Cerbung Love Is Sweet But Unpredictable ~ 05
Guys, masih inget sama Cerbung Love Is Sweet But Unpredictable nggak? Ada yang nungguin kelanjutan ceritanya kah? Maafkanlah admin yang masih belajar menulis ini yang sering kehabisan ide. So, buat yang nungguin, bisa simak kisanya di bawah. Untuk yang lupa sama jalan ceritanya bisa baca dulu bagian sebelumnya disini. Happy reading ya. Jangan lupa RCL...
I really really really really really really like you
And I want you. Do you want me? Do you want me too?
Sambil terus membereskan rumahnya, tak urung suara Vhany ikut mengalunkan bait dari lagu yang cetar membahana dari radio yang sengaja ia stel keras keras. Mumpung libur ia sengaja berprilaku ala anak remaja yang rajin dan berbakti pada orang tua. Dengan kemoceng di tangan, ia mulai menyapukan pada prabotan di seluruh ruang keluarga. Kamarnya sendiri sudah ia bereskan. Kebetulan hari ini kedua orang tuanya sedang keluar karena ada acara hajatan di rumah kerabat jauhnya. Dan berhubung mereka memang tidak memiliki pembantu, di tambah juga ia adalah sebuah keluarga sederhana, makanya semuanya di lakukan sendiri.
Suara bel yang terdengar membuat aktivitas Vhany terhenti. Dengan ogah - ogahan gadis itu beranjak untuk membukakan pintu. Tebaknya yang datang pastilah Ririn, anak tetanga sebelah yang setahun lebih muda darinya yang biasanya memang selalu menghabiskan waktu di bersama jika sedang libur.
Namun sayang, tebakannya salah. Dan kini Vhany hanya mampu mengedap kedipkan matanya dengan tatapan tak percaya. Kemoceng sendiri masih mengantung di tangannya. Tubuhnya mendadak kaku ketika mendapati Kei yang berdiri tepat dihadapan lengkap dengan senyum manisnya.
"Hai."
Vhany masih bengong. Demi apa ni orang nongol nggak pake ngabarin?!
"Loe nggak nawarin gue masuk?"
"Eh?"
Vhany segera merutuki kebodohannya sendiri. Dengan cepat ia menyingkir dari pintu. "Eh, em... Masuk Kei."
"Lagi beres beres ya?" tanya Kei sambil melangkah mengikuti Vhany yang kini menuntunnya kearah ruang keluarga.
"Em, oh.. iya."
Njir, ini kenapa Vhany jadi kayak orang gagu gini?
"Silahkan duduk Kei," Vhany mempersilahkan tamunya untuk duduk. Ia sendiri juga ikut duduk di sopa seberang Kei. Tanpa sadar tangannya memilin milin bulu kemoceng di tangan, mengabaikan fakta bahwa benda tersebut berdebu. Jelas ia merasa salah tingkah. Kei sendiri juga belum buka mulut.
"Oh ya, mau minum apa?" tawar Vhany kemudian.
"Santai aja. Nggak usah repot repot. Keliatannya gue ganggu aktivitas loe ya? Lagi beres beres rumah kan?"
"Nggak ganggu kok," Vhany yang merasa kalau kalimatnya barusan terdengar tarlalu cepat segera meralatnya. "Maksud gue, dari pada nggak ada kegiatan gue biasanya emang beres beresin rumah. Secara nggak ada pembantu, sekalian biar gerak juga ni badan. Dari pada bengong dan... ya begitulah."
"Ya ampun Vhan, elo kenapa jadi salah tingkah gitu. Ini cuma gue lagi yang datang. Ngegemesin banget sih. Ha ha ha."
"Eh."
Vhany mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk. Untuk kedua kalinya gadis itu bengong. Jika sebelumnya kaget karena kemunculan Kei yang tiba - tiba, kali ini Vhany bengong karena terpesona. Cara Kei ketawa keren banget.
"Ehem, loe kenapa jadi liatin gue gitu?"
Vhany hanya mengeleng sembari mengalihkan tatapannya. Mencoba menyembunyikan rona merah dari pipinya yang mendadak terasa panas karena malu.
"Loe tunggu bentar ya, gue ambilin minum dulu."
Tidak perlu menunggu kalimat balasan dari Kei, Vhany segera beranjak kearah dapur rumahnya. Tanpa sadar tangannya terulur menyentuh dadanya yang mendadak terasa bergemuruh. Walaupun merasa malu namun tak urung senyum bodoh masih bertenger di bibirnya. Dengan langkah santai gadis itu membuka kulkas, mencari es batu di dalam freezer. Sepertinya ia bisa menyiapkan sirup untuk sang tamu.
"Aaa... "
"Prang..."
Jeritan Vhany terdengar seiring dengan suara nyaring napan yang lepas dari tangannya baru kemudian jatuh kelantai. Gadis itu menatap horor kearah kaca lemari berkakas tepat dihadapan. Celana pendek, kaos kebesaran yang warnanya saja sudah luntur karena keseringan di cuci, di tambah rambutnya yang dikucir asal serta muka yang kucel tanpa polesan bedak sama sekali. Ciri khas belum mandi.
"Vhany, loe kenapa?"
"Nggak, gue nggak papa. Loe di situ aja. Ini... cuma... emp ada kecoa."
Walau lemot, Vhany mensyukuri kerja mulutnya yang bisa asal lontar jawaban. Kan nggak lucu, kalau ia tiba tiba jawab kalau ia kaget melihat penampakan dirinya sendiri.
Tunggu, kalau Vhany aja kaget, gimana sama Kei? Bukannya Kei barusan liat dia tampil ancur gini?
I really really really really really really like you
And I want you. Do you want me? Do you want me too?
Sambil terus membereskan rumahnya, tak urung suara Vhany ikut mengalunkan bait dari lagu yang cetar membahana dari radio yang sengaja ia stel keras keras. Mumpung libur ia sengaja berprilaku ala anak remaja yang rajin dan berbakti pada orang tua. Dengan kemoceng di tangan, ia mulai menyapukan pada prabotan di seluruh ruang keluarga. Kamarnya sendiri sudah ia bereskan. Kebetulan hari ini kedua orang tuanya sedang keluar karena ada acara hajatan di rumah kerabat jauhnya. Dan berhubung mereka memang tidak memiliki pembantu, di tambah juga ia adalah sebuah keluarga sederhana, makanya semuanya di lakukan sendiri.
Suara bel yang terdengar membuat aktivitas Vhany terhenti. Dengan ogah - ogahan gadis itu beranjak untuk membukakan pintu. Tebaknya yang datang pastilah Ririn, anak tetanga sebelah yang setahun lebih muda darinya yang biasanya memang selalu menghabiskan waktu di bersama jika sedang libur.
Namun sayang, tebakannya salah. Dan kini Vhany hanya mampu mengedap kedipkan matanya dengan tatapan tak percaya. Kemoceng sendiri masih mengantung di tangannya. Tubuhnya mendadak kaku ketika mendapati Kei yang berdiri tepat dihadapan lengkap dengan senyum manisnya.
"Hai."
Vhany masih bengong. Demi apa ni orang nongol nggak pake ngabarin?!
"Loe nggak nawarin gue masuk?"
"Eh?"
Vhany segera merutuki kebodohannya sendiri. Dengan cepat ia menyingkir dari pintu. "Eh, em... Masuk Kei."
"Lagi beres beres ya?" tanya Kei sambil melangkah mengikuti Vhany yang kini menuntunnya kearah ruang keluarga.
"Em, oh.. iya."
Njir, ini kenapa Vhany jadi kayak orang gagu gini?
"Silahkan duduk Kei," Vhany mempersilahkan tamunya untuk duduk. Ia sendiri juga ikut duduk di sopa seberang Kei. Tanpa sadar tangannya memilin milin bulu kemoceng di tangan, mengabaikan fakta bahwa benda tersebut berdebu. Jelas ia merasa salah tingkah. Kei sendiri juga belum buka mulut.
"Oh ya, mau minum apa?" tawar Vhany kemudian.
"Santai aja. Nggak usah repot repot. Keliatannya gue ganggu aktivitas loe ya? Lagi beres beres rumah kan?"
"Nggak ganggu kok," Vhany yang merasa kalau kalimatnya barusan terdengar tarlalu cepat segera meralatnya. "Maksud gue, dari pada nggak ada kegiatan gue biasanya emang beres beresin rumah. Secara nggak ada pembantu, sekalian biar gerak juga ni badan. Dari pada bengong dan... ya begitulah."
"Ya ampun Vhan, elo kenapa jadi salah tingkah gitu. Ini cuma gue lagi yang datang. Ngegemesin banget sih. Ha ha ha."
"Eh."
Vhany mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk. Untuk kedua kalinya gadis itu bengong. Jika sebelumnya kaget karena kemunculan Kei yang tiba - tiba, kali ini Vhany bengong karena terpesona. Cara Kei ketawa keren banget.
"Ehem, loe kenapa jadi liatin gue gitu?"
Vhany hanya mengeleng sembari mengalihkan tatapannya. Mencoba menyembunyikan rona merah dari pipinya yang mendadak terasa panas karena malu.
"Loe tunggu bentar ya, gue ambilin minum dulu."
Tidak perlu menunggu kalimat balasan dari Kei, Vhany segera beranjak kearah dapur rumahnya. Tanpa sadar tangannya terulur menyentuh dadanya yang mendadak terasa bergemuruh. Walaupun merasa malu namun tak urung senyum bodoh masih bertenger di bibirnya. Dengan langkah santai gadis itu membuka kulkas, mencari es batu di dalam freezer. Sepertinya ia bisa menyiapkan sirup untuk sang tamu.
"Aaa... "
"Prang..."
Jeritan Vhany terdengar seiring dengan suara nyaring napan yang lepas dari tangannya baru kemudian jatuh kelantai. Gadis itu menatap horor kearah kaca lemari berkakas tepat dihadapan. Celana pendek, kaos kebesaran yang warnanya saja sudah luntur karena keseringan di cuci, di tambah rambutnya yang dikucir asal serta muka yang kucel tanpa polesan bedak sama sekali. Ciri khas belum mandi.
"Vhany, loe kenapa?"
"Nggak, gue nggak papa. Loe di situ aja. Ini... cuma... emp ada kecoa."
Walau lemot, Vhany mensyukuri kerja mulutnya yang bisa asal lontar jawaban. Kan nggak lucu, kalau ia tiba tiba jawab kalau ia kaget melihat penampakan dirinya sendiri.
Tunggu, kalau Vhany aja kaget, gimana sama Kei? Bukannya Kei barusan liat dia tampil ancur gini?
kak ana cerita yang ini kapan di lanjutin.udah nggak sabar pengen tau kelanjutannya
ReplyDelete