Cerpen Persahabatan "Aku cinta kamu bodoh" ~ 01
Liat status fb lewad, tiba tiba cling ada ide mampir. And then sekalian buat nebus dua cerpen sebelumnya yang berakhir ngenes terutama cerpen gerimis ini turun untuk mu, akhirnya sang admin membuat cerpen satu lagi. Yups cerpen aku cinta kamu bodoh. Gimana sama cerpennya langsung simak ke bawah aja deh guys. Oh iya, Novel online kazua mencari cinta gimana kabarnya ya? Perasaan tuh cerpen satu udah sama dan sebangun nasipnya kek cerpen Si Ai En Ti E. Wukakakakka.... #nyungsep.
"Nah, sekarang udah balance kan antara debit dan kreditnya?"
Raysa tidak membalas. Hanya kepalanya saja yang menoleh, menatap langsung kearah wajah Fahrizi yang berada dalam jarak lebih kurang satu jengkal darinya yang juga sedang menatapnya. Mau tak mau Raysa hanya mampu melemparkan cengiran di wajah. Sudah lebih dari satu jam ia berusaha untuk menyelesaikan tugas akuntansi dari gurunya, tapi selalu ada yang salah. Ia yakin ia sudah melakukannya dengan benar, tapi entah kenapa hasil akhirnya selalu berbeda. Antara debit dan kredit tidak sama. Untung saja pada saat itu, Fahrizi berkunjung kerumahnya. Memanfaatkan otak pria itu yang memang lumayan encer, akhirnya ia bisa menyelesaikan semuanya.
"Tapi tetep aja. Gue masih nggak ngerti. Kenapa beban listrik, air, telpon dan beban - beban lainnya masuk keakun debit sementara pendapatan yang jelas jelas menghasilkan malah masuk keakun kredit. Harusnya kan sebaliknya," gumam Raysa sambil mengalihkan perhatiannya kearah buku di hadapan. Sibuk memindahkan angka yang tertera di kalkulator untuk di pindahkan kedalam catatannya.
"Hufh," Fahrizi tampak menghembuskan nafas lelah. "Apa gue harus menjelaskan semuanya 'lagi?" sambung pria itu sembari dengan sengaja menekankan kata 'lagi', karena pada kenyataannya ia sudah menjelaskan itu semua untuk kesekian kalinya.
"Nggak usah deh. Ma kasih. Lain kali aja. Selain tangan gue udah cape, sebenernya otak gue juga," tolak Raysa cepat.
"Bilang saja kalau loe nggak mau di anggap bodoh," ledek Fahrizi. Raysa hanya membalas dengan tatapan tajam, tapi Fahrizi hanya angkat bahu.
"Denger ya, gue itu bukan bodoh. Cuma..." Reysa mengantungkan ucapannya karena Fahrizi tiba - tiba menatap lurus kearahnya. Pasang mode raut tertarik, terlebih dengan jarak sedekat itu membuat Reysa lagi lagi kembali menelan ludah getir. "Ehem, cuma kebetulan emang nggak terlalu pintar," sambungnya lirih. Berbanding balik dengan Fahrizi yang langsung ngakak di tempat.
"Sudahlah. Loe pulang aja sana," usir Raysa sambil menorong tubuh Fahrizi menjauh.
"Ck ck ck, selain nggak bisa menyelesaikan tugas dengan benar, sepertinya loe juga nggak bisa berterima kasih dengan baik," cela Fahrizi mengeleng - gelengkan kepala, sengaja meledek gadis di hadapannya. Entah mengapa, melihat raut kesel di wajah Raysa bisa menjadi hiburan tersendiri untuknya.
"Diem loe. Sudah, pulang sana. Udah mau malam tau. Ntar kejebak macet. Jangan lupa besok jemput gue agak pagian ya. Gue mau sekalian nganter oderan oriflame. Loe kalau mau ikutan juga boleh, untuk info lebih lanjut hubungi langsung aja kesini." #AdminPROMO.. :D XD
Bukannya kesel, Fahrizi justru malah mengangguk manut. Ia sudah cukup tau dengan sifat Raysa. Bahkan sepertinya ia sudah mengenali gadis itu melebihi gadis itu sendiri. Setelah terlebih dahulu menyambar cokies yang ada di dalam toples, Fahrizi segera pamit pulang kerumah.
Aku cinta kamu bodoh |
"Nah, sekarang udah balance kan antara debit dan kreditnya?"
Raysa tidak membalas. Hanya kepalanya saja yang menoleh, menatap langsung kearah wajah Fahrizi yang berada dalam jarak lebih kurang satu jengkal darinya yang juga sedang menatapnya. Mau tak mau Raysa hanya mampu melemparkan cengiran di wajah. Sudah lebih dari satu jam ia berusaha untuk menyelesaikan tugas akuntansi dari gurunya, tapi selalu ada yang salah. Ia yakin ia sudah melakukannya dengan benar, tapi entah kenapa hasil akhirnya selalu berbeda. Antara debit dan kredit tidak sama. Untung saja pada saat itu, Fahrizi berkunjung kerumahnya. Memanfaatkan otak pria itu yang memang lumayan encer, akhirnya ia bisa menyelesaikan semuanya.
"Tapi tetep aja. Gue masih nggak ngerti. Kenapa beban listrik, air, telpon dan beban - beban lainnya masuk keakun debit sementara pendapatan yang jelas jelas menghasilkan malah masuk keakun kredit. Harusnya kan sebaliknya," gumam Raysa sambil mengalihkan perhatiannya kearah buku di hadapan. Sibuk memindahkan angka yang tertera di kalkulator untuk di pindahkan kedalam catatannya.
"Hufh," Fahrizi tampak menghembuskan nafas lelah. "Apa gue harus menjelaskan semuanya 'lagi?" sambung pria itu sembari dengan sengaja menekankan kata 'lagi', karena pada kenyataannya ia sudah menjelaskan itu semua untuk kesekian kalinya.
"Nggak usah deh. Ma kasih. Lain kali aja. Selain tangan gue udah cape, sebenernya otak gue juga," tolak Raysa cepat.
"Bilang saja kalau loe nggak mau di anggap bodoh," ledek Fahrizi. Raysa hanya membalas dengan tatapan tajam, tapi Fahrizi hanya angkat bahu.
"Denger ya, gue itu bukan bodoh. Cuma..." Reysa mengantungkan ucapannya karena Fahrizi tiba - tiba menatap lurus kearahnya. Pasang mode raut tertarik, terlebih dengan jarak sedekat itu membuat Reysa lagi lagi kembali menelan ludah getir. "Ehem, cuma kebetulan emang nggak terlalu pintar," sambungnya lirih. Berbanding balik dengan Fahrizi yang langsung ngakak di tempat.
"Sudahlah. Loe pulang aja sana," usir Raysa sambil menorong tubuh Fahrizi menjauh.
"Ck ck ck, selain nggak bisa menyelesaikan tugas dengan benar, sepertinya loe juga nggak bisa berterima kasih dengan baik," cela Fahrizi mengeleng - gelengkan kepala, sengaja meledek gadis di hadapannya. Entah mengapa, melihat raut kesel di wajah Raysa bisa menjadi hiburan tersendiri untuknya.
"Diem loe. Sudah, pulang sana. Udah mau malam tau. Ntar kejebak macet. Jangan lupa besok jemput gue agak pagian ya. Gue mau sekalian nganter oderan oriflame. Loe kalau mau ikutan juga boleh, untuk info lebih lanjut hubungi langsung aja kesini." #AdminPROMO.. :D XD
Bukannya kesel, Fahrizi justru malah mengangguk manut. Ia sudah cukup tau dengan sifat Raysa. Bahkan sepertinya ia sudah mengenali gadis itu melebihi gadis itu sendiri. Setelah terlebih dahulu menyambar cokies yang ada di dalam toples, Fahrizi segera pamit pulang kerumah.
Mbk,,lnjutn kazua mncr cnt kok lm sich.
ReplyDelete