Cerpen Cinta Sejati "Dari di Tabrak Gue di Tembak" ~ 01
One more, cerpen baru lagi guys. Tepatnya cerpen Dari ditabrak gue di tembak yang hanya terdiri dari dua bagian. Tadinya malah cuma mau di bikin satu part aja, eh tahunya malah kepanjangan. So buat yang penasaran, bisa langsung simak ke bawah. Kalau suka, jangan lupa RCL ya biar admin lebih semangat nulis cerita lainnya. Happy reading....
“Kalau yang namanya cowok cakep itu emang harusnya di taksir,” kata Cha cha dengan nada tegas. Merasa kesel juga ia sedari tadi harus berdebat dengan Tinie tentang hal yang sama.
Tadi saat keduanya sedang berbelanja di supermarket terdekat tanpa sengaja Tinie menabrak seseorang yang kebetulan lewat di hadapannya. Ralat, maksutnya Tinie di tabrak sama seseorang yang kebetulan lewat dihadapannya. Karena nyatanya orang itu yang jalan tidak melihat lihat karena keasikan memainkan hendphone di tangannya. Bahkan, Ice cream yang kebetulan sedang Tinie makan jatuh mengenai bajunya. Membuat baju kesayangannya terlihat kotor. Namun sayangnya, sebelum mulut Tinie sempat terbuka untuk marah marah, Cha cha sudah terlebih dahulu minta maaf. Bahkan, membiarkan orang itu pergi dengan santainya. Alasannya cukup klise, orang yang menabrak Tinie adalah seorang cowok _yang menurut Cha cha_ cakep.
“Tapi nggak harus gitu juga kali, loe nggak liat ni baju gue jadi kotor gini?” balas Tinie masih nggak terima.
“Hais,” Cha cha menghentikan langkahnya. Matanya menatap lelah kearah Tinie. “Mau gue yang bayarin buat laundry?”
“Nggak usah. Ma kasih,” sahut Tinie ketus sambil menghentakan kaki lebih keras, melangkah mejauh meninggalkan Cha cha yang hanya angkat bahu melihatnya. Sama sekali tidak merasa bersalah pada sahabatnya.
Lagi pula apa yang ia katakan itu benar bukan? Baiklah, tidak semuanya benar. Masalah tampang itu bukan segalanya, tapi tetep itu jadi penilaian seseorang yang pertama. Kalau nggak percaya, coba aja ngelamar kerjaan. Pasti yang dilihat pertama penampilan duluan. Baru yang lain menyusul belakangan. Yang ngebantah bisa di pastikan belum pernah ngelamar kerjaan. :D
“Cha cha.”
Sebuah teriakan bernada cempreng menyadarkan Cha cha dari lamunannya. Dengan gaya slow motion ala iklan shampoo ia berbalik. Matanya sedikit menyipit sebelum kemudian melotot sempurna.
“Awaaaaaas!!!”
“Brug.”
Seiring dengan teriakan itu, tubuh Cha cha mendarat sempurna di aspal bersama dengan sebuah sepeda yang menabraknya. Sakit. Sungguh kali ini ia tidak berbohong. Sekarang ia mengerti kenapa Tinie tadi marah – marah ketika di tabrak, karena kini ia juga merasa hal yang sama kalau tidak ingin di bilang lebih parah dari sebelumnya.
“Kelvin..! Gue segede gini kenapa bisa loe tabrak?!” teriak Cha cha sekuat tenaga. Mengabaikan orang – orang di sekeliling yang kini menatapnya. Ada yang terlihat menahan tawa, ada juga yang terlihat iba. Sayangnya tiada yang terlihat bersedia untuk membantunya.
“Aduh, sory Cha. Sakit ya?” tanya Kelvin sambil bangkit berdiri. Akibat tabrakan barusan ia memang juga jatuh tersengkur. Dengan segera di hampirinya Cha cha yang masih duduk tak berkutik.
“Tentu saja sakit,” balas Cha cha ketus. Berlahan ia mencoba berdiri sebelum kemudian terjatuh lagi. Kakinya terasa berdenyut nyeri. Sekilas ia melihat bekas roda di celana jeansnya.
“Sory, gue nggak sengaja,” kata Kelvin sambil mengulurkan tangan. Membantu Cha cha untuk berdiri.
“Kaki gue sakit, dan gue nggak bisa jalan. Jadi, buruan gendong gue?” perintah Cha cha yang membuat Kelvin langsung terdiam.
“Kenapa? Loe keberatan?” tuduh Cha cha langsung saat tiada reaksi dari Kelvin yang justru malah menatapnya dari kepala hingga kaki.
"Jangan pernah pernah berpikir kalau gue gendut. Gue udah ikuti program diet, dan sekarang berat gue proporsional" sambung Cha cha lagi.
Kali ini Kelvin tertawa, tak mampu menahan rasa geli dihatinya.
"Gue nggak pernah bilang loe gendut, dan gue juga nggak pernah bilang loe berat. Selain itu, gue juga nggak keberatan kok kalo harus ngendong loe. Justru gue malah mau nanya, yakin loe nggak keberatan gue gendong?"
Gantian Cha cha yang terdiam. Matanya sedikit menyipit memperhatikan Kelvin yang juga sedang menatap kearahnya. Tanpa di komando, tangannya langsung terangkat sebelum kemudian mendarat telak di kepala Kelvin membuat rintihan mengaduh keluar dari mulut pria itu.
"Dasar mesum," teriak Cha cha memaki.
"Siapa yang mesum. Pikiran loe tuh yang melantur kemana - mana. Gue kan tadi cuma nanya loe keberatan atau nggak gue gendong. Emangnya loe pikir gue mikir apaan?" balas Kelvin terdengar memprotes.
Cha cha tidak membalas hanya mulutnya yang mencibir sinis.
"Ya sudah, ayo naik."
Yang namanya jatuh emang nggak bisa di tentuin
Apalagi kalau jatuhnya itu jatuh cinta.
Apalagi kalau jatuhnya itu jatuh cinta.
“Kalau yang namanya cowok cakep itu emang harusnya di taksir,” kata Cha cha dengan nada tegas. Merasa kesel juga ia sedari tadi harus berdebat dengan Tinie tentang hal yang sama.
Tadi saat keduanya sedang berbelanja di supermarket terdekat tanpa sengaja Tinie menabrak seseorang yang kebetulan lewat di hadapannya. Ralat, maksutnya Tinie di tabrak sama seseorang yang kebetulan lewat dihadapannya. Karena nyatanya orang itu yang jalan tidak melihat lihat karena keasikan memainkan hendphone di tangannya. Bahkan, Ice cream yang kebetulan sedang Tinie makan jatuh mengenai bajunya. Membuat baju kesayangannya terlihat kotor. Namun sayangnya, sebelum mulut Tinie sempat terbuka untuk marah marah, Cha cha sudah terlebih dahulu minta maaf. Bahkan, membiarkan orang itu pergi dengan santainya. Alasannya cukup klise, orang yang menabrak Tinie adalah seorang cowok _yang menurut Cha cha_ cakep.
“Tapi nggak harus gitu juga kali, loe nggak liat ni baju gue jadi kotor gini?” balas Tinie masih nggak terima.
“Hais,” Cha cha menghentikan langkahnya. Matanya menatap lelah kearah Tinie. “Mau gue yang bayarin buat laundry?”
“Nggak usah. Ma kasih,” sahut Tinie ketus sambil menghentakan kaki lebih keras, melangkah mejauh meninggalkan Cha cha yang hanya angkat bahu melihatnya. Sama sekali tidak merasa bersalah pada sahabatnya.
Lagi pula apa yang ia katakan itu benar bukan? Baiklah, tidak semuanya benar. Masalah tampang itu bukan segalanya, tapi tetep itu jadi penilaian seseorang yang pertama. Kalau nggak percaya, coba aja ngelamar kerjaan. Pasti yang dilihat pertama penampilan duluan. Baru yang lain menyusul belakangan. Yang ngebantah bisa di pastikan belum pernah ngelamar kerjaan. :D
“Cha cha.”
Sebuah teriakan bernada cempreng menyadarkan Cha cha dari lamunannya. Dengan gaya slow motion ala iklan shampoo ia berbalik. Matanya sedikit menyipit sebelum kemudian melotot sempurna.
“Awaaaaaas!!!”
“Brug.”
Seiring dengan teriakan itu, tubuh Cha cha mendarat sempurna di aspal bersama dengan sebuah sepeda yang menabraknya. Sakit. Sungguh kali ini ia tidak berbohong. Sekarang ia mengerti kenapa Tinie tadi marah – marah ketika di tabrak, karena kini ia juga merasa hal yang sama kalau tidak ingin di bilang lebih parah dari sebelumnya.
“Kelvin..! Gue segede gini kenapa bisa loe tabrak?!” teriak Cha cha sekuat tenaga. Mengabaikan orang – orang di sekeliling yang kini menatapnya. Ada yang terlihat menahan tawa, ada juga yang terlihat iba. Sayangnya tiada yang terlihat bersedia untuk membantunya.
“Aduh, sory Cha. Sakit ya?” tanya Kelvin sambil bangkit berdiri. Akibat tabrakan barusan ia memang juga jatuh tersengkur. Dengan segera di hampirinya Cha cha yang masih duduk tak berkutik.
“Tentu saja sakit,” balas Cha cha ketus. Berlahan ia mencoba berdiri sebelum kemudian terjatuh lagi. Kakinya terasa berdenyut nyeri. Sekilas ia melihat bekas roda di celana jeansnya.
“Sory, gue nggak sengaja,” kata Kelvin sambil mengulurkan tangan. Membantu Cha cha untuk berdiri.
“Kaki gue sakit, dan gue nggak bisa jalan. Jadi, buruan gendong gue?” perintah Cha cha yang membuat Kelvin langsung terdiam.
“Kenapa? Loe keberatan?” tuduh Cha cha langsung saat tiada reaksi dari Kelvin yang justru malah menatapnya dari kepala hingga kaki.
"Jangan pernah pernah berpikir kalau gue gendut. Gue udah ikuti program diet, dan sekarang berat gue proporsional" sambung Cha cha lagi.
Kali ini Kelvin tertawa, tak mampu menahan rasa geli dihatinya.
"Gue nggak pernah bilang loe gendut, dan gue juga nggak pernah bilang loe berat. Selain itu, gue juga nggak keberatan kok kalo harus ngendong loe. Justru gue malah mau nanya, yakin loe nggak keberatan gue gendong?"
Gantian Cha cha yang terdiam. Matanya sedikit menyipit memperhatikan Kelvin yang juga sedang menatap kearahnya. Tanpa di komando, tangannya langsung terangkat sebelum kemudian mendarat telak di kepala Kelvin membuat rintihan mengaduh keluar dari mulut pria itu.
"Dasar mesum," teriak Cha cha memaki.
"Siapa yang mesum. Pikiran loe tuh yang melantur kemana - mana. Gue kan tadi cuma nanya loe keberatan atau nggak gue gendong. Emangnya loe pikir gue mikir apaan?" balas Kelvin terdengar memprotes.
Cha cha tidak membalas hanya mulutnya yang mencibir sinis.
"Ya sudah, ayo naik."
walah bersambung lagi asik asik baca :(
ReplyDeleteditunggu yaa kelanjutnya, oh iya mampir ke http://catatankiting.blogspot.com/
ah. mana mana nih lanjutannya.
ReplyDeletebikin penasaran aja
masih lama gak di update? jam berapa? hari apa?
gak sabar nih
hehe
keren broh :)
ReplyDeletecepet dilanjutin donkk kak ,, pnasaran ...:)
ReplyDelete