Novel Online "Kazua Mencari Cinta" ~ 16 / 22
Mumpung lagi pengen nulis, kita langsung lanjut ke Kazua mencari cinta bagian ke 16 ya. Moga aja nggak molor and end di bagian 20 beneran. #Ngarep. Soalnya adminya juga pengen nulis cerita baru lagi. Secara kalau ada tangungan rada gimana gitu.
Nah, biar nyambung sama jalang ceritanya, gimana kalau kita baca dulu bagian sebelumnya disini. Oke guys... Happy reading...
"Tadi kalian ngobrolin apaan?" tanya Zafran setengah berbisik kearah Kazua yang berjalan tepat di sampingnya.
"Sejak kapan gue harus laporan soal obrolan gue ke elo?" Kazua balik bertanya. Membuat Zafran tak urung mencibir. Terlebih ketika melihat gaya gadis itu mengatakannya.
"Soalnya, tadi itu kalian beneran keliatan mencurigakan gitu. Dan felling gue merasa nggak enak, gue ngerasa kaya..."
"Jangan lebay. Ayo masuk, filmnya udah mau mulai tuh," potong Kazua cepat. Bahkan gadis itu sengaja mengandeng lengan pria tersebut untuk mempercepat langkahnya. Tujuannya jelas, agar Zafran menutup mulutnya. Tapi sepertinya bukan itu yang Keysia tangkap. Terbukti dengan senyuman misterius gadis itu ketika melihat ia melewatinya sebelum kemudian Kazua duduk santai tepat dua baris di belakangnya.
Satu menit begitu Kazua duduk, santai itu langsung menghilang digantikan penyesalan tak berujung begitu melihat judul film yang tertera di layar. Kebodohan total yang ia lakukan adalah langsung mengiyakan ajakan gratis Keysia tanpa melihat judul film yang akan di tontonnya. Sumpah, Kazua sangat ingin memaki sahabatnya saat itu juga. Ia masih sangat ingat kalau Keysia tau pasti ia benci banget sama film horror. Dan sekarang film dengan genre tersebutlah yang sedang akan mulai ditayangkan. Belum apa - apa, Kazua sudah merasa takut duluan. Matanya menatap tajam kearah Keysia yang sama sekali tidak menyadarinya. Bukan saja karena posisi Kazua yang ada di belakang, tapi juga karena lampu studio sudah di matikan.
"Zaf, kita pulang aja yuk."
Zafran menoleh ketika mendengar bisikan lirih Kazua padanya. Terlebih gadis itu mencengkeram tangannya erat.
"Jangan bilang loe takut nonton film horror?"
Kepala Kazua mengangguk cepat. Terserah apakah Zafran akan meledeknya habis - habisan atau apapun itu. Yang jelas, ia tidak nyaman ada disana.
"Kalau loe takut kenapa kemaren main iyain aja," desis Zafran lagi. Dari nadanya jelas pria itu merasa kesel.
"Kemaren gue nggak tau. Keysia kan nggak bilang kita mau nonton apa. Udah deh, kita keluar aja yuk," pinta Kazua memelas.
"Ya nggak bisa lah. Udah terlanjur disini. Udah, kita nonton aja. Lagian juga hantu indonesia itu bohongan. Nggak ada serem seremnya."
"Tapi kan..."
Mulut Kazua tertutup ketika melihat tatapan tajam Zafran padanya. Oke, film horror emang serem, tapi sepertinya tatapan Zafran juga nggak kalah serem. Membuat gadis itu dengan terpaksa terdiam. Dengan takut - takut Kazua menatap layar, film baru di mulai dan....
"Huwaaaa..."
Kalau bukan karena bekapan tangan Zafran cepat pada mulut Kazua bisa di pastikan jeritan gadis itu akan mengalahkan suara yang keluar film tersebut. Pria itu hanya mampu merutuk dalam hati ketika menyadari kalau kini mereka yang menjadi objek pandangan seisi studio. Untung saja suasananya remang jadi wajahnya tidak terlalu terekspos.
"Loe teriak apaan? Ceritanya belum juga di mulai. Sumpah, loe malu maluin gue banget."
"Gue beneran takut."
"Jangan kayak anak kecil. Kalau loe emang takut, loe tinggal tutup mata loe. Dan diem aja disono. Ngerti!"
Ntah karena memang mengerti atau karena ia takut dengan ancaman Zafran, yang jelas Kazua kembali mengangguk. Membuat Zafran menghembuskan nafas berlahan baru kemudian beralih kearah layar.
Selang waktu berlalu. Sesekali Zafran melirik kearah Kazua dalam gelap. Gadis itu masih memejamkan mata. Tak ingin terlalu memikirkanya Zafran kembali menatap layar. Walau ia tau film horror itu banyak adengan bohongnya tak urung ia ikut tegang mengikuti jalan ceritanya. Terlebih dengan backsound yang kadang semakin mendramatisir semuanya. Teriakan penonton akan kemunculan hantu yang tiba tiba juga menambah tegang suasana. Sampai kemudian...
"Huwaa..."
Siring dengan teriakan penonton yang untuk kesekian kalinya, Zafran menyadari kalau kini Kazua memeluknya erat. Terlalu erat malah, sampai sampai Zafran sendiri merasa kesulitan untuk bernafas. Saat ia berusaha untuk melerai pelukan gadis itu, saat itulah ia merasa ada yang salah.
"Kazu?" bisik Zafran lirih.
"Hiks hiks hiks," bukannya menjawab, Kazua justru malah terisak di dadanya. Membuat Zafran menoleh kekanan dan kekiri. Sepertinya masing masing penonton sibuk dengan jalan ceritanya sehingga sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi pada mereka berdua.
"Loe nangis?"
"Gue takut. Hiks hiks, kita keluar sekarang yuk," ajak Kazua lagi. Kali ini dengan nada jelas memohon.
Zafran ingin membantah, ketika menyadari kalau pelukan Kazua semakin kuat seiring dengan terikan pengujung yang kembali terdengar.
"Kalau emang takut kenapa loe malah nangis. loe kan bisa ikutan teriak?" kata Zafran terdengar memprotes, tapi Kazua tidak membalas. Gadis itu masih terisak dalam tangisnya.
"Oke, kita keluar sekarang. Tapi loe lepasin gue dulu ya," balas Zafran, kali ini dengan suara yang lembut.
Kali ini Kazua tidak membantah. Gadis itu melepaskan pelukanya, Walau tanganya tetap melingkar di lengan Zafran. Membuat pria itu segera menyadari kalau tangan Kazua terlalu dingin. Entah karena AC nya terlalu kenceng, atau karena gadis itu terlalu takut.
"Loe nggak usah liat kelayar, Loe liat gue aja. Kita keluar sekarang. Ngerti?" interuksi Zafran lirih. Kazua membalas dengan anggukan. Dengan berlahan gadis itu bangkit berdiri. Untung saja mereka duduk dibagian luar, jadi bisa langsung berlalu. Saat melangkah semakin mendekati layar untuk jalan keluar, Kazua semakin merapatkan tubuhnya kearah Zafran. Secara refleks, pria itu menutup kedua telinga Kazua agar tidak semakin ketakutan dengan irama film yang memang lebih menyeramkan kedengaranya dari pada kenyataanya.
"Jangan takut. Selama ada gue disini, loe pasti aman," bisik pria itu berusaha menenangkan. Kazua tidak membalas, gadis itu lebih memilih membenamkan wajahnya di bahu Zafran sambil terus melangkah.
Begitu keluar dari studio, barulah Kazua bisa sedikit bernafas lega. Gadis itu segera mendaratkan tubuhnya di kursi depan sambil menyeka air matanya yang masih mengalir. Sementara Zafran sibuk menoleh kekanan kiri. Untung saja sepi karena masing - masing film memang sedang di putar. Jadi orang - orang juga masih pada ngumpul di dalam. Bahkan penjaga yang biasanya berdiri di pintu masuk juga tidak terlihat. Tidak tau sedang kemana.
"Loe disini aja. Gue beli air dulu. Tadi ketinggalan di dalam. Jadi..."
"Jangan pergi," tangan Kazua dengan cepat menyambar Zafran sebelum pria itu sempat berlalu.
Merasakan gengaman kuat itu, Zafran menoleh kearah Kazua. Pipi gadis itu basah oleh air mata. Wajahnya juga terlihat pucat. Membuat Zafran tidak tega melihatnya. Entah dapat dorongan darimana, ia mencondongkan tubuhnya. Memeluk Kazua dan membiarkan gadis itu menumpahkan air mata di dadanya.
"Loe nangisnya udahan donk. Kalau ada yang liat bisa gawat tau. Ntar dikiranya gue ngapa - ngapain loe lagi," bisik Zafran sambil mengusap - usap pungung Kazua. Berharap itu bisa sedikit membantu.
Kazua tidak membalas. Hanya kepalanya yang mengangguk. Dan secara berlahan ia melerai pelukannya. Membiarkan Zafran kini duduk disampingnya sementara ia sendiri sibuk menyeka air matanya.
"Dimanfaatin sama cowok kemaren aja loe tetep tegar, malah masih bisa lari keliling lapangan. Masa cuma karena hantu bohongan loe malah nangis sampe kayak gini."
Kazua ingin protes tapi ucapannya terhenti. Zafran sedang menatapnya lekat. Bahkan tangan pria itu kini terulur sembari menyeka airmatanya dengan sapu tangan yang baru di ambil dari saku. Untuk sejenak suasana hening. Seolah terhipnotis, Kazua sama sekali tak mampu mengalihkan tatapanya.
"Loe udah baikan kan? Kita cari minum dulu yuk," ajakan Zafran menyadarkan Kazua dari keterpesonaanya. Tanpa kata gadis itu mengangguk. Bahkan sama sekali tidak protes ketika Zafran mengandeng tanganya. Ini adalah tangan yang sama yang mengandengya beberapa waktu yang lalu. Entah dapat keyakinan dari mana, kali ini rasanya berbeda.
"Loe udah makan malam?" tanya Zafran, kini keduanya sedang duduk disalah satu Kaffe yang ada disana.
Kepala Kazua mengeleng lemah, sebelum Zafran sempat membuka mulutnya, Kazua sudah terlebih dahulu menambahkan. "Gue nggak laper."
Zafran mengernyit, jelas merasa khawatir. Gadis itu tidak terlihat seperti biasanya.
"Gue pesen teh hangat aja ya."
Setelah terdiam sejenak, Zafran mengangguk. Dipanggilnya pelayan kaffe tersebut dan segera menyebutkan pesanannya. Tak sampai sepuluh menit, pelayan itu kembali dengan napan ditanganya. Dalam diam Kazua menyeruput teh hangatnya.
"Dasar Keysia sialan. Awas aja tu anak. Dia tau gue takut hantu, bisa - bisa nya dia ngerjain gue."
Zafran yang sedari tadi menunduk menatap coffee latte pesanannya kini menoleh. Tak bisa di cegah, tawa itu lepas begitu saja dari bibirnya. Terlebih ketika melihat raut cemberut di wajah Kazua. Benar benar kontras dengan tampilan gadis itu beberapa waktu yang lalu.
"Kenapa loe ketawa? Nggak ada yang lucu tau. Emangnya loe seneng juga ya liat gue menderita."
"Ha ha ha, gue ketawa bukan karena itu. Tapi karena..."
Gantian Kazua yang mengeryit karena Zafran mengantungkan ucapannya.
"Loe ketawa karena apa?"
"Ehem. Nggak. Bukan apa apa," elak Zafran sambil kembali pasang tanpang biasanya. "Tapi gue beneran salut tau. Ternyata cewek kayak loe bisa takut sama hantu. Dan lebih salut lagi, ternyata bisa nangis juga."
"Sialan loe," maki Kazua sambil memajukan mulutnya kesel. Diambilnya sendok, kemudian di aduk - aduknya teh hangat pesananya walaupun jelas, gulanya sudah mencari semua.
Untuk kali ini Zafran menyerah. Pria itu melipat sebelah tanganya di atas meja sementara tangan yang lain menopang dagunya. Matanya menatap lurus kearah Kazua. Mengamati raut gadis itu yang masih tidak menyadari kalau sedang di perhatikan.
"Gue lagi mikir nih. Kira kira pembalasan apa ya yang cocok buat Keysia. Apa gue adu domba aja ya dia sama pacarnya biar kemudian mereka berantem, terus putus dan kemudian bubaran. Atau gue buat dia..." saat itulah Kazua menyadari kalau Zafran sedang memperhatikan dirinya. Membuat ucapanya tercegat. "Loe kenapa natap gue kayak gitu?" tanya Kazua heran. Zafran hanya mengeleng sambil tersenyum samar.
"Udah. Kalau loe mau ngetawain gue, Ketawa aja. Gue tau, tadi itu gue emang ancur banget. Jelas malu - maluin. Jadi kalau loe mau ngledek gue, ledekin aja. Nggak usah di tahan gitu," gerut Kazua kesel.
Tapi Zafran tidak merespon walau masih tidak mengalihkan tatapannya membuat Kazua merasa jengah dan memilih mengabaikan pria itu.
"Kalau gitu, kita pulang aja yuk. Udah malam," ajak Kazua akhirnya.
Zafran mengeleng "Kita makan dulu."
"Gue kan udah bilang gue nggak laper, jadi..."
"Bukan karena loe laper, tapi karena loe butuh. Oke, jangan di bantah. Sekarang loe mau makan apa?"
"Eh dia malah bengong. Buruan pesen," kata Zafran lagi ketika dilihatnya Kazua hanya terdiam menatapnya.
"Hufh," Kazua tanpak menghebuskan nafas berlahan. Kedua tanganya ia lipat di atas meja dengan tatapan lurus kearah Zafran. Zafran awalanya mau bicara lagi, tapi urung. Pria itu lebih memilih membalas tatapan gadis di hadapanya sembari menunggu apa yang akan ia icapkan.
"Loe jangan terlalu baik gitu donk sama gue. Ntar kalau sampai gue yang jatuh cinta sama loe gimana? Kan nggak lucu kalau lagi - lagi gue harus patah hati bahkan sebelum ngerasain yang namanya jadian."
"Ha ha ha," tawa Zafran langsung lepas mendengarnya. Tapi itu hanya berlaku beberapa saat dan segera terhenti ketika mendapati kalau Kazua sama sekali tidak bereaksi.
"Loe nggak serius kan? Maksut gue loe nggak lagi jatuh cinta sama gue kan?" tanya Zafran hati - hati. Kali ini ia juga terlihat serius.
Kepala Kazua mengeleng, membuat Zafran gantian menghebuskan nafas lega. Belum sempat ia berujar, Kazua sudah terlebih dahulu menambahkan dengan suara lirih yang nyaris nggak kedengaran.
"Mungkin bukan 'nggak', tapi 'belum'."
Next to Kazua mencari cinta part 17
Detail Cerpen
Nah, biar nyambung sama jalang ceritanya, gimana kalau kita baca dulu bagian sebelumnya disini. Oke guys... Happy reading...
Kazua mencari cinta |
"Tadi kalian ngobrolin apaan?" tanya Zafran setengah berbisik kearah Kazua yang berjalan tepat di sampingnya.
"Sejak kapan gue harus laporan soal obrolan gue ke elo?" Kazua balik bertanya. Membuat Zafran tak urung mencibir. Terlebih ketika melihat gaya gadis itu mengatakannya.
"Soalnya, tadi itu kalian beneran keliatan mencurigakan gitu. Dan felling gue merasa nggak enak, gue ngerasa kaya..."
"Jangan lebay. Ayo masuk, filmnya udah mau mulai tuh," potong Kazua cepat. Bahkan gadis itu sengaja mengandeng lengan pria tersebut untuk mempercepat langkahnya. Tujuannya jelas, agar Zafran menutup mulutnya. Tapi sepertinya bukan itu yang Keysia tangkap. Terbukti dengan senyuman misterius gadis itu ketika melihat ia melewatinya sebelum kemudian Kazua duduk santai tepat dua baris di belakangnya.
Satu menit begitu Kazua duduk, santai itu langsung menghilang digantikan penyesalan tak berujung begitu melihat judul film yang tertera di layar. Kebodohan total yang ia lakukan adalah langsung mengiyakan ajakan gratis Keysia tanpa melihat judul film yang akan di tontonnya. Sumpah, Kazua sangat ingin memaki sahabatnya saat itu juga. Ia masih sangat ingat kalau Keysia tau pasti ia benci banget sama film horror. Dan sekarang film dengan genre tersebutlah yang sedang akan mulai ditayangkan. Belum apa - apa, Kazua sudah merasa takut duluan. Matanya menatap tajam kearah Keysia yang sama sekali tidak menyadarinya. Bukan saja karena posisi Kazua yang ada di belakang, tapi juga karena lampu studio sudah di matikan.
"Zaf, kita pulang aja yuk."
Zafran menoleh ketika mendengar bisikan lirih Kazua padanya. Terlebih gadis itu mencengkeram tangannya erat.
"Jangan bilang loe takut nonton film horror?"
Kepala Kazua mengangguk cepat. Terserah apakah Zafran akan meledeknya habis - habisan atau apapun itu. Yang jelas, ia tidak nyaman ada disana.
"Kalau loe takut kenapa kemaren main iyain aja," desis Zafran lagi. Dari nadanya jelas pria itu merasa kesel.
"Kemaren gue nggak tau. Keysia kan nggak bilang kita mau nonton apa. Udah deh, kita keluar aja yuk," pinta Kazua memelas.
"Ya nggak bisa lah. Udah terlanjur disini. Udah, kita nonton aja. Lagian juga hantu indonesia itu bohongan. Nggak ada serem seremnya."
"Tapi kan..."
Mulut Kazua tertutup ketika melihat tatapan tajam Zafran padanya. Oke, film horror emang serem, tapi sepertinya tatapan Zafran juga nggak kalah serem. Membuat gadis itu dengan terpaksa terdiam. Dengan takut - takut Kazua menatap layar, film baru di mulai dan....
"Huwaaaa..."
Kalau bukan karena bekapan tangan Zafran cepat pada mulut Kazua bisa di pastikan jeritan gadis itu akan mengalahkan suara yang keluar film tersebut. Pria itu hanya mampu merutuk dalam hati ketika menyadari kalau kini mereka yang menjadi objek pandangan seisi studio. Untung saja suasananya remang jadi wajahnya tidak terlalu terekspos.
"Loe teriak apaan? Ceritanya belum juga di mulai. Sumpah, loe malu maluin gue banget."
"Gue beneran takut."
"Jangan kayak anak kecil. Kalau loe emang takut, loe tinggal tutup mata loe. Dan diem aja disono. Ngerti!"
Ntah karena memang mengerti atau karena ia takut dengan ancaman Zafran, yang jelas Kazua kembali mengangguk. Membuat Zafran menghembuskan nafas berlahan baru kemudian beralih kearah layar.
Selang waktu berlalu. Sesekali Zafran melirik kearah Kazua dalam gelap. Gadis itu masih memejamkan mata. Tak ingin terlalu memikirkanya Zafran kembali menatap layar. Walau ia tau film horror itu banyak adengan bohongnya tak urung ia ikut tegang mengikuti jalan ceritanya. Terlebih dengan backsound yang kadang semakin mendramatisir semuanya. Teriakan penonton akan kemunculan hantu yang tiba tiba juga menambah tegang suasana. Sampai kemudian...
"Huwaa..."
Siring dengan teriakan penonton yang untuk kesekian kalinya, Zafran menyadari kalau kini Kazua memeluknya erat. Terlalu erat malah, sampai sampai Zafran sendiri merasa kesulitan untuk bernafas. Saat ia berusaha untuk melerai pelukan gadis itu, saat itulah ia merasa ada yang salah.
"Kazu?" bisik Zafran lirih.
"Hiks hiks hiks," bukannya menjawab, Kazua justru malah terisak di dadanya. Membuat Zafran menoleh kekanan dan kekiri. Sepertinya masing masing penonton sibuk dengan jalan ceritanya sehingga sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi pada mereka berdua.
"Loe nangis?"
"Gue takut. Hiks hiks, kita keluar sekarang yuk," ajak Kazua lagi. Kali ini dengan nada jelas memohon.
Zafran ingin membantah, ketika menyadari kalau pelukan Kazua semakin kuat seiring dengan terikan pengujung yang kembali terdengar.
"Kalau emang takut kenapa loe malah nangis. loe kan bisa ikutan teriak?" kata Zafran terdengar memprotes, tapi Kazua tidak membalas. Gadis itu masih terisak dalam tangisnya.
"Oke, kita keluar sekarang. Tapi loe lepasin gue dulu ya," balas Zafran, kali ini dengan suara yang lembut.
Kali ini Kazua tidak membantah. Gadis itu melepaskan pelukanya, Walau tanganya tetap melingkar di lengan Zafran. Membuat pria itu segera menyadari kalau tangan Kazua terlalu dingin. Entah karena AC nya terlalu kenceng, atau karena gadis itu terlalu takut.
"Loe nggak usah liat kelayar, Loe liat gue aja. Kita keluar sekarang. Ngerti?" interuksi Zafran lirih. Kazua membalas dengan anggukan. Dengan berlahan gadis itu bangkit berdiri. Untung saja mereka duduk dibagian luar, jadi bisa langsung berlalu. Saat melangkah semakin mendekati layar untuk jalan keluar, Kazua semakin merapatkan tubuhnya kearah Zafran. Secara refleks, pria itu menutup kedua telinga Kazua agar tidak semakin ketakutan dengan irama film yang memang lebih menyeramkan kedengaranya dari pada kenyataanya.
"Jangan takut. Selama ada gue disini, loe pasti aman," bisik pria itu berusaha menenangkan. Kazua tidak membalas, gadis itu lebih memilih membenamkan wajahnya di bahu Zafran sambil terus melangkah.
Begitu keluar dari studio, barulah Kazua bisa sedikit bernafas lega. Gadis itu segera mendaratkan tubuhnya di kursi depan sambil menyeka air matanya yang masih mengalir. Sementara Zafran sibuk menoleh kekanan kiri. Untung saja sepi karena masing - masing film memang sedang di putar. Jadi orang - orang juga masih pada ngumpul di dalam. Bahkan penjaga yang biasanya berdiri di pintu masuk juga tidak terlihat. Tidak tau sedang kemana.
"Loe disini aja. Gue beli air dulu. Tadi ketinggalan di dalam. Jadi..."
"Jangan pergi," tangan Kazua dengan cepat menyambar Zafran sebelum pria itu sempat berlalu.
Merasakan gengaman kuat itu, Zafran menoleh kearah Kazua. Pipi gadis itu basah oleh air mata. Wajahnya juga terlihat pucat. Membuat Zafran tidak tega melihatnya. Entah dapat dorongan darimana, ia mencondongkan tubuhnya. Memeluk Kazua dan membiarkan gadis itu menumpahkan air mata di dadanya.
"Loe nangisnya udahan donk. Kalau ada yang liat bisa gawat tau. Ntar dikiranya gue ngapa - ngapain loe lagi," bisik Zafran sambil mengusap - usap pungung Kazua. Berharap itu bisa sedikit membantu.
Kazua tidak membalas. Hanya kepalanya yang mengangguk. Dan secara berlahan ia melerai pelukannya. Membiarkan Zafran kini duduk disampingnya sementara ia sendiri sibuk menyeka air matanya.
"Dimanfaatin sama cowok kemaren aja loe tetep tegar, malah masih bisa lari keliling lapangan. Masa cuma karena hantu bohongan loe malah nangis sampe kayak gini."
Kazua ingin protes tapi ucapannya terhenti. Zafran sedang menatapnya lekat. Bahkan tangan pria itu kini terulur sembari menyeka airmatanya dengan sapu tangan yang baru di ambil dari saku. Untuk sejenak suasana hening. Seolah terhipnotis, Kazua sama sekali tak mampu mengalihkan tatapanya.
"Loe udah baikan kan? Kita cari minum dulu yuk," ajakan Zafran menyadarkan Kazua dari keterpesonaanya. Tanpa kata gadis itu mengangguk. Bahkan sama sekali tidak protes ketika Zafran mengandeng tanganya. Ini adalah tangan yang sama yang mengandengya beberapa waktu yang lalu. Entah dapat keyakinan dari mana, kali ini rasanya berbeda.
"Loe udah makan malam?" tanya Zafran, kini keduanya sedang duduk disalah satu Kaffe yang ada disana.
Kepala Kazua mengeleng lemah, sebelum Zafran sempat membuka mulutnya, Kazua sudah terlebih dahulu menambahkan. "Gue nggak laper."
Zafran mengernyit, jelas merasa khawatir. Gadis itu tidak terlihat seperti biasanya.
"Gue pesen teh hangat aja ya."
Setelah terdiam sejenak, Zafran mengangguk. Dipanggilnya pelayan kaffe tersebut dan segera menyebutkan pesanannya. Tak sampai sepuluh menit, pelayan itu kembali dengan napan ditanganya. Dalam diam Kazua menyeruput teh hangatnya.
"Dasar Keysia sialan. Awas aja tu anak. Dia tau gue takut hantu, bisa - bisa nya dia ngerjain gue."
Zafran yang sedari tadi menunduk menatap coffee latte pesanannya kini menoleh. Tak bisa di cegah, tawa itu lepas begitu saja dari bibirnya. Terlebih ketika melihat raut cemberut di wajah Kazua. Benar benar kontras dengan tampilan gadis itu beberapa waktu yang lalu.
"Kenapa loe ketawa? Nggak ada yang lucu tau. Emangnya loe seneng juga ya liat gue menderita."
"Ha ha ha, gue ketawa bukan karena itu. Tapi karena..."
Gantian Kazua yang mengeryit karena Zafran mengantungkan ucapannya.
"Loe ketawa karena apa?"
"Ehem. Nggak. Bukan apa apa," elak Zafran sambil kembali pasang tanpang biasanya. "Tapi gue beneran salut tau. Ternyata cewek kayak loe bisa takut sama hantu. Dan lebih salut lagi, ternyata bisa nangis juga."
"Sialan loe," maki Kazua sambil memajukan mulutnya kesel. Diambilnya sendok, kemudian di aduk - aduknya teh hangat pesananya walaupun jelas, gulanya sudah mencari semua.
Untuk kali ini Zafran menyerah. Pria itu melipat sebelah tanganya di atas meja sementara tangan yang lain menopang dagunya. Matanya menatap lurus kearah Kazua. Mengamati raut gadis itu yang masih tidak menyadari kalau sedang di perhatikan.
"Gue lagi mikir nih. Kira kira pembalasan apa ya yang cocok buat Keysia. Apa gue adu domba aja ya dia sama pacarnya biar kemudian mereka berantem, terus putus dan kemudian bubaran. Atau gue buat dia..." saat itulah Kazua menyadari kalau Zafran sedang memperhatikan dirinya. Membuat ucapanya tercegat. "Loe kenapa natap gue kayak gitu?" tanya Kazua heran. Zafran hanya mengeleng sambil tersenyum samar.
"Udah. Kalau loe mau ngetawain gue, Ketawa aja. Gue tau, tadi itu gue emang ancur banget. Jelas malu - maluin. Jadi kalau loe mau ngledek gue, ledekin aja. Nggak usah di tahan gitu," gerut Kazua kesel.
Tapi Zafran tidak merespon walau masih tidak mengalihkan tatapannya membuat Kazua merasa jengah dan memilih mengabaikan pria itu.
"Kalau gitu, kita pulang aja yuk. Udah malam," ajak Kazua akhirnya.
Zafran mengeleng "Kita makan dulu."
"Gue kan udah bilang gue nggak laper, jadi..."
"Bukan karena loe laper, tapi karena loe butuh. Oke, jangan di bantah. Sekarang loe mau makan apa?"
"Eh dia malah bengong. Buruan pesen," kata Zafran lagi ketika dilihatnya Kazua hanya terdiam menatapnya.
"Hufh," Kazua tanpak menghebuskan nafas berlahan. Kedua tanganya ia lipat di atas meja dengan tatapan lurus kearah Zafran. Zafran awalanya mau bicara lagi, tapi urung. Pria itu lebih memilih membalas tatapan gadis di hadapanya sembari menunggu apa yang akan ia icapkan.
"Loe jangan terlalu baik gitu donk sama gue. Ntar kalau sampai gue yang jatuh cinta sama loe gimana? Kan nggak lucu kalau lagi - lagi gue harus patah hati bahkan sebelum ngerasain yang namanya jadian."
"Ha ha ha," tawa Zafran langsung lepas mendengarnya. Tapi itu hanya berlaku beberapa saat dan segera terhenti ketika mendapati kalau Kazua sama sekali tidak bereaksi.
"Loe nggak serius kan? Maksut gue loe nggak lagi jatuh cinta sama gue kan?" tanya Zafran hati - hati. Kali ini ia juga terlihat serius.
Kepala Kazua mengeleng, membuat Zafran gantian menghebuskan nafas lega. Belum sempat ia berujar, Kazua sudah terlebih dahulu menambahkan dengan suara lirih yang nyaris nggak kedengaran.
"Mungkin bukan 'nggak', tapi 'belum'."
Next to Kazua mencari cinta part 17
Detail Cerpen
- Judul Cerbung : Kazua Mencari Cinta
- Penulis : Ana Merya
- Twitter : @ana_merya
- Status : Complete
- Jumlah Part : 16 ~ 22
- Genre : Remaja
D lnjutn lg yach.. Btw,,part endingnya nympe brp?
ReplyDeleteSyiiip....
DeleteEmp, belum tau juga sih. di usahain nggak lebih dari 20.
:D
lanjutkan
ReplyDeleteSyip....
Deletengak sabar nunggu lanjutannya :3
ReplyDeletekaryanya tambah lagi sambil mau blajar bikin juga nih :D
ReplyDeleteKok lm bgt sich lnjutnya kak.. Stiap hr aq bka trs,,jgn lm2 y kak..
ReplyDelete