bermasalah ea?" tanyanya.
"Kakak...
apa an sih... Niken itu masih normal kaliii, yang ada tu yang bilang nih cowok
keren baru matanya bermasalah, orang seperti tiang listrik begitu juga..."
"Loe
ngomong gitu karena loe belum kenal dia... coba kalau loe udah kenal, berteman
sama dia itu asyik... dan pantas kok dia itu jadi king" kata Nino sambil
tersenyum ke arah Gilang.
"Ha?
ia lah tuuu..." balas Niken makin sebel.
"Tapi...
bukannya loe juga di panggil Queen di SMU loe yea?" tanya Nino. Niken dan Gilang
sama-sama kaget.
"Kakak...
dari mana kakak bisa tau?" tanya Niken kaget.
"Jadi
bener?" tanya Nino sambil tersenyum.
"E
itu... enggax kok. siapa juga yang di panggil Queen, mana ada..." jawab Niken
cemberut.
"Tapi
kakak pernah mendengarnya lho..."
"Ah
kakak apa-apaan sih, yang di panggil Queen itu bukan Niken... udah deh, ngapain
sih ngebahas itu, kata-kata kayak gitu lebay tau nggax, king? Queen? apa lagi
tu... jangan sok ngeganti nama sembarangan deh"
"Kok
loe jadi sewot sih?" tanya Gilang.
"Oh
loe merasa yea? ya kalau loe mau namanya di ganti jadi king sih terserah loe,
kalau gue ma ogah, jadi suka-suka gue donk..."
"Udah-udah...
jangan di terusin... makan dulu aja..." mamanya menengahi yang dari tadi
hanya berdiam mendengarkan anak-anaknya ngobrol, yang lain langsung mengangguk
"sayurnya al?" tawarnya.
"eee
nggax deh tante... terima kasih... e Gilang..."
"dia
nggax suka makan sayur ma..." Nino yang meneruskan.
"lho
kenapa?" tanya mamanya kaget.
"tau
tuh, aneh banget. tapi dia emang nggax suka, kalau makan sayur pasti langsung
muntah-muntah..." jawab Nino.
"pantesan
aja..." kata Niken "kurang" lanjutnya. Gilang kaget.
"Niken...
nggax boleh ah..." kata mamanya.
"makan
sayur kok nggax mau, dasar aneh..."
"gue
itu bukan nggax mau, tapi nggax suka..." Gilang bela diri.
"lho
apa bedanya? sama aja kan? intinya nggax dimakan"
"Niken..."
"ia
ma maaf..." Niken makin sebel.
"kamu
sama saja seperti Niken" kata mamanya, Gilang dan Niken jadi kaget.
"ia
sama aja loe seperti adek gue..."
"sama
dari mananya?" potong Niken "Niken kan suka makan sayur..."
lanjutnya.
"ia,
loe emang suka makan sayur, tapi loe nggax suka makan daging"
"itu
beda lah kak, beda jauh malah, kalau dia nggax suka makan sayur itu aneh,
sedangkan Niken nggax suka makan daging itu biasa aja,..."
"pantesan
aja badan loe seperti itu..." Gilang menahan tawanya.
"eeeh
loe berani ngatain gue ea,... yang penting udah makan sayur itu kan cukup. jadi
ngapain mesti pake acara makan daging segala, gue nggax membutuhkannya"
kata Niken dengan sebel.
"he?!
eh loe nggax tau ea, daging itu mengadung lemak juga protein jadi baik untuk
tubuh"
"loe
fikir sayur itu nggax baik untuk tubuh, yang ada tu lebih baik sayur dari pada
daging tau nggax..."
"tetap
aja tanpa daging, masih tetap kurang"
"apa
perdulinya sama loe, gue juga nggax ngelarang elo kok nggax suka sayur, jadi
jangan banyak comment tentang makanan yang gue makan"
"gue
kan cuma ngasi saran, kalau loe mau dengerin yang di ambil, kalau nggax
abaikan..."
"tapi..."
"ia,
bener apa kata Gilang itu ken, loe harus makan daging..."
"kok
jadi belain nih orang sih, sebenernya yang di keluarga ini Niken apa
dia..." Niken cemberut.
"Niken...
bukan gitu maksudnya... tapi kalian berdua itu kan sama"
"nggax"
jawab Gilang dan Niken bersamaan.
"kompak.
mesra ea..." goda Nino.
"apa
an sih..." kata Niken sebel begitu juga sama Gilang.
"he
he he... udah ah ngobrolnya entar aja, makan aja dulu..." kata Nino dan
meneruskan makannya begitu juga dengan yang lain, Niken hanya bisa menahan ke
sebelannya.
Oke, To be
continue dulu ya... PS: Jangan lupa add Penulisnya Mia Mulyani